webnovel

Makan Siang

"Hantu Putih tu panggilannya Nathan? Cara bicaranya dengan temannya asyik juga ya, tidak kelihatan seorang CEO dari WD Group", ujar Andika kepada Adelia yang masih melihat ke arah bahan presentasi Andika.

"Dia kalau di depan teman-temannya cueknya setengah mati, terutama teman perempuan nya. Bikin naik darah. Hari pertama aku jadi istrinya aja Uda ada yang neror", gerutu Adelia.

Andika hanya diam membisu memperhatikan Adelia dengan seksama, dari atas rambut sampai turun ke arah kakinya. Hari ini Adelia memakai blus putih dengan cardigan Putih yang terkancing rapi di atas perutnya yang masih langsing dan Rok span warna coklat selutut nya memperlihatkan sepasang kaki jenjang putih dengan betis indah Adelia. Sepatu hak rendahnya juga mempermanis penampilan kaki Adelia. Dalam hati Andika ada penyesalan yang teramat karena dia sama sekali tidak pernah memperhatikan Adelia sebelumnya.

Cara memandang Adelia terhadap suaminya pernah ia rasakan dulu, tapi Andika sama sekali tidak menangkap signal hati Adelia sebelumnya. Kali ini saat semua terlambat, rasanya ia ingin menarik Adelia dalam pelukannya dan membawanya pergi jauh agar tidak ada yang bisa memisahkan lagi. Adelia semakin hari semakin cantik di mata Andika. Saat tak sengaja mata Andika melirik ke arah leher Adelia yang putih bersih, ada noda merah di sana. Kalau diperhatikan lagi itu memang kiss mark, dan tanda cinta Nathan membuat darahnya mendidih.

"Sialan", dengusnya kesal. Adelia menoleh ke arah Andika.

"Hah kamu mengumpat ke siapa? Ke saya?", tanya Adelia polos.

"Eh bukan, ini nyamuk kayanya gigit tanganku", ujar Andika mengalihkan.

Adelia melanjutkan yang dia lakukan sebelumnya. Sedetik kemudian Andika melihat ke arah bibir Adelia yang tanpa olesan lipstik hanya lip balm namun warna alaminya membuat Andika menelan ludahnya susah payah. Andai dia tidak ingat kalau Adelia sudah menikah, rasanya ingin diciumnya bibir Adelia saat itu juga. Segera kesadaran membawanya kembali ke bumi, lalu ia menutup laptopnya dan berujar, "Uda kamu kembali aja ke ruanganmu, aku mau siap-siap pergi meeting", ujarnya lalu mengangkat Adelia untuk bangun dari duduknya dan mendorong lembut tubuh Adelia keluar dari ruangannya.

Rasanya mau gila ketika Andika menyentuh tubuh Adelia, setelah Adelia keluar dari ruangan nya, Andika langsung menutup pintu rapat-rapat dan dia bersandar di balik pintu sambil memegang dadanya yang bergemuruh tak teratur. Sementara Adelia di depan pintu memandang heran ke arah pintu yang tertutup sekarang. Teguran salam Roni menyadarkannya, kemudian dia membawa tasnya melangkah menuju ruang kerjanya.

Siang hari waktu akan makan siang, Adelia sengaja berjalan menuju ke ruangan Andika, lalu bertanya kepada Roni, " Si Boss uda kembali dari meeting di PT.CAT?".

"Sudah Bu, tapi kayanya belum makan siang deh soalnya mukanya pucat dan dia tadi minta diambilkan obat lambung", ujar Roni cemas.

Adelia membuka ruangan kerja Andika dan mendapati Andika sedang menaruh kepalanya diatas meja seperti posisi tertidur tapi masih terdengar rintihannya. Adelia langsung berlari ke arahnya.

"Hei kamu kenapa? Pasti telat makan. Ayo kita makan siang bareng", ujar Andelia sambil menggerakkan tangan Andika. Andika mengangkat kepalanya, mukanya pucat dan ada bulir keringat di keningnya.

"Lambungku kumat ni", keluhnya.

"Ayo aku antar ke klinik di seberang aja mau? Apa mau diantar ke rumah sakit?", ujar Adelia tulus.

"Ajak aku makan aja deh yuk", ujar Andika lalu mendorong tubuh Adelia lalu meletakkan tangannya di bahu Adelia sambil berjalan menuju lift. Sampai di Lift Andika menurunkan tangannya dan tetap berjalan berdampingan dengan Adelia sampai ke mobilnya. Dikarenakan Adelia tidak membawa mobil, akhirnya mereka berdua berakhir makan siang dengan satu mobil.

Sesampainya di sebuah restoran langganan mereka, segera mereka mencari duduk yang masih tersedia, kebetulan tempat duduknya agak terpojok namun dari posisinya dapat terihat ke sekelilingnya. Setelah memesan makanan, Adelia mengedarkan pandangannya ke sekeliling, sementara Andika kembali menikmati pemandangan indah di depannya. Dia kembali memperhatikan muka Adelia dengan seksama. Kemudian dia melihat perubahan raut muka Adelia, dimana mata Adelia seakan berhenti di satu tempat. Andika mengikuti arah pandangan Adelia dan di seberang sana, dia melihat Nathan sedang duduk bersebelahan dengan perempuan cantik dan ada Jason di dekatnya. Perempuan cantik itu tertawa lepas mendengarkan kata-kata dari mulut Nathan. Adelia mengambil HP nya lalu mengambil beberapa photo Nathan dan perempuan itu dan sempat memvideokan saat perempuan itu duduk terlalu dekat dengan Nathan. Kemudian Adelia menchat Nathan menanyakan dimana dirinya dan dijawab kalau ia sedang meeting dengan rekannya di kantor.

"Ternyata dia berani bohong", ujar Adelia geram. Lalu Adelia bangun dari duduknya, sempat Andika memegang tangannya namun ditepis Adelia. Dia berjalan menuju ke arah Nathan, dikarenakan Nathan membelakangi Adelia, dia tidak melihat kedatangan istrinya. Kecuali Jason yang langsung pucat pasi saat melihat mata membunuh Adelia yang hampir tinggal selangkah dari tempat mereka duduk.

Jason langsung berdiri, "Selamat Siang Bu Adelia". Nathan langsung kaget begitu Jason menyapa Adelia, dia pun langsung berdiri menyambut Adelia. "Eh kamu ada di sini", sapanya gugup.

"Kamu Uda pindah kantor ya?", sindir Adelia yang lalu duduk di sebelah Jason. "Duduklah Jason. Kau berdiri begitu membuatku gugup", ujar Adelia sambil menarik tangan Jason agar di duduk disamping Adelia.

"Hai, apakah aku mengganggu?", sapanya ramah ke wanita yang duduk di samping Nathan yang mukanya penuh pertanyaan mengenai siapa wanita cantik yang membuat Jason dan Nathan langsung bersikap salah tingkah.

"Kamu siapa?", tanyanya.

"Oh saya cuma sekedar teman mereka yang kebetulan melihat mereka. Saya lagi heran aja, apa kantor WD sudah pindah lokasi", ujar Adelia cuek.

"Duduk lah Nathan. Tenang aja, saya cuma sebentar kok, saya juga lagi makan siang dengan pacar saya", ujar Adelia cuek yang membuat muka Nathan langsung memerah menahan marah.

"Kamu sama siapa sayang?", ujar Nathan agak geram.

"Aku sama pacarku Andika. Tuh dia disana", tunjuk Adelia santai.

"Sayang ini bukan seperti dugaanmu", ujar Nathan memelas.

"Issh tenang aja kale. Kan tadi saya bilang, saya cuma ingin menyapa teman saja", ujar Adelia santai. Wanita yang ada disamping Nathan makin kebingungan, lalu menarik tangan Nathan sehingga Nathan jatuh terduduk dekat sekali. Adelia melirik suaminya dengan pandangan tajam. Nathan langsung membetulkan duduknya lalu dengan kode dia menyuruh Jason bertukar tempat dengannya. Sebelum Nathan duduk disamping Adelia, Adelia bangun dari duduknya lalu berjalan menuju ke arah Andika dan kemudian duduk di samping Andika.

"Aku jangan dibawa-bawa ya. Nathan ribet kalau marah", ujar Andika menjauh dari Adelia saat ia melihat Nathan berjalan menghampiri. Adelia hanya nyengir mendengar keluhan Andika. Nathan kemudian menggeser dengan paksa dudukan Adelia. Tempat duduk Adelia memang sofa letter U sehingga walaupun digeser, Adelia tidak terjatuh.

"Dengarkan aku sayang, itu rekan Bisnisku. Aku cuma sedang makan siang aja kok ngga ada maksud apa-apa", ujar Nathan menjelaskan. Adelia hanya diam, ia lalu menyodorkan pisau dan garpu ke arah Andika.

"Makanlah, nanti sakit lambungmu makin jadi", ujar Adelia yang langsung membuat Nathan makin kesal.

"Sayang", ujar Nathan merayu.

"Nathan kami belum makan siang, bisa kah kamu meninggalkan tempat kami makan?. Kamu ngga ingin anakmu kelaparan kan?", ujar Adelia dengan nada mengancam.

"Iya, kita bicara lagi nanti di rumah ya. I Love you", Ujar Nathan lemah lalu mencium kepala Adelia yang langsung melengoskan kepalanya menghindar.

Nathan hanya diam dan dia malah menatap Andika tajam, sementara yang ditatap langsung berujar, "Aku ngga ikutan ya perang kalian", sambil dengan santainya dia memakan makan siangnya. Nathan lalu kembali ke tempat duduknya dengan muka kesal dan langsung dia tidak fokus untuk berdiskusi lagi, dia langsung berjalan keluar restoran meninggalkan wanita itu yang bertanya-tanya. Jason buru-buru menuju kasir dan membayar makanan yang dipesan sekalian dia juga membayar pesanan Adelia. Sementara Adelia dengan tenangnya memakan makan siangnya dengan disertai tatapan tajam dari Andika yang ada di depannya. Tak lama wanita yang bersama Nathan itupun keluar dengan muka kesal sambil melihat ke arah Adelia sinis. Terlihat ia memasukkin mobil Nathan di pintu belakang sementara Nathan duduk di depan samping Jason yang mengemudi. Pandangan Nathan tetap tertuju pada Adelia yang sama sekali tidak melihat ke arahnya, ada kemarahan dan kesedihan dalam tatapan matanya.