webnovel

Aku dan Kau "bukan kita"

Aku tidak ingin menjadi jalan raya,yang kau lewati setiap hari tanpa mau kau singgahi. Aku juga tidak mau menjadi sebuah cafe yang kau singgahi saat sunyi dan kau tinggalkan saat semua seakan membaik. Tapi izinkan aku menjadi rumah bagi mu,tempat kau pulang dari lelah nya kau berpetualang di luar sana. Walau rumah tak selalu hangat, setidaknya rumah tak akan pernah berpindah,tapi ingat rumah bisa roboh dan rusak karna sering tidak di pedulikan. Karna menjatuhkan hati ini pada mu bukan lah ingin ku. Perihal alasan mengapa aku menjatuhkan nya padamu,aku tak punya alasan yang tepat untuk itu. Tapi mungkin karna saat bersama mu aku merasakan perasaan yang berbeda,perasaan yang belum pernah ku rasakan di manusia lain. **** Apa yang akan terjadi saat nyaman mampu menciptakan rasa dan seolah ingin menjadikan nya nyata,tapi dia tak kunjung merasakan cinta

Soneta_Sitohang · Teen
Not enough ratings
108 Chs

kepastian

Status memang tidak penting,tapi kejelasan untuk tetep bertahan atau mundur adalah hal yang penting.

.....

Hari ini adalah hari pertama Niko berangkat sekolah dari rumah keluarga barunya. Pagi ini di lalui dengan baik oleh Niko Wijaya.

Niko sarapan bersama wildan, Sinta,dan tentu dengan Lala juga yang sekarang resmi menjadi adiknya.

Orang orang yang saat ini makan satu meja dengannya adalah orang orang yang akan ditemuinya setiap hari. Jadi mau tidak mau Niko harus bersikap selayaknya anak di kelurga ini.

Setelah selesai sarapan seperti biasa Niko tetep menjemput Acha ke sekolah

Apalagi sekarang jarak rumah Niko dengan Acha semakin dekat. Lagi pula Niko sudah berjanji pada keluarga Acha akan mengantar jemput Acha kesekolah.

Wildan sempat menyuruh Niko dan Lala berangkat bersama ke sekolah, tetapi Niko menjelaskan bahwa ia sudah punya ke wajibkan untuk berangkat bersama Acha.

Lagi pula Lala emang biasa berangkat sekolah di jemput oleh diana menggunakan motor.

Lala dan Niko belum cukup dekat. Bahkan selama satu malam Niko tinggal di rumah yang sama dengan Lala, mereka belum juga ada bicara.

Niko berangkat terlebih dahulu dari pada Lala. Sebelum berangkat tak lupa Niko berpamitan dengan Wildan dan Sinta, bagaimana pun Niko harus belajar memperlakukan Sinta seperti Mamanya juga. Walau Niko belum bisa memanggilnya dengan sebutan mama.

 .....

Setelah menjemput Acha, mereka langsung meluncur ke sekolah.

Awalnya Acha pikir Niko akan berangkat bersama Lala. Tapi ternyata Niko masih menjalankan tanggung yang ia pilih sendiri.

Setelah sampai di parkiran sekolah, Ringgo langsung menghampiri Niko. Ada hal yang ingin mereka bicarakan, maka Acha berjalan duluan ke kelas.

Acha sampai di kelas, teryata ruangan berwarna putih ini masih cukup sepi, hanya ada beberapa siswa yang sudah datang. Tapi beberapa menit kemudian Lala dan Diana muncul.

"Gimana La, seru tinggal bareng sama Niko?" tanya Acha antusias dan langsung mendekati Lala.

"Ya gitu, biasa aja sih, gue juga belum ada ngobrol sama dia!"

"Gakpapa, paling juga bentar lagi akrab.

lagi pula kan dari dulu lo pengen banget punya abang biar sama kaya gue" ucap Acha sambil tersenyum

Acha melihat jam tangannya yang menunjukan pukul 7:30.

"Gue ke toilet dulu yah, masih sempet ini kaya nya" ucap Acha

"Okay" ucap Diana

          ******

Setelah Acha keluar dari toilet tiba tiba ada 3 orang perempuan di depannya, salah satu cewek yang memegang ember berisi air langsung mengguyur seluruh tubuh Acha tanpa aba aba.

Acha kaget saat tiba tiba ia guyur air tanpa tau apa salah nya. Tapi Acha hanya diam dan tak bisa melawan.

"Udah berapa kali gue ingetin, jauh jauh dari Niko!" ucap salah satu cewek itu sambil mendorong tubuh Acha.

"Gak usah sok cantik!! Lo itu murahan! gampang banget di deketin sama cowok, kemaren di anter mas mas kesekolah, terus sekarang di anter jemput sama Niko! Kenapa? karna duit Niko lebih banyak dari mas mas kemaren? " ucap cewe itu lantang di depan wajah Acha

Mas mas yang di maksud adalah  Nathan. karena memeng penampilan Nathan sudah cukup dewasa. Dan tak banyak yang tahu bahwa Acha memiliki Abang laki laki.

Acha yang awalnya menunduk, kini mulai menendang ke arah cewek itu dengan beberapa helai rambut yang menutupi wajahnya.

"Jaga ya omongan lo. gue gak murahan!" ucap Acha menahan emosi

"Apa gak murahan? kalo lo gak murahan gak mungkin Ringgo bisa dengan mudah jadiin lo pacar pura-pura!" ucap cewek satu lagi dengan nada suara tak kalah lantang.

"Bentar bentar, jangan jangan Niko juga memperlakukan Lo sama kaya Ringgo."

Acha sangat ingin menampar dan menjambak ke tiga cewek yang ada di hadapannya ini. Tetapi Acha tau resiko bila ia melakukan itu. Acha tidak mau di panggil ke ruang BK dan mendapat hukuman karena hal ini.

Acha tidak mau hal itu terjadi karena sangat tidak pantas orang tuanya di panggil kerena masalah seperti ini.

Maka Acha langsung keluar dari toilet dengan tubuhnya yang masih sangat basah. Tidak mungkin lagi ia mengikuti pelajaran dengan keadaan begini. Maka Acha memutuskan untuk keluar sekolah dari pagar belakang, karena jika ia meminta izin pada guru masalahnya akan rumit. Ia tidak ingin ada yang tahu kejadian tadi.

Untung saja jam pelajaran sudah di mulai, jadi tidak ada orang yang melihat Acha keluar dari toilet dengan keadaan basah.

Setelah keluar dari gedung sekolah, Acha langsung naik angkutan umum. Karna HP Acha tertinggal di dalam tas maka ia tidak bisa memesan ojek online.

Selama di angkutan umum Acha memikirkan perkataan 3 cewek yang ada di toilet tadi.

"Apa gue sehina itu? apa emang iya gue murahan? Apa karena gue sampat di jadiakan pacar pura-pura sama Ringgo itu tandanya gue murahan?" ucap Acha dengan air mata yang mulai membanjiri matanya.

"Lo dimana nik? Lo pernah bilang gue gak akan pernah sendirian, apa gue harus ada dalam gelap dulu baru Lo datang? kalo emang harus begitu gue siap selalu ada dalam gelap asal Lo ada di samping gue!" batin Acha

....

Setelah bel istirahat Niko, Lala dan Diana mulai sibuk mencari Acha karena sampai sekarang Niko belum juga kembali ke dalam kelas. Mereka juga mencoba menelfon Acha tapi hp malah berbunyi di tas miliknya.

Mereka tidak di izin kan untuk pergi keluar mencari Acha, jadi mereka harus menunggu sampai waktu pulang dulu.

Setelah bel pulang berbunyi. Acha menyuruh Nathan menelfon Niko untuk memberitahu bahwa Acha sudah sampai di rumahnya. Acha tidak mah membuat teman temannya cemas.

Niko menyuruh Lala dan Diana pulang duluan, karena Niko ingin mengantarkan tas milik Acha yang tertinggal di kelas.

Niko sudah sampai di rumah Acha. Niko beberapa kali mengetuk pintu rumah itu dan yang membuka pintu adalah Nathan. Padahal sebenarnya Niko sangat berharap Acha yang membuka pintu.

"Bang gue mau nganterin tasnya Acha, sekalian mau ngomong dulu sama dia" ucap Niko setelah pintunya terbuka.

"Bukannya gue gak ngizinin lo masuk, tapi si Acha tadi bilang dia gak mau ketemu lo dulu, lagi berantem ya?" tanya Nathan

"Enggak kok bang, gue juga gak tau dia kenapa. Tapi yaudah deh mungkin dia lagi gak pengen di ganggu" ucap Niko sambil memberi tas Acha pada Nathan

"Eh, hari ini lo gak ngajarin dia les matematika?"

"Harus nya iya, tapi kayanya Acha lagi ada masalah, besok aja deh."

"Yaudah gue balik yang bang" ucap Niko sambil berjalan ke arah motornya.

         *****

Niko sampai di rumahnya. Lebih tepatnya rumah keluarga barunya.

Niko langsung mengambil hp dan menelfon Acha. Berharap Acha akan mengangkat telfon Niko, tapi hasilnya nihil. Acha tidak menjawab telfon dari Niko. Tetapi Niko tidak putus asa,  Niko memutuskan untuk mengirim pesan pada Acha, karna bila pesan mungkin akan di baca oleh Acha walaupun belum tentu di balas.

Cha,lagi ada masalah ya?kalo ada masalah cerita dong Cha, jangan ngilang.

Tapi bukan gara gara gue kan? kan gue gak ada salah.

Gakpapa kalo gak mau bales, tapi gue tau nanti pasti Lo baca.

Kalo lapar makan, kalo haus minum, kalo kangen bilang.

Beberapa menit kemudian Acha melihat pesan dari Niko.

Saat membaca pesan dari Niko semakin membuat hati Acha teriris. Apakah bentuk perhatian Niko ini hanya agar Acha terus membantunya jauh dari cewek cewek genit yang mendekatinya atau ada hal lain.

"Awal nya Gue nyaman temenan sama Lo nik, tapi setelah perasan ini muncul gue jadi binggung, apa lagi setelah perlakuan mereka ke gue yang seakan memaksa gue untuk meminta kejelasan tentang kedekatan kita" batin Acha