webnovel

Anak asuhku Anakku

mei_yama · Teen
Not enough ratings
53 Chs

6.

Seperti biasa di sepertiga malam, Lily bangun dan menunaikan ibadahnya. Lily berceloteh ria mengadu segala keluh kesahnya pada sang khalik. Lily dan Mbah dul beribadah bersama namun dengan doa dan isi curhatan yang berbeda.

samar samar terdengar seperti suara dengkuran orang yang tengah tertidur, Lily menengok mbok iti yang sedang tertidur pulas tapi tak mendengkur. Lily semakin bingung dan sedikit merasa takut. tak seperti biasanya ada suara aneh seperti itu. jantung Lily berdegup kencang dan tak beraturan.

Mbah dul dengan segera mengambil sapu dan berjalan berjinjit jinjit bersama Lily. Lily dan Mbah dul berjalan mengendap endap sambil perlahan membuka pintu rumahnya. lampu yang tak begitu terang menambah ngeri suasana, Lily masih mengenakan mukena putihnya.

Mbah dul mendapati seorang laki laki tengah tertidur di bangku panjang di teras depan rumahnya. laki-laki itu menutup wajahnya dengan topi hitam. Mbah dul menyibak topi pria itu dan hampir saja memukul pria itu.

Lily menahan gagang sapu yang tengah diayunkan Mbah dul.

"Jangan Mbah, ini kenal aku. dia sopirnya pak boss" ucap Lily sambil memegang gagang sapu.

"Lha, kenapa dia kok tidur di sini?" Mbah dul penasaran sekaligus bingung dengan keberadaan Bimo.

"Enggak tau Mbah. Apa mungkin dia di usir majikanya Yo?" ketus Lily sambil menaruh sapu.

"Mungkin nduk, ya sudah biarkan saja dia tidur kalau begitu" ujar Mbah dul sambil beranjak pergi.

belum sempat Lily dan Mbah dul beranjak pergi, Bimo sudah berteriak teriak histeris.

"Hua..... pocong..... Kunti..... demit...." Teriak Bimo sambil glingsatan tak beraturan.

"Endi Endi?" (mana mana?) Mbah dul kelabakan dan menanyakan keberadaan mahluk halus yang baru saja di absen Bimo.

"mana Kunti mana Mbah?" Lily ikut berteriak ketakutan dan memeluk lengan Mbah dul.

Bimo menunjuk nunjuk Lily. menyadari dirinya di tunjuk tunjuk oleh Bimo, Lily tau bahwa maksud Bimo adalah Lily sebagai Kunti.

"Hahahaha..... ihiiihihihi..." tawa Lily semakin menakuti Bimo.

"Endi seng jenenge Bimo? ape tak cucup mbunmbunane!" ( mana yang namanya Bimo? mau ku sedot ubun ubunya!) Lily menakut nakuti Bimo dengan mengangkat tangannya dengan bersuara besar.

Bimo membuka mata lebar lebar dan sudah kembali sadar jika itu adalah Lily lalu berdiri tegap pas di depan Lily dan mengarahkan ubun ubunya ke wajah Lily.

"Nih, sedot nih. sedot!!" ucap Bimo dengan wajah kesal dan bibir manyun.

"Emoh Iki wes badeg" ( ogah, ini sudah bau ) ucap Lily dengan wajah datar dan suara besar.

"iyalah bau, orang belum mandi. kamu cepetan siap siap. sebelum subuh kita sudah harus ada di kamar nona kecil. Dia rewel terus dari semalam" ucap Bimo sambil menguap dan kembali duduk di bangku panjang.

"Kamu di suruh jemput Lily? apa serewel itu anak majikan kamu?" tanya Mbah dul yang juga ikut duduk di samping Bimo.

"iya Mbah, kasian pak bos sampai kurus ngurus bayi sendirian. Lily pasti sudah cerita sama sampean kan?" tanya Bimo pada Mbah dul yang mulai ingin tau tentang majikanya.

( sampean = anda )

🦋🦋🦋🦋

"Assalamualaikum, pak" ucap Lily di depan pintu kamar Embun.

"Waalaikumsallam, masuk!" jawab Juno masih menggendong Embun.

"Akhirnya..." Juno menyerahkan embun yang masih terjaga kepada Lily yang baru saja masuk ke kamar.

"Nanti pak, sebentar"

Lily mundur beberapa langkah dan berkomat kamit lalu mengusap seluruh tubuhnya. Lily memasang senyum lalu menengadahkan tangannya kepada Juno.

"sini pak" Lily meminta Embun untuk gantian di gendongnya.

"Eh, sebentar. Kamu tadi komat kamit ngapain? Kamu baca mantra ya!" Juno curiga pada Lily yang baru saja berkomat kamit.

"Baca surat alfatihah, an nas, dan ayat kursi bapak, bukan baca mantra." jawab Lily jujur.

"Hemmh, ga percaya aku. coba baca ulang tapi jangan komat kamit. baca yang keras" ucap Juno dengan suara nyaring yang agak melengking.

Dan di bacalah ayat ayat tadi dengan lantang dan nyaring. Seperti guru ngaji yang menagih hapalan ayat anak muridnya. Mendengar lantunan ayat suci Al-Quran pada pukul 4.30 dini hari, membuat mbok inem terbangun dan bergegas menuju kamar Embun.

Selesai membaca barulah Juno percaya jika Lily tidak berkomat kamit membaca mantra.

Juno menyerahkan embun dan kemudian pergi menuju kamarnya untuk beristirahat. mbok inem melihat Juno keluar dari kamar embun kemudian memutar arah kembali ke dapur untuk memasak menu sarapan.

Tak butuh waktu lama, sebentar saja bersama Lily. Embun sudah anteng dan tertidur pulas. kini Ayah dan anak itu sama sama tertidur pulas. Lily melanjutkan aktifitasnya, karena masih asing dengan rumah yang begitu besar ini. Lily memutuskan untuk membantu mbok inem menyiapkan sarapan di dapur.

" Mbok, aku bantu ya?" ucap Lily menawarkan bantuan pada mbok inem.

" non embun sudah tidur?" tanya mbok inem pada Lily yang mulai mencuci sayuran.

"Sudah mbok, mbok kalau non Embun tidur. terus kerjaanku ngapain ya?"

"Terserah kamu li, yang jelas fokus kamu hanya ke non embun saja. yang lain lainya sudah ada yang mengurus" jawab mbok inem yang tengah mengulek bumbu.

"oh, jadi tidur boleh?

"Boleh to, yang penting pas non embun bangun. Kamu juga harus sudah bangun" jawab mbok inem dengan sabarnya.

Di tengah tengah obrolan itu mbok inem menjelaskan semua peraturan rumah, dan bagaimana cara membersihkan peralatan makan dan minum untuk nona kecil mereka. Serta merk merk susu apa saja yang boleh dan tidak boleh untuk di minum nona kecil.

Sebuah buku catatan kecil sudah mbok inem siapkan untuk di pelajari Lily. Pagi ini juga mbok inem akan pulang ke kampung untuk menjaga Kakek dan nenek Lily.

*Ini sudah siang, tapi Ayah dan anak itu kompak sekali. Mereka masih asik mengukir mimpi. Bangunkan tidak ya?*

*Tapi kasihan, waktu tidur mereka banyak berkurang kemarin. hhhh biarkan sajalah* Lily membatin sambil mengaduk aduk teh di cangkirnya.

Sudah jam 8 pagi, tapi keadaan rumah masih sepi. Hanya ada para pembantu yang bersih bersih rumah tanpa ada suara. Lily menata air mandi untuk embun, tapi embun belum juga bangun. Sampai jam 9 akhirnya Embun bangun dan menangis.

Lily dengan cekatan mengurus Embun. Memandikan, dan memijit mijit kecil sehabis mandi lalu menyusui Embun dan tak lama setelah di gendong, Embun tertidur lagi dengan lelap. Juno yang sudah terbangun berjalan keluar kamar dengan muka bantalnya dan rambut yang berantakan. Lily yang masih mencuci dot Embun sedikit tertawa kecil melihat penampakan majikanya itu.

*hilang sudah wibawamu pak kalau begitu, celana kolor, kaos jumbo, rambut berantakan. hahahaha* Lily tertawa keras di dalam hati.

"Ketawain aku" cletuk Juno tiba tiba mengagetkan Lily yang sedang asik dalam lamunan.

Ucapan Juno tak di respon oleh Lily yang masih melamun. Juno kemudian menghampiri Lily dan berdiri di samping Lily yang membuat Lily kaget bukan main.

"celana kolor, kaos jumbo, muka bantal!" Lily setengah berteriak sambil memegang dadanya.

*Tamat riwayatku, kenapa selalu keceplosan kalau kaget* Lily mengutuk diri sendiri akan kebodohannya.