webnovel

Chapter 2

Kenesha terduduk disudut tempat tidurnya dan memikirkan setiap kata-kata yang diucapkan Kyuhyun. Untuk apa dia datang kesini? Liburan? Sepertinya kata-kata itu langsung menguap bila dibandingkan dengan masalahnya sekarang ini.

"Aku baru saja tiba di Seoul dan harus menjadi objek pembunuhan? Oh, bagus sekali Ken, hidupmu sempurna sekali. Dua tahun kerja mati-matian, mempelajari budaya dan bahasa Korea, menghabiskan begitu banyak uang untuk liburan 9 hari, dan sekarang apa? Aku harus mati tanpa sempat ke Gangnam? Terkurung diruangan ini bersama laki-laki mesum dan dikepung mafia? Kalau tahu begini aku tidak akan pergi. Ah, dasar bodoh! Gadis tolol!" Pekirannya semakin nelangsa dan tiba-tiba saja Kenesha mendapatkan ide.

Dia berjalan mengambil tasnya dan membongkar isinya diatas lantai. Dia tahu apa yang dia cari, mungkin bukanlah senjata yang amat berguna bila dibandingkan dengan pistol tapi setidaknya dia bisa melawan. Kenesha mencari diantara tumpukan pakaian dan matanya tertuju pada sehelai kain dengan renda diujungnya. Seakan ada palu yang menghantamnya, dia terlonjak ketika menemukan sebuah kenyataan penting.

Dalam sekejap Kenesha mencapai kamar mandi dan mencari-cari dimana pintu yang Kyuhyun bilang adalah akses untuk masuk ke kamarnya tetapi nihil. Dia tidak bisa menemukan bahkan goresan didinding kamar mandinya. Tidak kehabisan ide, Kenesha kembali keruang depan dan mencari-cari cctv. Dia melambaikan tangannya beberapa kali lalu mulai memanggil Kyuhyun dengan gusar. Tidak menyadari sama sekali bahwa Kyuhyun terus menertawakan tingkahnya lewat cctv.

"HEI! CHO KYUHYUN! Cepat kesini!! Ada yang mau kutanyakan padamu!" Teriaknya tertahan. Kenesha tidak berani mengambil resiko untuk mendampratnya kuat-kuat karena dia takut mafia itu masih di depan kamarnya.

Terdengar deritan dari arah kamar mandi dan belum lagi Kyuhyun menanyakan ada apa, Kenesha langsung menyemburnya tanpa ampun. "KAU!! AKU INGIN BERTANYA KEPADAMU. CHO KYUHYUN-SSI! KAU MEMASANG CCTV DIKAMAR INI LALU KAU BISA MELIHAT APAPUN YANG TERJADI DISINI BUKAN?"

Kenesha terlihat begitu marah dan anehnya Kyuhyun menganggap ini semua lucu. "Tentu saja, Kenesha-ssi." Jawab Kyuhyun senormal mungkin meskipun dia sudah tahu kemana arah pertanyaan Kenesha.

"JADI KAU JUGA MELIHATKU GANTI BAJU?!" Kenesha bergidik memikirkannya. Dia memang mengenakan kaos dan piyama selama didalam kamar hotel tetapi ketika mandi dan ganti baju..

"Maaf soal itu," ucap Kyuhyun nyengir, membuat mata Kenesha membelalak lebih lebar. "Tapi, perlu kau ketahui, aku tidak memantau kamar ini 24 jam. Aku harus bekerja juga, kau tahu. Aku hanya mengecek jika ada aktifitas di pintu masuk."

"Jadi, semalam kau tidak melihatku ganti baju?" tanya Kenesha dengan wajar setelah berhasil mengontrol emosinya.

"Tidak. Semalam aku diluar. Bukankah sudah kubilang aku kembali ketika kau sudah tertidur?" Jawab Kyuhyun disambut helaan nafas lega Kenesha yang mendengarnya. "Kenapa? Ada yang terlewatkan olehku? apa ada yang ingin kau tunjukkan padaku?" goda Kyuhyun sambil tersenyum penuh arti.

"APA? HEH! Jaga mulutmu! Dasar tidak sopan!" bentak Kenesha lagi sementara Kyuhyun tertawa melihat reaksinya. "Tapi aku lebih suka kau memakai blus garis-garis merah muda, sayang sekali kau tidak jadi memakainya tadi pagi," sambung Kyuhyun lagi.

"JADI KAU MELIHATKU GANTI BAJU?" Emosi Kenesha kembali meledak dan ia gemetaran karena marah.

Masih tertawa hebat, Kyuhyun menjawab pertanyaan penuh emosi Kenesha dengan geli. "Kan sudah kubilang aku Cuma mengecek. Lagipula aku tidak melihatmu telanjang, kau masih memakai tanktop."

'Cukup sudah!' batin Kenesha dan ia melayangkan tangannya ke udara, bermaksud menampar lelaki gila–mesum–brengsek dihadapannya ini. Tetapi, Kenesha kalah cepat. Kyuhyun lebih dulu menahan tangan Kenesha sebelum sempat mencapai pipinya. Kenesha terkejut dan segera meronta. Bukannya melepaskan Kenesha, Kyuhyun malah makin memperkuat genggamannya, tidak mempedulikan teriakan kesakitan Kenesha.

Kenesha menyadari, semakin dia meronta, semakin Kyuhyun tidak akan melepaskannya. Jadi dia memilih untuk berdiam diri dan menahan kesakitan meskipun buku jarinya sudah memerah. "Lepaskan aku! Hei! Kyuhyun-ssi!"

Kyuhyun mendekatkan wajahnya dan berbisik pelan, "kau tahu tidak? Ada yang menarik perhatianku dari tadi. Ternyata bibirmu itu sangat ekspresif, ya?" Kenesha memelototi Kyuhyun yang sepertinya sama sekali tidak takut. "APA? Dasar mesum! Cepat lepaskan aku!!"

"Dengan 1 syarat.." bisiknya mengancam.

"Apa itu?"

"Biarkan aku menciummu.." bisik Kyuhyun dengan seringaian penuh arti.

Kenesha membeku dan memandang Kyuhyun tak percaya. "Ap-? Apa kau bilang?"

"Atau takkan kulepaskan."

"Hemph!" dengus Kenesha tidak percaya. "Bukannya kau bilang aku bukan tipemu?

Masih menyeringai, Kyuhyun menjawab pelan, "Tadinya kupikir kau ini pendiam, tapi ternyata tidak. Benar-benar tipeku."

Mereka berpandangan dalam diam dan akhirnya Kenesha menjawab setelah berpikir cepat. "Baiklah. Lepaskan dulu tanganku."

Kyuhyun terlihat menimbang-nimbang tapi tetap melepaskan Kenesha. Dan begitu tangannya terbebas, Kenesha langsung berlari kearah tasnya dan mengambil barang yang dari tadi dicarinya. Sebuah Stun gun yang dibelikan ayahnya untuk keadaan-keadaan gawat darurat seperti ini. dengan cepat dia mengarahkan Stun gun tersebut ke tubuh Kyuhyun ketika Kyuhyun mengejarnya. Langsung saja, tegangan listrik 50.000 volt menghujam tubuh Kyuhyun seketika membuat Kyuhyun pitam dan tergeletak tak berdaya.

"Awas kalau kau berani mendekatiku!" Ancam Kenesha ketika Kyuhyun sudah mulai kembali sadar. Dia mengedarkan pandangannya keliling ruangan dan menemukan Kenesha berada di balik sofa dengan tangan memegang stun gun disebelah kanannya dan pisau buah disebelah kirinya. Mau tak mau Kyuhyun merasa geli dengan pemandangan yang dilihatnya sekarang. "Wah, pertahan dirimu ternyata lumayan juga. Tapi, pisau buah Cuma bisa membuat jariku berdarah," ujarnya menahan tawa.

"Dan aku bisa membuatmu pingsan dengan alat ini!" sanggah Kenesha sambil mengacungkan Stun gun ditangan kanannya.

"Baiklah-baiklah, kali ini aku mundur," ucap Kyuhyun menyerah dan mengangkat kedua tangannya. Tetapi kemudian dia menunjukkan senyum evil–sempurna–nya. "Tapi, kau akan tidur denganku nanti malam."

"APA KATAMU?" Kenesha ternganga dan syok setengah mati. Dia tidak menyangka laki-laki mesum–gila ini sudah kelewatan batas. Kalau saja dia punya pisau daging, dia pasti sudah mencincang lelaki gila ini daritadi.

"Pilihannya hanya: mau sukarela atau harus kupaksa. Kau belum tahu bukan, ternyata mafia itu sudah mendapatkan data check-in mu lebih dulu dan mengetahui kau datang sendirian." Suara Kyuhyun terdengar berat dan Kenesha merasa jantungnya mencelos. "Tapi aku sudah merubah data check-in mu menjadi dua orang. Kelihatannya mereka masih curiga dan kemungkinan besar mereka akan kembali nanti malam untuk 'mendengarkan' kita," Kyuhyun mengakhirinya dengan mengedipkan mata kepada Kenesha.

Dengan muka merah padam, Kenesha berteriak tertahan, "matipun aku tidak mau melakukannya! Lebih baik mereka menodongkan pistol kearahku!"

Setelah akhirnya bisa duduk di sofa seberang Kenesha, Kyuhyun menjawab santai dan melemparkan pandangan tidak percaya kearah Kenesha. "Ayolah, kenapa kau tidak mengiyakan saja? Lagipula ini Cuma seks. Kau pasti menikmatinya, bukan?"

Kenesha menatap Kyuhyun tidak percaya. "Cuma katamu? Cho Kyuhyun-ssi, itu kehormatan seorang wanita! Kau tidak paham?!"

"Apa? Jangan bilang kau masih perawan…" Ucap Kyuhyun setengah bercanda dan ketika Kenesha tidak menjawabnya, Kyuhyun malah semakin ingin menggodanya. "Benar begitu? Ya ampun.. ternyata masih ada perawan di bumi ini. kalau begitu aku jamin nanti malam adalah malam terbaikmu," Kyuhyun mengerling lagi sambil menahan cengirannya.

Tidak terima dilecehkan terus-menerus, Kenesha berdiri dan mendongakkan kepalanya dengan keyakinan penuh. "Coba saja kalau kau mau kusetrum hingga mati, Kyuhyun-ssi." Ucapnya lugas dan jelas.

Melihat ekspresi Kenesha yang begitu bersungguh-sungguh, tawa Kyuhyun meledak, ia benar-benar tidak menyangka Kenesha begitu menarik. Ia tertawa sampai perutnya sakit, sambil mengingat sudah berapa lama ia tidak pernah tertawa lepas seperti ini..

"Kita lihat saja nanti," ujarnya setelah berhasil menguasai diri lagi. "Sampai nanti malam, Nona Kenesha…"

Kenesha terus siaga membawa Stun gun dan pisau buah sembari mengumpulkan benda-benda lain yang bisa dijadikannya senjata menghadapi siapapun yang ingin macam-macam dengannya, terutama programmer gila–mesum–brengsek itu. Akhirnya dia berhasil mengumpulkan gunting, vas bunga bahkan pulpen yang diletakkan tak jauh dari jangkauannya agar Kenesha bisa langsung mencapainya jika ada satu gerakan mencurigakan apapun. Semua usaha Kenesha yang begitu gigih ini disaksikan Kyuhyun dihadapan monitor komputernya. Meskipun ada hal mendesak lain yang harus dilakukannya, dia tetap saja tidak bisa mengalihkan pandangannya dari monitor yang merekam kegiatan Kenesha. Ketika Kenesha mulai memperhitungkan berbagai rencana, Kyuhyun sebaliknya tersenyum dan menantikan apa yang terjadi selanjutnya dengan bersemangat.

Ketika malam tiba, Kenesha masih kelihatan bersusah payah menahan kantuk yang semakin menguasainya. Dia telah menghabiskan dua gelas kopi dan masih saja merasa mengantuk. Awalnya Kenesha mencoba untuk memikirkan berbagai kemungkinan darimana Kyuhyun akan muncul. Mondar-mandir untuk memastikan pintunya telah terkunci dengan baik dan bahkan menggeser lemari sepatu kedepan pintu agar mafia-mafia itu tidak bisa menerobos masuk dengan cepat, sehingga dia setidaknya punya beberpa detik untuk menjerit minta tolong atau lompat dari jendela. Yah, seperti itulah..

Tapi seberapa keraspun dia mencoba, matanya tetap saja mengkhianatinya. Tidak mau menyerah, Kenesha duduk di sofa yang paling kecil dan paling tidak nyaman untuk di tiduri. Tetapi setelah 15 menit bergumul dengan rasa kantuk, Kenesha terlelap dengan posisi aneh, membuat Kyuhyun yang berdiri dihadapannya tersenyum penuh arti..

Kenesha mendengar suaranya sendiri berkata dalam mimpinya, "jangan bangun Ken, jangan bangun. Kau harus tetap tidur atau hal buruk akan terjadi.." tetapi mendadak ada seseorang yang membisikkan sesuatu ditelinga Kenesha dengan lembut namun penuh ancaman. "Selamat pagi putri tidur.. silahkan bangun dari mimpimu.." Kenesha tersentak dan menemukan wajah Kyuhyun hanya 10 senti dari wajahnya. "Apa tidurmu nyenyak? Kau masih ingin tidur lagi?" tanyanya dengan senyum menyiratkan seribu arti. Apapun itu, Kenesha tahu kalau semalam ia ketiduran dan Kyuhyun menggendongnya ke tempat tidur..