webnovel

ALENO

Alena valencia syafira seorang siswi baru di victory school. Ayahnya yang dimutasi ke jakarta mengharuskan alena pindah sekolah. Di sekolah tersebut ia baru saja dekat dengan 3 orang siswi yang bernama; syifa,carla, dan Elina. Kejadian di gerbang sekolah membuat alena bertemu dengan seorang cowok yang membuatnya terjatuh. Selidik punya selidik cowok itu bernama; vano bara wijaya murid nakal dan urak -urakan. Semua murid di victory school tau kalau Vano susah di dekatin sama siswi disekolah tersebut. Banyak cewek-cewek yang mengejarnya tapi ia begitu cuek. Beberapa rangkaian kejadian pun terjadi kepada alena dan vano, yang mengantarkan alena untuk kian lebih dekat dengan vano. Dua kepribadian yang saling tolak belakang. Apakah vano bisa membuat alena jatuh cinta? Namun, seseorang di masa lalu Vano muncul lagi dengan ekspresi tidak bersalah. Ia berusaha keras untuk mendapatkan Vano lagi, dan apakah Vano bakalan melihat ke masa lalunya atau bakalan fokus ke alena?

Jihan_Handini · Teen
Not enough ratings
24 Chs

Murid baru yang sombong

Jam bel masuk berbunyi 2 menit yang lalu, membuat murid murid yang baru datang berlarian masuk ke kelasnya masing masing.

"Al, tau nggak si vano bilang apa ke agung waktu lo pingsan?" tanya carla

"Apa ?"

"Dibilang vano lo itu pacarnya."

"Lo tau darimana?"

"Ya tau lah kan gue disitu sama

syifa."

"Ih... apaan sih, nggak jelas."

"Kalian pacaran ya?"

"Enggak kok."

"Oh..."

Setelah mereka selesai berbicara, seorang guru masuk membawa seorang siswi baru yang kayaknya murid baru.

"Selamat pagi anak anak."

"Pagi bu." Jawab mereka serentak

"Kalian akan kedatangan murid

baru nih." kata guru tersebut "coba perkenalkan nama kamu."

"Hai teman teman! perkenalkan

nama gue nadhira, gue

pindahan dari batam, gue

hanya mau berteman dengan

orang yang seimbang sama

Gue."

"Maksudnya?" tanya guru

"Iya bu. Maksudnya yang

temenan sama saya harus seimbang sama saya. Misalnya; saya Cantik berarti yang cantik

aja temenan sama saya"

"Hoooo." Ejek mereka semua

"Silahkan duduk dhira." Suruh guru tersebut

"Oke bu."

                            ******

Bel istirahat berbunyi. Semua murid berhamburan ke kantin untuk memesan makanan.

Alena, carla, dan syifa duduk di meja tengah. Mereka memesan makanan, murid baru tadi menghampiri mereka.

"Woi!!! Lo alena kan." Ucap nadhira

"Iya. Ada apa ya?" tanya alena

"Gue dengar lo dekat sama

cowok ganteng di sekolah ini

ya." Ucap nya dengan nada songong

"Enggak kok." Jawab alena

"Bagus deh kalau nggak." Kata nadhira.

Nadhira pun pergi bersama geng nya meninggalkan kantin. Ya walaupun nadhira murid baru tapi ia sudah banyak temannya, kayaknya selevel sama dia, dan mereka dari kelas lain.

Tidak lama kemudian Vano and the geng datang menghampiri alena dan temannya.

"Hai al." sapanya lembut

"Hai." Jawab alena tanpa tersenyum

"Sok manis lo bos." ledek temannya vano

"Serah gue lah, emang masalah

sama lo semua."

"Enggak sih..."

"Hm... yaudah lo diam aja."

Vano pun mengambil handphone nya dari saku celana nya untuk sms ke carla dan teman temannya untuk pergi dari kantin dan meninggalkan vano dengan alena.

"Aduh..., perut gue sakit nih!!

kebanyakan masukin sambal

di bakso nya. Syif! Anteri gue

yuk!!" Ucap carla

"Ayo!" Jawab syifa

"Gue ikut donk!!" kata alena

"Lo disini aja, gue bentar doang

kok." Jawab carla

"Hm.. Ya Udah deh." jawabnya sambil berdecak

"bos, kami ke kelas dulu ya." Kata geng nya Vano

"Iya. Cepat sana kalian pergi."

"Oke." Jawab mereka

Hanya mereka berdua yang duduk di meja tersebut, kawan kawan mereka pergi atas suruhan Vano. Alena hanya diam sambil makan makanannya.

"Kok diam aja?" tanya Vano

"Hm... lagi malas ngomong." Jawab alena ceplos

"Ooh.., nanti pulang nya gue

antar ya."

"Nggak makasih."

"Kenapa?"

"Gk papa."

"Pokoknya kamu harus aku

antar."

"Lo bisa nggak sih, nggak usah

ngurusin hidup gue."

"Kan aku harus pastikan kalau

kamu itu aman sampai

dirumah."

"Ya tapi gue nggak suka ada

orang yang ngurusin pilihan

Gue."

"Oke."

"Dan satu lagi, mulai ini lo

jangan dekat sama gue."

"Kenapa?"

"Gara gara lo gue sering kena

bully."

"Siapa yang bully kamu?"

"Cewek cewek lo."

"Aku belum punya pacar kok."

"Kalau bukan pacar berarti fans

Fans lo donk."

"Kalau kamu di bully bilang

sama aku."

"Urusan lo apa?"

"Aku harus lindungi kamu."

"Emang lo siapa?"

"Calon pacar lo."

"Ish... apaan sih, nggak jelas

banget."

Tiba tiba agung dan kawan kawannya datang ke meja mereka.

"Mau ngapain lo ke sini?" tanya vano

"Gue mau lihat keadaan cewek

gue." Jawab agung

"Siapa cewek lo?"

"Tuh." Jawab agung sambil nunjuk ke arah alena

"Eh, nggak usah kurang ajar lo."

"Kenapa?"

"Gue nggak bakalan biarin lo

dapetin dia. Ingat di otak lo."

"Hahaha... serah lo, ingat

Urusan kita belum kelar."

Agung pergi meninggalkan vano dan alena yang sedang terdiam dengan perkataan agung.

"van." ucap alena

"Hm... kenapa?"

"Dia siapa sih, kok bilang gue

ceweknya."

"Dia itu agung, aku juga nggak

tahu kenapa dia bilang kalau

kamu itu ceweknya."

"Hm..., lo mau berantem lagi?"

"Iya kayaknya, kalau belum tahu

Siapa yang menang dia nggak

bakalan diam."

"Gue mohon sama lo jangan

berantem." Ucap alena memohon

"Kamu khawatir ya sama aku."

"Berantem itu nggak ada

bagusnya. Kalah jadi abu,

menang jadi arang."

"Nggak salah aku milih kamu

jadi calon pacar aku."

"Apaan sih, gue cuma bilang

aja."

"aku nggak akan berantem

Kalau kamu mau pulang sama

aku nanti."

"Ya Udah deh, gue nanti pulang

sama lo, tapi hari ini aja untuk

pertama kalinya dan terakhir."

"Oke, nanti aku tunggu kamu

di parkiran ya."

                             *****

Bel pulang berbunyi semua murid memasukkan bukunya kedalam tas dan berlari keluar kelas.

"al, pulang bareng yuk." ajak carla dan syifa

"Car, syif, sorry ya gue nggak

bisa pulang bareng kalian."

"Kenapa?" tanya syifa

"Ada urusan."

"Jangan bohong sama kami al." ucap carla sambil tersenyum

"Oke, gue hari ini pulang sama

vano. Soalnya dia mau

berantem lagi."

"Jadi ceritanya nih, khawatir." Ledek syifa

"Tau ah, gue duluan ya." Ucap alena

Alena pun berjalan menuju parkiran dan melihat vano sedang berdiri disamping motornya untuk menunggu alena.

"Udah selesai bicara nya sama

mereka." Ledek vano

"Apaan sih, mau ngajak pulang

apa ngajak bicara."

"Dua dua nya, Ya Udah naik."

"Hm... Iya."

Motor pun melaju meninggalkan area sekolah, alena menunjukkan arah rumah nya.