webnovel

Tujuh

Tidak terasa hari ini dimana acara pesta ulang tahun Alona pun akan segera di gelar di sebuah hotel ternama, akan ada banyak tamu undangan yang berdatangan ke acara tersebut.

Marina yang sudah siap dengan gaunnya melangkah keluar dari kamarnya lalu di menuju kamar Alona untuk memastikan apakah dia sudah siap atau belum.

"Lona apa kau sudah selesai?" Tanya Nyonya Marina.

Alona menoleh dan menganggukkan kepalanya."Sudah selesai Bibi"

"Iya sudah cepat, semua orang sudah menunggumu"ucap Nyonya Maria, lalu dia meninggalkan Alona.

"Baiklah"

Marina pergi lebih dulu bersama Arka, walaupun mereka terlihat tidak menyukai Alona tetapi mereka tetap pergi juga karena Tuan Raul tidak ingin membuat keluarganya malu karena Marina tidak datang.

Sementara Alona telah selesai di rias dan dia melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya menuju mobil yang sudah di siapkan sang supir, melangkah keluar lalu masuk ke dalam mobil keburukan hari ini Alona bersama supir keluarga Barata. Karena Tuan Raul melarang Alona untuk menyetir sendiri, harus memakai supir hal itu membuat Alona risih tetapi dia tetap menuruti perkataann Tuan Raul.

Awalnya mobil melaju seperti biasa saja tidak ada yang aneh, tetapi semakin lama mobil pun melaju dengan cepat entah apa yang di lakukan supir tersebut.

"Pak ada apa denganmu, kenapa mobil ini melaju begitu cepat Pak!" Tanya Alona yang mulai ketaukan.

"Maaf Nona, saya juga tidak tahu kenapa bisa secepat ini"jawab supir tersebut.

Alona semakin ketakutan dia merapalkan doa-doa agar selamat sampai tujuan, tetapi sangat di sayangkan mobil tidak bisa di kendalikan lagi, dan membuat sang supir kebingungan dia mencoba menginjak rem tetapi tidak berfungsi dengan baik.

"Nona remnya blong, bagaimana ini"ucap supir tersebut yang melihat ke arah Alona dari kaca spion.

"Astaga pak, kita harus bagaimana ini! Pak coba injak rem sekali lagi"titah Alona, dia juga mulai panik.

"Tetap saja Nona tidak bisa"

Mobil melaju dengan cepat dan tidak beraturan sama sekali, banyak kendaraan yang saling bertabrakan dengan satu yang lainnya. Bahkan sampai ada yang memakinya karena tidak bisa melajukan mobil dengan baik.

"Nona bagaimana ini? Lebih baik Nona melompat saja"ucap supir tersebut.

"Tetapi pak, bagaimana mungkin aku melompat!" Ucap Alona yang berpegangan begitu erat.

"Nona mobil ini sudah tidak bisa di kendalikan lagi Nona melompat saja, dan mencari bantuan"ucap supir yang mengemudikan mobil yang sudah oleng.

"Tetapi pak.... Pak awas di depan....Akkhhhhh......"teriak Alona.

Supir itupun mencoba membanting setir mobil tetapi sayang sekali oleng dan menabrak pembatas jalan dan jatuh ke jurang yang sangat dalam.

Kraak....

Swoosh...

Boom....

Terdengar ledakan mobil yang sudah jatuh ke jurang yang dalam.

Sementara di hotel Tuan Raul begitu khawatir dia sedari tadi menunggu kedatangan Alona tetapi sampai sekarang dia belum juga datang. Nenek Sasmita menghampirinya dan menanyakan dimana Alona saat ini.

"Raul, mana Lona kenapa belum juga datang"ucap Nenek Sasmita yang sama gelisahnya.

"Aku tidak tahu ibu, kenapa belum datang juga"ucap Tuan Raul dengan raut wajah khawatir.

Semua tamu udang sudah menunggunya sedari tadi ada yang sudah kesal ada juga yang masih menikmatinya. Lalu Marina pun menghampiri Tuan Raul yang sedang menunggu Alona.

"Papa mana Lona? Kenapa belum datang juga!" Ucap Marina dengan santainya.

"Aku tidak tahu Ma, bahkan ponselnya tidak aktif lagi"jawab Tuan Raul, tetapi matanya tertuju pada pintu tersebut.

"Oh, iya sudah mungkin sebentar lagi"jawabnya enteng.

Nenek Sasmita menatap penuh curiga kepada Marina karena selama ini orang yang tidak suka kepada Alona adalah Marina dan juga Arka, dengan tatapan sinisnya dia pun bertanya kepada Marina.

"Marina cepat katakan, dimana Lona sekarang? Jawab dengan jujur!" Tanya Nenek Sasmita.

"Ibu kenapa bertanya kepadaku, aku juga tidak tahu dia ada dimana sekarang!" Melipat tangan di dada.

"Kau jangan berpura-pura lagi Marina, cepat katakan dimana Lona"Nenek Sasmita mengulang lagi dengan pertanyaan yang sama.

"Ibu sudah aku bilang jika aku tidak tahu, Lona ada dimana sekarang"ucapnya dengan raut wajah begitu kesal.

"Jangan bohong kau, Marina"

Di saat mereka berdua sedang berdebat, lalu dering ponsel milik Raul pun berdering dengan cepat dia merogoh saku celananya. Mungkin saja itu Alona fikir Tuan Raul, saat melihat siapa yang memanggilnya dia pun mengerutkan keningnya.

"Ibu, Marina diamlah jangan bertengkar terus, ada panggilan yang tidak aku kenal"ucapnya dengan menjawab panggilan tersebut.

Tutt....

"Maaf ini dengan siapa?"

.....

"Iya benar, saya kelurganya"

...

"Apa....!!"

Seketika lutut Tuan Raul terasa lemas dan ponsel yang terjatuh, dengan raut wajah sedih dia pun merosot ke lantai dan air mata yang mulai menetes. Melihat hal seperti itu Nenek Sasmita dan Marina menghampirinya.

"Papa ada apa denganmu, kenapa wajahmu terlihat pucat!" Tanya Nyonya Marina yang berjongkok di depan Tuan Raul.

"Iya benar ada apa denganmu Raul? Katakan saja!"Tanya nenek Sasmita,.

"Putriku.... hiks hiks...."ucap Tuan Raul dia tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena terlalu sedih.

"Papa ada apa dengan Lona?" Tanya Nyonya Marina.

"Arka.... cepat kemari kau urus pesta ini batalkan semuanya, Papa akan pergi ke kantor polisi" ucap Tuan Raul lalu bergegas pergi.

Nenek Sasmita memanggil Tuan Raul, walaupun usianya tidak muda lagi tetapi Nenek Sasmita masih mempunyai tenaga yang cukup besar.

"Raul tunggu aku, aku akan ikut denganmu"ucap Nenek Sasmita.

"Ibu untuk apa kau ikut, tunggulah di sini"ucap Tuan Raul dengan raut wajah yang begitu kusut.

"Tidak Raul, Lona adalah cucuku, cepat pergi"Nenek Sasmita berjalan lebih dulu.

Nenek Sasmita masuk ke dalam mobil di ikuti oleh Tuan Raul dan mobil melaju menuju lokasi, sementara Arka mengerutkan keningnya dia tidak mengerti.

"Mama, ada apa ini? Kenapa Papa pergi terburu-buru begitu"tanya Arka kepada ibunya.

"Heh! Kau ini bodoh atau pura-pura tidak tahu, pasti terjadi sesuatu kepada Alona, hahaha' ucapnya tertawa lepas."Sudahlah, cepat kita urus pesta ini dan batalakan semuanya."

"Oh aku baru ingat Mama, hehehe rasakan kau Lona, gara-gara kau semuanya selalu memujimu"ucapnya tersenyum devil.

"Iya sudah cepat kau pergi"

"Baiklah Mama"

Berbeda tempat di rumah sederhana dan tidak terlalu mewah seorang gadis cantik sedang merayakan ulang tahunnya yang ke dua puluh tahun, tetapi dia merasa ada yang kurang dan perasaannya tidak enak. Entah apa yang dia rasakan saat ini.

"Nana ada apa denganmu? Kenapa kau tidak terlihat bahagia sayang?" Tanya Bi Rahma.

"Nana tidak tahu Bu, perasaan Nana tidak enak sedari tadi rasanya dada Nana sesak Bu"ucap Aluna dengan raut wajah khawatirnya.

Apakah terjadi sesuatu dengan dia, bahkan Aluna bisa merasakannya tetapi hari ini adalah ulang tahun mereka berdua. Semoga dia baik-baik saja. batin Bi Rahma.

"Sayang, sudahlah kau jangan bersedih lagi ini 'kan hati ulang tahunmu. Jadi kau tidak boleh bersedih lagi ya!" Mengusap lembut punggung tangan Aluna.