webnovel

Chapter 4

Kenesha bangun dan mendapati wajah Kyuhyun berada amat sangat dekat dari wajahnya. Dia setengah berharap apa yang disaksikannya sekarang ini hanyalah mimpi. Kyuhyun tersenyum padanya, dengan bertelanjang dada dan memandang dirinya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Nafas Kenesha memburu dan dia berusaha mengingat apa yang terjadi semalam tetapi nihil. Hal terakhir yang bisa diingatnya adalah dia memilih sofa paling kecil dikamar hotelnya agar membuatnya tidak bisa terlelap dengan nyaman dan sekarang dia malah berada diatas tempat tidur bersama Kyuhyun. Secara refleks Kenesha meraba tubuhnya tetapi dia melihat selimut tebal membungkus rapat dirinya dari leher sampai ke kaki.

"Ada apa? Kau masih ingin tidur lagi? Atau… kau mau mencoba 'olahraga' pagi hari?" bisik Kyuhyun tersenyum.

Kenesha menelan ludah dan dia balik bertanya, "apa yang terjadi semalam? Kenapa aku ada disini?" sebagai ganti pertanyaan, "apa yang kau lakukan padaku?"

Dengan air muka yang menyiratkan keterkejutan, Kyuhyun berkata dengan penuh tekanan pada setiap kalimatnya, "Kau harus pindah kekamarku karena mafia itu sudah mengetahui apa yang terjadi sebenarnya. Tapi, bagaimana mungkin kau tidak ingat apa yang terjadi semalam? Padahal aku berusaha begitu keras… "

"Ap–tidak mungkin! Kita pasti tidak melakukan apapun semalam. Aku.. aku tidak merasakan tubuhku sakit atau semacamnya.." sanggah Kenesha dengan ragu.

Kyuhyun menatap Kenesha sejenak dan kembali tersenyum. "Kenapa kau tidak memeriksanya sendiri?" ucapnya mengerling ke arah selimut yang dikenakan Kenesha.

Dengan jantung berdegup kencang, Kenesha menarik selimut tebal yang melilit tubuhnya hingga lepas dan menemukan dirinya masih mengenakan kaos tanpa lengan, lengkap dengan celana panjangnya. Dia berbalik menatap Kyuhyun yang sekarang tengah menertawakannya dengan begitu keras.

"Ya ampun.. seharusnya kau melihat wajahmu ketika menarik selimut tadi! Kau benar-benar lucu, kau tahu?" ucap Kyuhyun sambil tertawa.

"Oh, kau sudah puas menertawakanku?! Kenapa kau membohongiku?" teriak Kenesha, membuat Kyuhyun menghentikan tawanya dengan segera dan berganti menjadi serius.

"Jadi kau berharap aku benar-benar menyentuhmu semalam?"

"CHO KYUHYUN! Untuk terakhir kalinya, berhentilah bersikap tidak sopan kepadaku!" bentak Kenesha.

Dengan satu gerakan mendadak, Kyuhyun langsung menarik paksa Kenesha sampai jatuh dan menindih tubuhnya. Semua itu terlalu tiba-tiba hingga Kenesha tidak sempat mengatakan apapun. "Kau tidak paham juga ya? Membiarkan wanita tertidur di ranjangku tanpa ku sentuh adalah hal tersopan yang pernah kulakukan. Aku berusaha sangat keras untuk tidak menyentuhmu meskipun kau tertidur seperti orang mati. Jadi, kau sadar betapa berbahayanya bersikap seperti itu, nona Kenesha?"

Kenesha membeku dengan tubuh Kyuhyun menimpanya. Dia sendiri bingung dengan sensasi yang dia rasakan. Dia marah, jengkel, frustasi, takut, syok tetapi di sisi lain jantungnya berdegup amat kencang dan pipinya bersemu. Setiap bagian tubuh Kyuhyun yang bersentuhan langsung dengan kulit Kenesha serasa panas dan membakarnya. Hal yang bisa dilakukan Kenesha setelah mendengar ultimatum Kyuhyun hanyalah mengangguk. Dia tidak tahu harus menjawab apa karena otaknya telah macet total. Bagaimana mungkin lelaki serampangan–mesum–gila ini bisa mengacaukan pikirannya?

Kyuhyun menyadari perbedaan wajah Kenesha yang sekarang bersemu dan merasakan denyut nadi di pergelangan tangan Kenesha menjadi tidak karuan. Dia sendiri bersusah payah menekan nafsunya atas yeoja yang selalu saja menguji imannya ini. "Kumohon Kenesha-ssi, berhentilah menunjukkan wajah seperti itu atau aku bisa lepas control. Kau harus tau aku tidak menerima jawaban 'tidak'," ujar Kyuhyun sambil bangkit dan melepaskan Kenesha dari cengkramannya.

"Ak–aku...." ucap Kenesha terbata-bata dan bingung.

Namun tiba-tiba terdengar bunyi seperti bel pintu yang menggema ke seluruh kamar. Kyuhyun buru-buru keluar, meninggalkan Kenesha sendirian. Di saat itulah Kenesha menyadari betapa kosongnya kamar Kyuhyun. Hanya ada sebuah sofa besar dan sebuah meja di tengah ruangan yang lumayan besar ini. Tempat tidurnya sendiri berada tidak jauh dari sudut. Seluruh warna yang mendominasi kamar Kyuhyun adalah putih bersih. Tidak ada pigura, cermin, atau bahkan lemari pakaian. Kamar ini benar-benar 'kosong' dalam artian sebenarnya.

Kenesha duduk di pinggir tempat tidur dan melihat hanya ada dua pintu diruangan ini. Keduanya berwarna putih dan jika tidak ada garis di sekeliling pintu, dia tidak akan bisa menemukannya. Kyuhyun baru saja keluar lewat pintu terdekat, disebelah kirinya dan meskipun Kenesha tahu tidak sopan untuk memeriksa kamar seseorang tanpa izin, Kenesha tetap berjalan menuju pintu yang kedua. Berbekal rasa penasaran yang tinggi, Kenesha membuka pintu itu tetapi ketika dia menyentuh kenop pintunya, bunyi sirine meraung memecah keheningan. Dalam hitungan detik, Kyuhyun telah tiba di kamar dengan nafas tersengal-sengal.

"Ya ampun! kau bahkan tidak bisa duduk santai? aku hanya butuh 3 menit saja," tanyanya dengan nafas satu-satu.

Kenesha menunduk malu, "Errr.. aku.. hanya ingin ke kamar mandi.." dalih Kenesha.

Sejenak Kyuhyun menatapnya ragu namun dia berjalan ke arah Kenesha dan menekan huruf O pada remot khusus di sakunya, barulah bunyi sirine itu berhenti berdering. "Aku lupa untuk mematikan alarm. Nah, sekarang kau sudah bisa menggunakannya." Kata Kyuhyun sambil membukakan pintu kamar mandi.

Mereka masuk kedalam ruangan yang berukuran setengah dari kamar Kyuhyun. Kenesha hampir tidak bisa menyembunyikan kekagumannya terhadap kamar mandi yang sangat mewah ini. Seluruh lantainya dilapisi marmer putih mengkilap dan terdapat sebuah bathub besar di tengah ruangan. Sebuah westafel dengan cermin diatasnya dan lemari kaca disebelah kanan cermin menunjukkan deretan pembersih wajah serta obat-obatan yang tersusun rapi. Monitor berukuran 31 inci diletakkan dengan sempurna di sudut atas ruangan sehingga tidak merusak keindahan kamar mandi ini.

Jika dikamar tadi Kenesha tidak menemukan jendela atau ventilasi, di kamar mandi ini ventilasinya menghadap ke arah matahari di timur, berbentuk lubang-lubang kecil yang mungkin mencapai seratus lubang dan di sekat dengan kaca berukiran unik dengan gradasi warna yang berbeda-beda pada setiap kacanya, sehingga warna yang masuk ke kamar mandi ini sungguh menakjubkan.

"Bagaimana? Kau terkesan?" tanya Kyuhyun setelah melihat ekspresi Kenesha.

Kenesha menatap namja disampingnya ini dengan tidak percaya. "Ini.. well, hebat sekali," jawabnya jujur.

Kyuhyun mendengus dan berkata dengan bangga, "ini semua hasil desainku sendiri. Kalau kau tidak terkesan, berarti ada yang salah dengan otakmu."

Kenesha meliriknya dengan sebal dan berlagak tidak mendengarkan ucapannya barusan. "Tapi.. kenapa kamar mandimu mewah sekali? Berbeda jauh dengan kamar tidurmu. Lihat saja, bathub ini sangat bagus dan besar sekali.."

"Aku lebih suka menghabiskan waktu di kamar mandi. Bagiku, kamar tidur hanyalah tempat untuk tidur dan.. 'tidur'," jawab Kyuhyun penuh penekanan di akhir kalimatnya.

Kenesha berdeham dan berjalan keujung bathub. "Apa ini?" tanyanya begitu melihat sesuatu tertutup kain seperti gorden. Kyuhyun lalu menarik gorden itu dan menunjukkan lusinan wine yang diletakkan secara terbujur berderet memenuhi lemari, lengkap dengan tatakan gelas berkaki tinggi serta gelas koktail. Sontak Kenesha menaikkan alisnya tinggi-tinggi memandangi Kyuhyun dan wine-wine itu.

"Inilah salah satu alasan aku lebih senang menghabiskan waktu disini. Coba pikir, berendam di bathub, wangi sabun, wine berkelas dan.. wanita cantik."

Dengan wajah cemberut Kenesha berbalik menatap Kyuhyun yang sedari tadi menggodanya habis-habisan. "Bisakah kau berhenti menggodaku?" tanya Kenesha lambat-lambat.

"Tidak, Kenesha-ssi, tentu tidak. Aku akan terus menggodamu sampai kau jatuh kepelukanku," jawab Kyuhyun dengan penuh keyakinan.

"kenapa kau yakin sekali aku akan termakan rayuanmu?"

"Kau akan, Kenesha-ssi. Kau mau mencobanya? Aku jamin dengan sebotol wine ini kau akan memandangku berbeda," tantang Kyuhyun sambil menunjuk wine yang bertuliskan Chateau de St.Cosme Gigondas Valbelle (2009) di labelnya.

Kenesha menghela nafas panjang, "Tidak, aku tidak mau. Minum wine bukan keahlianku. Aku akan pingsan di gelas kedua,"

"Benarkah? Kalau begitu kita harus mencobanya sesekali. Aku yakin kau akan merasakan sesuatu yang berbeda.." ucap Kyuhyun sambil tersenyum licik.

Kembali berlagak tidak mendengarkan Kyuhyun, Kenesha bangkit dan berjalan kembali ke kamar tidur. Dia memandang sekeliling dengan heran, "kenapa tidak ada jendela disini?"

"Maksudmu ini?" Kyuhyun lalu menekan tombol O di remote nya dan seketika atap kamar yang tadinya Kenesha pikir adalah dinding, bergeser ke kanan dan menyisakan sepetak besar ventilasi udara yang cukup untuk 3 orang dewasa keluar bersamaan melalui lubang itu.

Lagi-lagi Kenesha takjub melihat betapa canggih dan mewahnya ruangan ini, tetapi belum sempat dia berkata apapun, Kyuhyun menekan lagi remotenya dan sebuah pintu geser muncul dan menampilkan berderet-deret koleksi baju dan aksesoris pelengkap lain dibaliknya. Ada bermacam-macam merk jam, kacamata, kalung, gelang hingga sepatu yang disusun dengan sangat cermat. "Ternyata kau menyukai keteraturan, ya?" tanya Kenesha.

"Dan juga keindahan, tentu."

"Ya, kau benar. Benar-benar indah. Tapi, kenapa kau harus menekan remote itu kamana-mana?" tanya Kenesha sambil menunjuk kearah remote yang dipegang Kyuhyun.

Kyuhyun duduk di sofa didekat lemari bajunya. Karena hanya ada satu sofa berlengan dan sebuah meja didepannya, Kenesha memutuskan untuk berdiri ketika melihat Kyuhyun mengisyaratkan untuk duduk diatas pangkuan Kyuhyun.

"Kau sudah gila?" gumam Kenesha sambil melotot dan Kyuhyun tertawa sebagai jawabannya.

"Aku memang membuat semuanya 'tidak tampak' agar tidak ada yang bisa masuk ke 'rumahku'. Satu-satunya cara adalah remote ini. tanpa remote ini, semua ruangan yang disentuh akan membunyikan alarm dan mengaktifkan proteksi laser tak kasat mata yang salah-salah akan membuat tubuhmu terpotong menjadi dua," jelas Kyuhyun dengan mimic serius.

Kenesha memandang Kyuhyun dengan takut dan dia memperingatkan dirinya sendiri agar tidak menyentuh apapun lagi selanjutnya. Tetapi Kyuhyun malah tertawa dan Kenesha sadar lagi-lagi namja sialan ini mempermainkannya. "Untuk bagian laser dan tubuh terpotong itu hanyalah lelucon. Kau tidak perlu terlalu serius, Kenesha-ssi." Ucapnya sambil terbahak.

Baru saja Kenesha hendak menampar Kyuhyun tapi segera diurungkan niatnya itu. "Kenapa? Bukannya kau ingin menamparku? Aku tidak keberatan untuk memulai pagi ini dengan ciuman manis dari bibirmu," mendengar ucapan Kyuhyun tersebut, Kenesha menggeleng dan mundur perlahan sampai dia menyentuh dinding. Dalam 2 detik, sirine meraung lagi. Kyuhyun menekan remotenya dan sebuah pintu terbuka, menunjukkan koridor dengan tangga diujungnya.

"Ayo kita turun," ujar Kyuhyun. Melihat Kenesha yang masih was-was, Kyuhyun segera menambahkan, "tenang saja, bagian terburuknya sudah lewat, Kenesha-ssi. Dibawah adalah ruang kerjaku. Kau mau ikut? Atau kau ingin kita disini saja?"

Kenesha tentu tidak berpikir dua kali. Dengan segera ia mengikuti Kyuhyun turun ke bawah.