webnovel

Chapter 5

Ketik Kenesha mengikuti Kyuhyun keluar kamar, dia melihat koridor itu berwarna beige, sangat kontras dengan kamar Kyuhyun yang terang. Lampu antik yang dipajang di kanan kiri koridor semakin menambah kesan tertutup dan romantis. Kenesha berusaha mengembalikan pikirannya yang mulai berkeliaran. Bisa berbahaya menunjukkan kelemahan sekecil apapun didepan namja mesum ini. ketika sebuah tangga membawa mereka turun, Kenesha merasa sedikit takut dengan kegelapan total yang menyambut mereka. Dia berhenti berjalan karena tidak tahu harus melangkah kemana. Kemudian dengan tanpa aba-aba, Kyuhyun menggandeng tangannya masuk menuju ruangan itu. Kyuhyun sepertinya tahu harus bergerak kemana dan tiba-tiba saja cahaya menyeruak dari begitu banyak monitor didepan mereka.

Kenesha tidak bisa menghitung ada berapa banyak monitor yang sebagian menampilkan rekaman cctv di gedung ini. kabel-kabel bertumpuk diantara celah-celah monitor dengan berbagai ukuran, deretan CPU yang mulai berdebu, serta alat-alat lain yang entah apa namanya. Penerangan hanya datang dari layar monitor dan tidak ada lampu yang menerangi seluruh ruangan. Jadi Kenesha hanya bisa melihat sejauh monitor-monitor itu menyoroti benda didepannya. Tetapi kemudian dia menyadari suhu ruangan ini sangat dingin dan ruangan kerja Kyuhyun ini dibatasi oleh kaca tebal transparan, membuat udara tidak bisa keluar.

"Kau tidak main-main waktu kau bilang kau ini jenius ya?" tanya Kenesha yang masih terperangah.

Kyuhyun tersenyum mengejek, "kalau kubilang aku jenius, itu artinya aku sudah merendah diri. Kau sudah lihat bagaimana aku mendesain seluruh rumahku dan bagaimana aku berhasil lolos dari para mafia itu hingga kini, bukan? Aku tidak jenius, aku sangat jenius." Jawabnya dibalas dengan tatapan oh-aku tidak peduli- Kenesha.

"Mana monitor yang merekam cctv dikamar hotel ku?"

Kyuhyun mengetik perintah di keyboardnya dengan cepat sekali dan monitor dihadapannya langsung menampilkan kamar hotel Kenesha yang kosong. "Kau bilang mafia itu ada disana?!" protesnya pada Kyuhyun.

"Kau ingat kenapa aku segera berlari keluar setelah mendengar bunyi bel dikamar tadi?" tanya Kyuhyun yang disambut anggukan Kenesha. "Itu adalah bunyi setiap kali ada aktifitas di pintu masuk kamarmu dan mereka sudah keluar dari kamar sekitar sejam yang lalu untuk mencari keterangan dibawah." Dengan beberapa sentuhan di keyboard, monitor langsung menampilkan rekaman cctv yang menunjukkan beberapa mafia sedang berdiskusi mengenai keanehan Kenesha yang menghilang secara tiba-tiba dan menyimpulkan bahwa Kenesha harus dibunuh bersama dengan Kyuhyun.

Kyuhyun melirik sekilas wajah Kenesha yang berubah menjadi semakin pucat. 'Dia pasti terkejut mendengar vonis mati seperti itu,' pikir Kyuhyun. "Tenang saja," ucap Kyuhyun tanpa memindahkan pandangan dari monitor. "Mereka tidak akan bisa membunuhmu. Ayo kita kirimkan ucapan selamat datang untuk mereka," imbuhnya sambil mengetikkan sesuatu yang sama sekali tidak dipahami Kenesha.

"Apa yang akan kau lakukan?" tanya Kenesha ingin tahu. Dia berharap Kyuhyun akan menjelaskan dengan gampang dan bukan dengan bahasa programmer yang tidak diketahuinya. "Aku mengirimkan mereka virus untuk mengacaukan sistem cctv mereka," jawabnya santai.

"V.Vamp….? Itu inisialmu?" kening Kenesha berkerut membaca tulisan di monitor.

"Yeah, kependekan dari Valgyura Vampano."

"Kedengarannya seperti Vampire," komentar Kenesha dibarengi tawa.

"Kau benar. Vampire Kyu adalah salah satu julukanku ketika aku masih SMA. Aku selalu membuat sistem yang ku hack menampilkan layar dengan latar merah darah dan ketika mereka berusaha memperbaikinya, layar akan berubah menjadi hitam."

Kenesha merasa bodoh karena tertawa sebab penjelasan Kyuhyun barusan tidaklah sama seperti yang Kenesha pikirkan barusan. "Kau pasti memikirkan aku adalah vampire tampan yang baik hati dan tidak menghisap darah manusia seperti di film-film itu bukan?" ejek Kyuhyun.

"Kau salah," sambung Kyuhyun yang kini menatap Kenesha lekat-lekat. "Selain program, aku adalah vampire yang selalu menghisap darah wanita cantik. Jadi jangan harap kau bisa lepas dariku, Kenesha-ssi."

"Baik, hisap saja darahku sampai aku mati. Toh aku bakal di bunuh oleh mafia itu. Apa bedanya?" Kenesha kemudian keluar dari ruangan itu dengan marah dan berjalan lurus hingga menemukan tangga. Dia duduk di tangga pertama.

Setengah berharap ini semua hanyalah mimpi tapi dia merasa akan kelihatan bodoh kalau mencoba mencubit tangannya atau menggigit lidah. Jadi Kenesha tetap berdiam hingga Kyuhyun datang dan berdiri di dua tangga dibawah Kenesha. Kyuhyun baru akan membuka mulutnya namun suara keroncongan perut Kenesha menyela begitu keras hingga membuat Kyuhyun tertawa.

"Baiklah, ayo kita makan. Maafkan aku karena melupakan hal sekecil itu," ujar Kyuhyun sambil tersenyum. Kyuhyun memberikan tangannya tapi begitu Kenesha berusaha untuk tidak melihat itu, dia menarik jemari Kenesha dalam genggamannya. "Ayolah!" imbuh Kyuhyun tanpa peduli ekspresi Kenesha yang menolak.

Mereka turun ke lantai selanjutnya. Ruangan ini benar-benar berbeda dari dua ruangan diatas. Warna monokromatis mendominasi ruangan yang bisa dibilang dapur karena kitchen set yang mewah dan berkilat terbentang dari ujung ruangan hingga keujung satunya. Masih ada pojok bar yang lengkap dengan bench dan deretan wine dan sampanye mahal. Sementara Kyuhyun mulai memasak, Kenesha memperhatikan dapur ini dengan seksama. Lagi-lagi ada monitor didapur ini dan tidak ada jendela kecuali sepetak ventilasi kecil. Ada kamar mandi yang lumayan besar namun tidak semewah kamar mandi diatas. Kyuhyun benar-benar menata ini semua dengan rapi, benar-benar diluar dugaan.

"Nah, mari makan!" seru Kyuhyun dan menyerahkan piring yang ternyata berisi mie ramen. Kenesha melongo menatap piring itu sementara Kyuhyun nyengir melihat ekspresi Kenesha. "Aku tidak biasa memasak. Dapur ini hanyalah pelengkap saja. Makanya, kali ini kau nikmati saja apa yang ada, oke?" jelas Kyuhyun.

"Bagaimana kalau selanjutnya aku yang memasak saja?" tawar Kenesha, miris melihat mie ramen yang tenggelam kebanyakan kuah.

"Aku mohon bantuanmu!" jawab Kyuhyun seketika. Dia tahu bahwa Kenesha bisa memasak. Dia juga tahu bahwa Kenesha tidak akan keberatan untuk memasak untuknya. Ini memang siasat Kyuhyun untuk membuat Kenesha menawarkan dirinya memasak. Dia memang jenius.

Selesai makan, Kenesha mencuci piring dan merapikan dapur yang sebenarnya tidak kotor sama sekali. Dia hanya tidak berani mengganggu Kyuhyun yang sedang serius didepan laptopnya. Sesekali Kyuhyun berteriak frustasi dan berikutnya dia berseru kegirangan. Akhirnya Kenesha berinisiatif membuatkan kopi dan meletakkannya di samping laptop Kyuhyun.

"Terima kasih, Kenesha-ssi," ujarnya tersenyum.

"Ya, sama-sama. Tapi, mengirimkan virus kepada mafia itu sebegitu susahnya kah? Kulihat daritadi kau mengeluh kesal.."

"Tidak, virus itu sudah kukirimkan daritadi dan aku jamin sekarang mereka sedang berusaha memperbaikinya. Aku mengeluh karena aku belum bisa menyelesaikan game yang sedang kumainkan ini.."

"Game?" tanya Kenesha syok. "Aku pikir kau sedang berkutat dengan virus untuk mafia itu.."

"Ah, itu sih masalah kecil. Kenapa?"

"Begini.. Aku.. aku ingin mandi," jawab Kenesha semakin pelan. Meski begitu Kyuhyun mendengarnya dan kembali tersenyum penuh maksud. "Tapi kenapa? Kau ingin kita mandi sama-sama?" tanyanya menggoda.

Kenesha memelototinya dengan galak. "Ya, ya, aku mengerti. Aku kan hanya bertanya, siapa tahu kau ingin menikmati wine, gelembung sabun yang hangat dalam pelukanku–" ucapan Kyuhyun terpotong karena Kenesha telah melemparinya dengan celemek dan memandangnya galak.

"Baiklah, kopermu ada diatas, dibawah tempat tidur. Aku sudah mematikan alarm jadi kau bisa mandi dengan nyaman," Kyuhyun mengerling padanya tetapi tidak ditanggapi oleh Kenesha.

Begitu tiba di lantai paling atas, Kenesha segera mendorong kopernya ke dalam kamar mandi berlantai pualam itu. Dia mengisi bathub, mencampurnya dengan bermacam-macam sabun dan mulai berendam didalamnya.

'Ini benar-benar seperti surga,' pikirnya nyaman. Dia memijat tubuhnya dengan perlahan dan benar-benar menikmati waktu mandinya dengan santai. Begitu merasa cukup, Kenesha bangkit mencari shower untuk membersihkan sabun dibadannya. Dia memutar shower itu tapi tidak ada air yang keluar. Saat itulah terdengar ketukan di kamar mandi Kenesha. Cepat-cepat dia mengenakan gaun mandinya dan berdiri disudut.

"Maafkan aku Kenesha, aku lupa memberitahumu, shower dikamar mandi ini sedang rusak. Sebaiknya kau mandi di kamarmu saja," teriak Kyuhyun dari balik pintu.

Kenesha membuka pintunya sedikit dan dia melihat Kyuhyun sedang berbalik memunggunginya, mengarahkan remotenya ke ujung ruangan didekat tempat tidur. Sekejap saja muncul satu garis dengan kenop yang menandakan itu adalah sebuah pintu. "Kau yakin aku akan aman berada disana?"

"Aku jamin." Jawab Kyuhyun tanpa memandang Kenesha. Kenesha lalu menunggu hingga Kyuhyun turun kebawah, meninggalkannya sendirian kemudian berlari cepat menuju keujung ruangan, dia menyentuh kenop itu dan seketika pintu itu bergerser membuka, menunjukkan kamar mandi Kenesha.

Kenesha langsung menyalakan shower dan membersihkan dirinya dari busa-busa sabun. Begitu melihat shampoonya, dia memutuskan untuk sekalian keramas, karena dia tahu dia tidak akan bisa keramas sampai shower Kyuhyun dibetulkan. Dia mandi dengan cepat, takut kalau-kalau mafia itu muncul dan langsung menembaknya ditempat.

Dengan perasaaan was-was Kenesha mengeringkan tubuh dengan handuk dan menggunakan gaun mandi lalu melilitkan handuk di rambutnya yang basah. Dia baru saja hendak keluar dari ruangan shower yang disekat dengan kaca ketika sebuah tangan menarik dan membekap mulutnya..

Lanjut lagi???

Kissme2020creators' thoughts