webnovel

ALZYAS

kehilangan seorang ibu sangatlah menyakitkan, apa lagi tepat di hadapan kita, dan itulah yang dirasakan oleh Alzyas. Alzyas melewati hari-hari nya dengan penuh kebencian, apa lagi dirinya harus tinggal satu rumah dengan orang yang sudah menyebabkan ibu nya tiada. Aditya, laki-laki tampan dan merupakan capten tim basket di sekolah Alzyas adalah satu-satunya orang yang mampu mencairkan hati Alzyas yang telah lama membeku dan tentu saja itu juga tidak mudah bagi Aditya. Tepat di pesta ulang tahun Alzyas yang ke 17 tahun Alzyas harus kembali menerima kenyataan pahit tentang dirinya.

RinduIbu · Teen
Not enough ratings
88 Chs

Sebar Undangan

Alzyas sudah siap dengan seragam sekolahnya kemudian menuruni anak tangga menuju ruang makan, disana sudah nada Raka, Emely dan Milly yang sudah lebih dulu duduk di kursi untuk sarapan bersama.

" kalian jadi fitting gaun hari ini? " tanya Raka setelah menyelesaikan sarapan nya.

" jadi dong, ya kan Mom " sahut Milly dengan bersemangat, Emely tersenyum dan mengangguk

" kamu ikut kan sayang? " Raka memandang Alzyas dengan penuh harap, dan gadis itu hanya mengangguk tanpa ekspresi. Emely menghela nafas lega, sedang kan raut wajah Milly sulit untuk diartikan.

" baiklah kalau begitu, Daddy yang akan mengantar kalian berdua kesekolah " Raka beranjak dari kursinya lalu mengambil tas kerja serta Jaz hitam nya.

Milly sudah menyiapkan hampir seratus undangan untuk teman-temannya, bukan hanya teman sekelasnya namun juga Tim kesenian, Tim Basket, Pengurus OSIS, dan juga Tim cheerleader sekolah nya. Milly dikenal sebagai siswa yang teladan, ramah pada semua siswa disekolah nya, apa lagi dengan bakatnya yang pandai melukis menjadi nilai plus untuk dirinya di sekolah.

Alzyas lebih dulu turun dari mobil, setelah mobil yang dikendarai Raka berhenti tepat di gerbang utama Internasional High School dan diiringi oleh Milly di belakangnya. Alzyas tak menghiraukan banyak pasang mata yang memandang dirinya dan Milly yang berjalan bersama di koridor sekolah. Tak ada satupun yang mengeluarkan suara di antara kedua nya dan mereka berpisah di depan pintu ruang kesenian karena Milly akan menemui kedua sahabatnya disana, sedangkan Alzyas menuju kelasnya yang berada di lantai dua.

" nih undangan buat kalian berdua, jangan nggak dateng ya " Milly memberikan dua undangan untuk kedua sahabatnya

" tentu, kita pasti datang ke acara Lo.... " ujar Farah

" siapa aja yang Lo undang? " tanya Indah

" Semua temen kita di kelas gue undang, anak-anak OSIS, tim cheerleader, tim kesenian dan tim basket tentu nya " Milly tersenyum malu

" ciyeeeeeeeee " goda Farah dan Indah

" tapi gue nggak tau, kira-kira dia mau datang nggak ya keacara gue "

" Lo tenang aja, dia pasti datang kok kalo keempat sahabat nya datang " ujar Farah yang meyakinkan.

" pokoknya gue akan dandan secantik mungkin, supaya dia ngelirik gue "

" gitu dong, jangan mau kalah sama Malika.... Lo itu lebih dari segalanya dari Malika, karena itu cewek hanya bisa ngebangggain dirinya sebagai ketua cheerleader di sekolah kita " ucap Indah

" satu lagi, dia juga selalu ngebangggain Bokap nya yang menjadi salah satu donatur di sekolah kita... " sambung Farah, Milly tersenyum dengan penuh kemenangan.

Tapi Milly tidak lupa, bahwa ada satu lagi orang yang akan menjadi rivalnya dalam segala bidang di sekolah dan juga di rumah. Seketika hawa Milly menjadi dingin kala mengingat sosok Alzyas.

Narina, Shasa dan yang lainnya sudah mendapatkan undangan dari Milly. Dan terakhir, Milly menghampiri Aditya yang baru keluar dari ruang perpustakaan. Aditya benar-benar terlihat sangat tampan dan gagah, Milly hampir saja menjatuhkan beberapa buku-buku di atas meja, banyak siswi di sekolah nya memuji Aditya bahkan terang-terangan memberi kan Aditya perhatian meskipun laki-laki itu tidak pernah merespon mereka semua.

" Kak, ini undangan buat Lo "

" undangan? " Aditya menarik salah satu alisnya keatas.

" iya, ini undangan ulang tahun gue besok malam, Lo jangan lupa datang ya " Aditya tersenyum lalu mengangguk pertanda dirinya akan hadir dalam pesta Milly.

Jantung Milly seakan ingin melompat keluar, karena mendapatkan senyum manis di wajah tampan Aditya.

" kalian dapat undangan dari Milly anak kelas X ? " tanya Joko pada ketiga temannya. Saat ini Joko, Arga, Denny dan Sammy tengah duduk di kantin.

" iya gue dapet " Arga menunjukkan undangan berwarna pink begitupun dengan Denny dan Sammy

" terus gimana? apa kita harus datang? secara Milly salah satu siswi berprestasi di sekolah kita " ucap Sammy

" kita tunggu Aditya aja dulu, kan nggak mungkin cowok populer disekolah kita nggak di undang " Denny menarik sudut bibirnya membentuk lengkungan keatas.

" bener banget, mustahil kalo kembaran gue nggak dateng " celetuk Joko

" siape kembaran Lo ? " Arga mengkerut kan kening nya

" Aditya lah, siapa lagi!!!! Lo liat deh muka gue sama Aditya, sama-sama ganteng kan!!!!!!! " jawab Joko dengan percaya diri

" sama apaan, muka Lo beda jauh sama Aditya!!! ibarat kan langit dan bumi!!!! " seru Arga

" idih, pangeran di sama-samain sama muka burik kayak Lo!!!! " sahut Denny dengan tertawa

" untung Aditya nya nggak ada, bisa muntah dia kalo dengerin ucapan halu Lo " sambung Sammy yang kembali mengundang tawa bagi Arga dan juga Denny

" nah tu orang nya " tunjuk Arga saat melihat Aditya yang berjalan dengan santai menghampiri meja mereka dengan selembar kertas berwarna pink di tangan nya.

" hai kak Aditya "

" hai Aditya "

" ya ampun ganteng nya jodoh orang "

" pengen deh jalan di samping kak Aditya

" kira-kira dulu nyokap nya Aditya waktu hamil ngidam apaan sih, kok anak nya bisa ganteng gitu "

" bener!!, Sammy yang juga kayak bule aja masih kalah jauh sama Aditya "

" Aditya kayak arti Korea "

" entah lah, kelima cowok itu, mereka bener-bener ganteng dalam pribadi yang berbeda "

Banyak siswa dan siswi yang terus berbisik tentang dirinya, namun sama halnya dengan Alzyas, Aditya sama sekali tak merespon perkataan mereka.

" Lo di undang sama Milly? " tanya Sammy, setelah Aditya menyeret salah satu kursi lalu mendudukkan tubuhnya

" iya, tadi gue ketemu sama dia perpustakaan "

" terus gimana kita mau dateng? " kali ini Denny yang berbicara

" seperti nya " jawab Aditya singkat

Suara gelak tawa seorang gadis, berhasil mengalihkan pandangan kelima pemuda tampan itu, terutama Aditya.

" Guys gue kesana dulu ya " ujar Sammy

" tunggu Sam, gue ikut " Joko mengiringi Sammy yang ingin menghampiri sumber tawa itu.

" gue sama Shasa bakalan Dateng keacara Ulang tahunnya Milly, soalnya semua anak-anak populer di sekolah ini di undang sama tu cewek "

" oh ya " Alzyas sama sekali tak berminat membahas tentang ulang tahun Milly

" Lo emang beneran saudaraan sama Milly? " Shasa sedikit gugup saat mempertanyakan itu

" entahlah, samuanya rumit bagi gue " Alzyas menatap lurus ke depan

Narina menyikut Shasa karena sudah dengan lancang mempertanyakan status Alzyas dan Milly.

" udahlah, Lo nggak perlu mikirin ucapan di bocah... kalo Lo nggak mau cerita kita nggak akan maksa Lo kok " Narina merasa tidak enak hati pada Alzyas

" nggak apa-apa guys, gue mah santai aja.... kayak di pantai " Alzyas tersenyum menunjukkan gigi kelincinya yang putih.

" Kita gabung ya!!!!! "

Tiba-tiba saja Joko, dan Sammy menghampiri meja ketiga gadis itu dan langsung duduk tanpa diminta.

" lama-lama Lo kayak jelangkung tau nggak Jo!!!!! tiba-tiba muncul " gerutu Narina

" dimana ada Narina di situ ada Jo, ya kan Jo??? ya dong!!!!!! " Shasa menarik turun kan alisnya untuk menggoda Narina

" Yoi!!!!!!!! oh..,. Shasa Lo bener-bener cewek yang begitu peka " sahut Joko dengan tingkah konyolnya

" najis banget Lo berdua " Narina berpangku tangan, menatap Joko dan Shasa dengan kesal

" jangan di ambil hati, mereka cuma becanda doang kok " Alzyas merangkul Narina namun dengan senyum menggoda

" jangan bilang kalo Lo udah mulai terinfeksi sama mereka berdua " tunjuk Narina pada Alzyas

" idih, terinfeksi, emang Lo pikir kita kuman " ujar Shasa

" iya, kalian berdua adalah kuman yang harus di basmi!!!!! " Narina mengepalkan kedua tangannya membentuk tinju

" ampun, muka Lo serem banget sih " Shasa bergidik

" nggak serem kok, Narina tetep cantik dengan ekspresi apapun " celetuk Joko dengan tersenyum manis, Narina memelototkan matanya tak percaya dengan ungkapan Joko

" uuuwwweeeekkkkkkk rasa nya gue pengen muntah " celetuk Sammy yang membuat Alzyas dan Shasa tertawa.

Seketika, tawa Alzyas mulai menyusut saat matanya bertatapan dengan mata coklat yang menatap nya dengan tajam seperti mata elang. Degupan jantung Alzyas berdetak dengan kencang setiap kali mata itu memandang nya.

" mau kemana Lo? " tanya Arga saat melihat Aditya beranjak dari duduknya

" lapangan basket gue mau latihan " jawabnya tanpa menoleh dan langsung pergi tanpa menunggu tanggapan Arga dan Denny

Arga dan Denny saling pandang sebelum mereka ikut beranjak dari kursinya kemudian mengikuti Aditya yang menunju lapangan.

Lagi-lagi Aditya harus melihat kedekatan antara Sammy dan Alzyas yang selalu berhasil memporak porandakan hatinya. Aditya tidak yakin bahwa rasa yang saat ini dia rasakan adalah rasa cemburu nya terhadap Alzyas.

" Aaaaaarrrggggghhhhhhhhh " Aditya menggeram kesal, dia kesal kenapa sulit sekali mengendalikan pikiran nya.

" gue udah pernah bilang sama Lo, kalo suka, sayang, dan cinta sama dia bilang, jangan di Pendem sebelum semuanya terlambat!!!!! karena rasanya itu nggak enak Bro " ucap Arga

" GUE NGGAK SUKA SAMA DIA!!! GUE SAMA SEKALI NGGAK PUNYA RASA ITU!!!" dengan lantang Aditya mengatakan itu, matanya menajam menatap Arga, namun laki-laki itu sama sekali tidak takut dirinya justru tertawa.

" Lo yakin sama apa yang Lo bilang? "

Aditya kehilangan kata-kata, dia tidak dapat menjawab pertanyaan Arga yang begitu mudah.

" ok baiklah.... terus lah berpura-pura kalo Lo sama sekali nggak punya rasa sama Alzyas tapi, Lo harus inget, Lo baru akan merasa betapa berartinya dia di dalam hati Lo setelah dia menghilang " Arga menepuk pundak Aditya dengan pelan kemudian berlalu pergi.

Denny yang tidak tahu apa-apa dengan apa yang dikatakan oleh kedua sahabatnya itu hanya bisa diam dan menyaksikan drama yang ad dihadapannya.