webnovel

Merayakan

Ruang Sidang Skripsi terbuka lebar, keluarlah beberapa dosen penguji.

"Hai Pras, lagi nunggu Xena ya?", tanya Tina saat melihat Pras yang sedang menunggu di depan ruang sidang.

"Iya Bu Tina. Apa Khabar. Eh ada pak Bambang juga", sapa Pras.

"Apa Khabar bu Tina, pak Bambang", sapa Xavier yang ternyata sedang menunggu bersama Pras.

"Eh kalian berdua saling kenal? Sedang tunggu siapa Xavier? Xena juga?", tanya Bambang sambil menyalami keduanya.

"Iya pak Bambang. Xena itu adik kandung saya dan Pras ini suaminya. Saya juga lagi nunggu istri saya pak", ujar Xavier.

"Istri kamu? Jangan bilang istri kamu si Adriana yang sama-sama lagi hamil besar sama kaya Xena", goda Bambang.

"Iya pak, Adriana itu istri saya. Dia dan Xena memang sudah bersahabat dari SMU, setelah jadi ipar, mereka malah sangking kompaknya hamil barengan", ujar Xavier tersenyum.

"Wah selamat ya. Pras ini anak kedua kamu ya?", tanya Tina.

"Anak ke tiga bu. Anak pertama saya kembar cowo Bu Tina. Alhamdulillah yang ini satu doang", ujar Pras.

"Wah kalau kembar lagi seru ya", ujar Bambang.

"Hai sayang", sapa Xena lalu memeluk Pras.

"Kamu Uda lama tunggu kak?", tanya Adriana memeluk Xavier.

"Lumayan", ujar Xavier.

"Xena n Adriana selamat ya, kalian bisa lulus sidang Skripsi. Xena hebat dapat nilai A dia, Adriana, not bad lah walaupun cuma dapat B+", ujar Bambang memuji.

"Terimakasih ya pak, Bu", ujar Pras sopan.

"Makasih ya pak Bambang, Bu Tina untuk waktunya", ujar Xavier juga.

"Ya sudah, kalian mau merayakan ya? Eh Xena kamu Uda mau tiga aja anakmu. Selamat ya", ujar Tina sambil menyalami ke empatnya lalu pergi bersama Bambang menuju ke sekretariat FE.

"Sayang, aku dikasih hadiah apa? Aku dapat nilai A loh", ujar Xena manja dalam pelukan Pras.

"Apa aja deh yang kamu mau", ujar Pras.

"Aku mau rumah yang disebelah. Biar rumah kita bisa lebih besar lagi", ujar Xena.

"Ya Uda, nanti aku coba nego harganya ya", ujar Pras lembut sambil mengusap kepala Xena.

"Waduh, loe minta ngga kira-kira Xena. Eh sayang, kamu ngga minta rumah kan? Yang lain aja ya sayang", ujar Xavier.

"Kakak pelit nih. Bodo akh", ujar Adriana ngambek lalu berbalik namun Xavier langsung memeluknya.

"Maaf sayang aku becanda doang kok. Ya Uda kamu mau apa? Mau rumah juga? Kan yang dijual cuma rumah disebelah rumah Xena. Masa kita saingan belinya sama Xena", ujar Xavier.

"Aku becanda kak Xavier. Aku ngga minta apa-apa kok. Ayo pulang. Aku kangen Kirana", ujar Adriana sambil menarik tangan Xavier.

Xena dan Pras mengikuti mereka di belakang mereka. Sampai di depan mobil, Pras langsung masuk ke dalam mobil lalu keluar lagi dan memberikan sebuah buket bunga yang sangat besar, 100 tangkai mawar putih kesukaan Xena.

"Selamat ya sayang sudah lulus sidang skripsi", ujar Pras sambil mencium kening Xena.

Xena suka sekali melihat buket mawar itu lalu menghadiahkan sebuah ciuman dibibir Pras. Xavier tidak mau kalah, dikeluarkan sebuah kotak kecil dari dalam jasnya dan memberikan kepada Adriana.

"Ini buat aku kak?", tanya Adriana.

"Iya sayang, buka aja", ujar Xavier tersenyum.

Pras meletakkan tangannya dibahu Xena melihat ke arah mereka berdua. Adriana membuka kotak itu dan terdapat seuntai kalung berlian yang sangat indah.

"Sini aku bantu pakaikan", ujar Xavier mengeluarkan kalung itu lalu memakainya di leher Adriana.

"Kamu suka sayang?", tanya Xavier dan Adriana mengangguk lalu mencium pipi Xavier.

"Makasih ya sayang", ujar Adriana.

"Masa cuma kalung doang si? Gelang sama Antingnya mana? Payah ni Xavier", goda Pras.

"Iya kakak, ni liat kaya aku punya. Kalung dan gelangnya satu set", ujar Xena sambil memperlihatkan kalung dan gelangnya.

"Yah itu kan kamu juga dari mertua kamu bukan dari si bawel", gerutu Xavier kesal.

"Kak, terimakasih ya. Aku sangat suka pada apapun yang kamu berikan kak", ujar Adriana senang.

"Bawel, traktir makan", ujar Xavier.

"Ya Uda, ayo. Kalian mau satu mobil sama kami atau mau pisah?", tanya Pras.

"Kalau satu mobil, trus mobil kami?", tanya Adriana bingung.

"Tuh suruh mereka bawa pulang duluan", ujar Pras sambil menunjuk ke arah para pengawal mereka yang berdiri tak jauh dari mereka.

"Oh iya ya. Ya Uda satu mobil aja. Mereka suruh pulang duluan aja kak", ujar Adriana.

Xavier memanggil pengawalnya dan menyuruh mereka pulang lebih dulu. Akhirnya mereka berempat masuk ke dalam mobil Vellfire milik Pras dan menuju ke sebuah restoran tak jauh dari kampus Xena untuk merayakan keberhasilan Xena dan Adriana lulus dari sidang skripsi hari itu.