webnovel

Mengantar Documen

Setelah lama berkendara, Xena menepikan mobilnya di belakang mobil Jason. Tampak seorang montir sedang mengotak-atik mobil Jason. Jason yang melihat kedatangan Xena lalu menghampiri mobil Xena. Jason menunduk di pintu samping Banyu lalu memberikan sejumlah dokumen di dalam sebuah map plastik yang terbungkus sangat rapi.

"Xena ini langsung antarkan ke Pak Prasetya ya. Jangan kasihkan ke yang lain, perintah pak Presdir", kata Jason kepada Xena.

"Kalo ngga ada kak Pras boleh ditinggal atau aku bawa balik aja om?", tanya Xena.

"Tadi si pak Presdir bilang hanya boleh kasih ke pak Prasetya", ujar Jason.

"Ya Uda kalo dia ngga ada, aku bawa balik aja ya", ujar Xena.

"Tunggu sebentar, aku tanya pak Presdir dulu ya", ujar Jason lalu menghubungi Nathan.

"Xena kalo ngga ada, kamu kasih ke sekretaris nya aja kata pak Presdir, namanya Johnny ya. Ruangannya depan ruangan pak Prasetya", kata Jason.

"Oke om", ujar Xena lalu kembali mengendarai mobilnya menuju ke Lexi Group.

"Kenapa kamu ngga telepon aja dulu kak Prasnya buat pastikan dia ada di kantor atau ngga", usul Wilma.

"Buat apa? Justru seruan seperti ini, kita dadakan datangnya, jadi kan ketauan kalau ada yang disembunyikan", ujar Xena.

"Betul banget", Banyu dengan cepatnya menyetujui.

Ketiga sahabat Xena melirik ke arah Banyu heran. Beberapa saat kemudian mobil Xena masuk ke dalam lingkungan perkantoran Lexi Group. Xena melihat ada mobil yang akan keluar dari parkiran, lalu dengan sigap ia lalu memarkirkan mobilnya. Mereka berlima keluar dari mobil dan menuju ke Lobby kantor Lexi Group.

Saat memasuki Lobby, ke tiga teman Xena lalu berjalan menuju ke sofa di ruang tunggu sementara Xena ditemani Banyu berjalan menuju ke Recepsionis.

"Selamat siang mba. Aku dari WD Group mau antar document untuk pak Prasetya mba", ujar Xena ramah. Recepsionis itu tampak menghubungi ke tempat Pras.

"Maaf mba, pak Presdir lagi rapat", ujar Recepsionis itu.

"Kalo pak Johnny gimana mba? Saya tadi dipesankan kalo ngga ada pak Prasetya, aku disuruh hubungi pak Johnny", ujar Xena lagi.

"Sama mba, kebetulan pak Johnny juga ikut meeting sama pak Presdir", kata Recepsionis ini sopan.

"Udahlah hubungi aja. Daripada kita sia-sia ke sini", ujar Banyu pelan.

"Akh jadi ketauan dong. Ya Uda deh, daripada nunggu lama", ujar Xena. Lalu ia membuka HPnya dan menghubungi nomor Pras.

"Halo kak Pras. Aku di Lobby. Aku disuruh Daddy antar document tapi kamu katanya rapat dan pak Johnny juga", ujar Xena yang sempat membuat kaget recepsionis itu.

"Kamu turun ya. Aku rame-rame ne. Sebentar doang ambil document ini aja", ujar Xena lalu menutup teleponnya.

Banyu lalu menarik tangan Xena lalu mereka berdua menghampiri ketiga teman Xena yang lebih dulu duduk di Sofa. Banyu lalu duduk di samping Lily sementara Xena duduk sendiri di sofa single membelakangi pintu lift. Xena meraih sebuah majalah wanita lalu membolak balik halamannya.

Pras yang keluar dari lift lalu berjalan cepat menuju ke arah Xena. Semua karyawannya menunduk hormat kepada Pras. Pras menaruh jari telunjuk nya di depan bibirnya saat teman-teman Xena melihat kedatangannya. Ia Lalu menutup mata Xena dengan kedua tangannya sehingga membuat Xena gelagapan. Banyu yang melihat kemesraan itu memalingkan mukanya melihat ke arah Lily yang tersenyum manis padanya.

"Kak Pras, ngga lucu deh. Tangan kamu tuh bau rokok", ujar Xena kesal. Pras membuka tangannya lalu mengendus kedua tangannya.

"Eh iya, maaf ya sayang. Aku belum cuci tangan", ujar Pras malu.

Ucapan Pras tentu saja membuat semua karyawan yang mendengarnya saling berpandangan. Ada beberapa orang langsung mengenali Xena dari artikel yang ada di situs resmi Lexi Group. Recepsionis yang tadi menerima Xena memucat mukanya takut disalahkan karena menahan Xena di Lobby.

"Ini Document dari Daddy, harus dikasih ke kamu aja katanya", ujar Xena sambil menyerahkan documen yang ia bawa.

Pras menerima Documentnya dan memegangnya erat. Ia lalu duduk di Sofa Xena dibagian untuk tangannya.

"Kalian mau kemana? Sudah makan belum?", tanya Pras sambil merangkul Xena yang masih asyik melihat majalah wanita yang sedang dibacanya.

"Asik ditraktir makan lagi", ujar Wilma bersemangat.

"Siapa bilang? Bayar sendiri", ujar Pras meledek.

"Yah kalo gitu ngga jadi deh", ujar Wilma lemas.

"Udah ntar kita makan di tempat biasa. Di warteg", ujar Xena sambil cekikikan.

"Emang kamu bisa makan di warteg?", tanya Pras.

"Xena kalo makan di warteg bisa nambah kak. Kami ada langganan warteg di jalan A", ujar Lily polos.

Banyu melihat ke arah Xena dengan pandangan penuh arti dan Pras menangkap arti pandangan itu. Pras meletakkan tangannya di kepala Xena sementara Xena kemudian meletakkan majalah yang ia pegang.

"Xena kamu naik dulu ya sebentar. Aku taruh documen dulu sekalian ambil yang harus dikasih ke om Nathan", ujar Pras sambil menarik Xena untuk bangun.

"Tunggu sebentar ya. Kalian mau minum ngga? Di Wastafel banyak air", celetuk Pras.

"Ngga lucu kak", ujar Wilma dan Adriana sewot.

Sementara Lily hanya diam sambil memainkan ujung kemeja Banyu yang duduk disebelahnya, sementara Banyu melihat ke HPnya tanpa menyadari tindakan Lily.

Xena mengedipkan matanya ke arah teman-temannya yang langsung melirik ke Lily sambil senyum-senyum. Pras lalu berjalan ke arah Recepsionis dan memerintah mereka untuk menyuruh OB membawakan minuman dan Snack untuk kawan-kawan Xena.

Dengan satu tangan menggandeng Xena dan satu tangannya dimasukkan ke saku celananya, Pras lalu dengan santainya masuk ke lift dan naik ke ruangannya di lantai 12. Sampai di lantai 12, Pras keluar Lift masih dengan menggandeng Xena.

"Johnny, ini Xena calon Istri saya", ujar Pras dengan cueknya memperkenalkan Xena kepada sekertaris nya. Xena lalu mengulurkan tangannya menyambut uluran tangan Johnny, seorang pria muda yang merupakan sekertaris Pras.

"Selamat siang Bu Xena", sapanya dan Xena hanya tersenyum menjawabnya.

Pras lalu menyerahkan documen yang dibawanya lalu ia kembali berjalan menggandeng Xena memasuki ruangannya lalu menutup pintunya. Xena hanya diam berdiri menunggu Pras yang langsung menyambar pinggang nya dan memeluk Xena erat.

"Sayang bisa ngga ya ngga buat aku cemburu. Kita menikah aja ya bulan depan, ngga usah pakai tunangan", ujar Pras di ceruk leher Xena.

"Ngomong apa si kak. Uda deh akh cepetan. Kasian mereka nunggu di bawah", ujar Xena mulai kesal.

Pras mengangkat kepalanya lalu tanpa berkata-kata ia lalu mencium bibir Xena lama sekali sampai Xena kehabisan nafas dan mendorong tubuh Pras.

"Kak.... Kamu kenapa si", ujar Xena mulai kesal. Bibirnya mulai kelihatan agak memerah dibalik lipstiknya yang habis dilumat Pras. Ia mengeluarkan tisue dan melap bibirnya lalu menggunakan tisue yang lain melap bibir Pras.

"Xena, kita menikah saja ya. Ngga usah pakai tunangan segala", ujar Pras lagi.

"Sudah kak, kita Uda bahas ini berkali-kali. Aku malah belum mau bertunangan apalagi menikah", ujar Xena.

"Xena, aku mencintaimu", ujar Pras lembut.

"Kak, aku masih ingin menikmati hidupku kak. Aku belum mau terikat. Tapi karena Daddy, aku mau terima pertunangan kita bulan depan. Tapi kalau kamu masih memaksa juga, lebih baik kita pikirkan lagi semuanya kak", ujar Xena tegas.

"Baik sayang, aku akan menunggumu. Oke kita tunangan dulu bulan depan. Akh saya bisa gila kalau tidak melihatmu sehari sayang", ujar Pras lembut. Xena lalu memeluk Pras dan mengusap lembut punggung Pras.

"Kak Pras, kalau kita berjodoh, walaupun kita berpisah disisi dunia yang berbeda, kita tetap akan bersama pada akhirnya kak", ujar Xena berusaha menenangkan hati Pras.

"Xena kamu tau bagaimana menenangkan hatiku", ujar Pras pelan. Kemudian ada ketukan di pintu ruang kerja Pras, lalu Pras membuka pintunya dan mengambil documen yang disodorkan oleh Johnny.

"Ini tolong kasih om Nathan. Ayo kita makan siang dulu", ujar Pras memberikan documen itu kepada Xena lalu berjalan menuju ke arah lift lagi. Xena melingkarkan tangannya di lengan Pras.

"Aku mencintaimu sayang", bisik Xena di dalam Lift dan membuat Pras menatap matanya dalam. Pras lalu mencium kening Xena. Kemudian mereka keluar lift dan berjalan menuju ke arah teman-teman Xena.

Setelah berbincang sebentar dan kawan-kawan Xena menghabiskan minuman mereka, akhirnya Pras menemani Xena dan Kawan-kawan nya makan siang di restoran di depan kantor Lexi Group dengan berjalan kaki. Banyu membiarkan Lily melingkarkan tangannya dilengan Banyu dan mereka semua akhirnya makan siang dengan bercanda ria membuat kehebohan di restoran.