webnovel

Keras Kepala

Tiga hari sudah Xena terbaring di ranjang RS Lexi Group, rasa bosan mulai menghinggapinya. Tiap hari, ada saja petinggi Lexi Group yang datang meeting dengan Pras di kamar rawat Xena.

Walaupun Pras selalu menutup tirai antara tempat tidur Xena dengan sofa, namun Xena merasakan ketidak nyamanan.

Apalagi selama itu, Pras sama sekali tidak pernah mengungkit siapa "Dia" yang dimaksudkan Anthony beberapa hari lalu.

Sampai akhirnya siang itu kesabaran Xena sudah sampai batasnya. Saat akan makan siang, seperti biasa Pras akan duduk di sisi tempat tidur Xena bersiap untuk menyuapi istrinya.

"Kak, ngga ada yang kamu mau ceritakan kepadaku?", pancing Xena.

"Cerita soal apa?", tanya Pras tak mengerti.

"Tentang Dia", ujar Xena menyelidik.

"Dia siapa?", tanya Pras.

"Dia yang kamu bicarakan dengan Anthony beberapa hari lalu, yang suratnya tidak bisa diberikan kepadamu saat ada aku", ujar Xena.

"Hmm Itu bukan orang penting. Ngga patut dibicarakan", ujar Pras singkat. Dia berhenti menyuapi Xena dan menaruh sendok di kotak makan.

"Kamu mau makan sendiri?", tanya Pras dengan raut sulit diartikan.

"Aku ingin pulang kak", ujar Xena tegas.

"Tapi kata dokter kan kamu harus satu minggu bedrest sayang", ujar Pras melembut.

"Aku bisa bedrest di rumah", ujar Xena sambil tangannya akan bersiap mencabut selang infus yang ada di tangannya.

"Tunggu sayang, jangan dicabut. Aku tanya dokter dulu ya", ujar Pras berusaha menahan tangan Xena.

Saat Pras akan ke ruang perawatan, tangan Xena langsung mencabut selang infus.

"Astaga Xena. Apa-apa an si kamu", jerit Pras kesal.

"Aku mau pulang", ujar Xena meninggi.

Buru-buru Pras memencet tombol ke ruang perawat lalu ia mengambil tisue dan menekan bekas tempat infus Xena. Perawat datang dan segera mengambil tindakan mengobati tangan Xena.

Pras menatap tajam mata istrinya, demikian juga Xena. Terlihat kemarahan di mata Xena, sehingga akhirnya Pras mengalah.

"Suster, tolong siapkan prosedur kepulangan istri saya. Sekertaris saya akan membereskan administrasi nya", ujar Pras.

"Tapi pak Presdir, dokter masih belum mengizinkan pak", ujar perawat itu memprotes.

"Lakukan saja. Bilang sama Dr. Franky, ini permintaan pasien", ujar Pras tegas.

Pras langsung menelpon Johnny dan tak lama kemudian Johnny datang dengan segera. Xena sudah berganti pakaian saat Johnny masuk ke kamar rawat Xena.

"Johnny tolong bereskan administrasi istri saya ya. Kami pulang duluan", ujar Pras sambil membawa tas koper pink Xena.

Pras lalu mengejar Xena yang berjalan terlebih dahulu keluar kamar perawatan. Johnny hanya geleng-geleng melihat si nyonya yang sepertinya sedang marah.

"Sayang, pelan-pelan dong jalannya", ujar Pras lembut sambil meraih pinggang Xena dalam rangkulannya. Xena menepiskan tangan Pras dan ia berjalan menjauh dari Pras.

"Xena kamu kenapa si", ujar Pras mulai kesal.

Xena hanya diam dan masuk ke dalam lift. Pras mengikuti langkah Xena tanpa berbicara lagi. Saat sampai Lobby, semua perawat dan dokter yang bertemu memberi salam hormat kepada Pras. Xena dengan cueknya berjalan tanpa menoleh ke arah Pras. Pras sesekali memperhatikan Xena berharap istrinya akan tersenyum tetapi sia-sia karena Xena benar-benar sedang marah.

Sampai di depan pintu keluar, Pras buru-buru ke mobilnya dan membuka pintu mobilnya. Ia masuk dan melemparkan tas koper sembarang ke bangku belakang, dan saat akan menstater mobilnya, Xena masuk ke dalam mobil.

"Sayang kenapa ngga tunggu di situ aja, nanti aku ke situ", ujar Pras lembut namun yang ditanya hanya diam sambil memasang seatbelt nya dan kemudian memandang ke arah luar mobil.

Akhirnya mobil melaju menuju ke kediaman Nathan Utomo. Tak ada suara apapun selama perjalanan di dalam mobil, Pras mulai cemas.

Sampai di halaman rumah, Pras sempat berhenti karena tiba-tiba Xena membuka pintu mobil yang membuat Pras kaget setengah mati.

"Astaga Xena. Kamu kenapa si. Bahaya itu", jerit Pras tambah kesal.

Namun Xena dengan cueknya setelah melepaskan seatbelt nya berjalan masuk ke rumah. Bukan kamarnya di atas yang ia tuju, tapi kamar Mommynya Adelia. Xena membuka pintu kamar Mommynya dan kemudian setelah menutup pintu rapat, Xena merebahkan dirinya di tempat tidur Adelia lalu tertidur dengan pulas.

Sementara Pras yang setelah memarkirkan mobilnya baru masuk ke rumah sambil membawa tas pink Xena, lalu dengan segera menuju ke kamarnya di atas. Pras melihat kamar dalam keadaan kosong, lalu mencari ke dalam kamar mandi dan kemudian ke arah balkon tapi tidak menemukan Xena.

Pras kemudian keluar dari kamar dan mengetuk kamar Xavier. Luna membukakan pintu kamar.

"Sorry Luna, Ada Xena ngga di dalam?", tanya Pras cemas.

"Loh bukannya Xena di Rumah Sakit sama kamu?", tanya Luna heran. Xavier yang ada dibelakangnya membuka pintu kamar lebih lebar.

"Barusan pulang sama gw, dia turun duluan, tapi gw cari dikamar ngga ada. Ya Uda gw cari lagi deh", ujar Pras makin cemas.

"Kenapa lagi tuh anak", keluh Xavier.

Dia juga keluar kamar dan berusaha mencari Xena. Xavier membuka pintu kamar tamu, kamar mandi bahkan balkon tapi tidak menemukan Xena. Saat ia turun ke bawah, dia berpapasan dengan Adelia yang baru pulang dan Pras yang baru dari arah taman belakang. Nathan telah lebih dahulu melangkah ke arah kamarnya.

"Ada apa?", tanya Adelia saat melihat Pras yang kebingungan dan Xavier yang baru turun dari kamarnya.

"Aku lagi cari Xena Mom. Baru pulang dari Rumah Sakit, tadi dia turun duluan dari mobil, tapi aku uda cari ke kamar, kamar Xavier bahkan kamar tamu di atas, Xena ngga ada. Aku juga uda cari di taman belakang juga ngga ada", ujar Pras cemas.

"Ini anaknya. Dia lagi tidur di sini", teriak Nathan dari dalam kamar saat ia masuk ke kamar dan menemukan putrinya tertidur lelap ditempat tidurnya.

"Astaga Xena", ujar Pras.

Ia berjalan masuk ke kamar Nathan akan mengambil istrinya tapi Nathan mencegahnya.

"Biarkan saja dia disini. Kasihan sedang tidur pulas. Nanti saja kalau sudah bangun akan Daddy bawa ke atas. Kamu istirahat saja", ujar Nathan.

"Tapi Dad", ujar Pras mau protes tapi Adelia mencegah dengan menyentuh tangan Pras.

"Istirahat saja dulu Pras. Biarkan Xena tidur disini", ujar Adelia lembut.

Pras memandang wajah pulas Xena lalu dengan langkah malas berbalik berjalan menuju ke kamarnya. Xavier dan Luna tidak mengikuti Pras, mereka berbelok ke arah ruang keluarga menyetel TV dan menonton berdua sambil berpelukan membuat Pras geram karena dia sedang tidak bisa memeluk istrinya. Akhirnya Pras masuk ke kamarnya dan mencoba untuk tidur di atas tempat tidur nya.