webnovel

CHAPTER 1

Hari ini cuaca sangat cerah dan membuat suasana hati Kenesha semakin bagus. Ini hari kedua dia berada di kota terfavoritnya, Seoul dan kenesha masih merasa semua hanyalah mimpi. Kenesha menyesap kopinya perlahan, tak ingin terburu-buru menikmati sarapan di restoran hotel yang sangat mewah ini. Dia memandang sekelilingnya yang senggang. Masih pukul 9 pagi dan orang-orang belum banyak mengisi restoran. Mereka mungkin masih bergelung dikasur yang empuk tapi Kenesha tak ingin membuang waktunya jauh-jauh ke Seoul hanya untuk tidur.

Kesempatan untuk bisa menginjakkan kaki di Negara ini tidaklah mudah. Kenesha harus bekerja keras mengumpulkan uang dan semua usahanya terbayar dengan kenyamanan yang dia dapatkan disini. Kendatipun Kenesha hanya mendapatkan cuti liburan 10 hari dan dia berencana menggunakan 9 harinya untuk menjelajahi Korea Selatan. Jadi setelah menghabiskan sarapan yang 'wah' itu, Kenesha bangkit dan bergerak menuju lift. Dia sama sekali tidak menyadari beberapa orang berpakaian serba hitam mengawasinya dari jauh..

Kenesha menekan tombol 17 dan lift segera membawanya keatas. Begitu lift tiba dilantai 17, dia merasa aneh dengan dua orang yang berpakaian serba hitam berdiri diujung lorong yang persis disebelah pintu kamarnya. Setengah ketakutan dan curiga, Kenesha buru-buru masuk dan mengunci pintu. Dia memperhatikan monitor cctv yang dipasang dipintunya dan melihat dua orang mencurigakan tadi masih berada disitu. Namun ketika kenesha berbalik kebelakang, dia menemukan seorang laki-laki yang hanya mengenakan selembar handuk berdiri dihadapannya. Wajahnya basah dan rambutnya masih meneteskan air. Belum sempat dia menarik nafas untuk berteriak, laki-laki itu membekap mulutnya dengan paksa.

"Tenanglah dan Jangan bersuara!" Perintahnya dengan bisikan ketika Kenesha memberontak dari bekapannya.

Kenesha tidak menurutinya dan tetap meronta. "Sst!! Perhatikan monitor itu!" perintah lelaki itu lagi.

Kehabisan tenaga dan tersengal-sengal karena tetap tidak bisa melepaskan bekapan laki-laki itu, Kenesha memperhatikan monitor cctv dihadapannya. Dia melihat dua orang tadi memegang walkie talkie dan mulai berbicara.

"Aku yakin aku mendengar suara orang mandi dikamar ini. tapi aku tidak mendengar ada keributan didalam. Jika dia memang berada didalam, gadis itu pasti sudah teriak daritadi bukan? Coba periksa apakah gadis itu datang bersama pasangannya." Dua orang laki-laki itu terdiam ketika mendengar sahutan dari walkie talkie ditangan mereka.

"Baiklah, kau teruskan berjaga didepan. Kalau kau menemukannya, bunuh langsung. Aku akan memeriksa kamar ini dulu." Ucap lelaki satunya mengakhiri percakapan sementara yang satunya lagi berkata ia akan mencari kunci cadangan kamar kenesha.

Mendengar hal itu, sekujur tubuh Kenesha langsung gemetaran. Sudah pasti kata-kata 'bunuh' tadi bukan Cuma bercanda ketika dia melihat pistol disaku jas salah satu lelaki itu. Saking takutnya, Kenesha bahkan lupa untuk memberontak dan dia tidak sadar ketika lelaki yang berada dibelakangnya sudah melepaskan bekapannya.

Laki-laki dihadapannya berbisik dengan sangat pelan, "kumohon tenanglah. Jangan panic dulu." Kenesha menatapnya ketakutan dan balas berbisik, "Neo nuguya (Kau siapa)?"

"Namaku Cho Kyuhyun. Dengar, mereka itu adalah mafia dan mereka mengejarku. Mereka akan segera masuk dan kita tidak punya kesempatan untuk kabur karena mereka memiliki senjata." Jelas Kyuhyun dengan cepat. Kenesha merasa kakinya goyah. Mereka berdua tidak punya kesempatan untuk kabur. Dia akan dibunuh.

"Oh tidak, bagaimana ini? aku –apa yang harus kulakukan.." ucap Kenesha terbata-bata.

"Kenesha-ssi," ujar Kyuhyun pelan dan membuat Kenesha menatapnya dengan bingung. Bagaimana dia bisa tahu namaku..? "Apa kau percaya padaku?" ujar Kyuhyun sambil memandangnya lurus. Secara refleks Kenesha langsung menggeleng dan menjawab, "tidak."

Kyuhyun tersenyum kecil –senyum yang aneh dalam keadaan seperti ini– dan berkata dengan santai, "sayangnya kau harus percaya padaku." Belum lagi Kenesha sempat bertanya apa maksud kata-katanya, Kyuhyun langsung menariknya kearah tempat tidur berukuran king size dan mendorong jatuh Kenesha dengan paksa.

"Apa yang kau lakukan?!" ucap Kenesha panik. Kyuhyun langsung membekap mulut Kenesha lagi.

"Sst! Dengarkan baik-baik, mereka sudah berhasil masuk. Kau hanya perlu mengulang kata-kataku atau kita berdua mati. Mengerti?"

Kenesha berpikir cepat, tetapi sepertinya Dia tidak punya pilihan lain selain mengikuti rencana lelaki yang hanya memakai selembar handuk dan kini berada diatas tubuhnya. Wajah mereka sangat dekat dan Kenesha merasa bodoh untuk berdebar dalam situasi yang menentukan hidup dan matinya ini. tapi dia tidak bisa menghentikan debaran jantungnya yang tidak karuan. Tidak jika tetesan air dari rambut Cho Kyuhyun terus menetesi wajahnya. Kenesha menyadari bahwa laki-laki ini memiliki dada yang bidang dan cukup berbentuk. Dia juga melihat ada sebuah bekas sayatan membelah dada kanannya. Mau tidak mau Kenesha memikirkan siapa sebenarnya Cho Kyuhyun.

Mereka bisa mendengar suara orang masuk mengendap-endap dari pintu didepan dan Kyuhyun mendekatkan lagi wajahnya untuk membisikkan kata-kata yang harus diikuti Kenesha. "Katakan dengan wajar dan keras, 'Ini masih pagi, Seung Jo sayang." Bisiknya ditelinga Kenesha.

Kenesha berusaha mengatakannya dengan wajar tapi kedengarannya dia seperti orang gugup. Kenesha bukan gugup karena ketakutan melainkan kehilangan fokus karena dia dapat merasakan sapuan nafas kyuhyun di lehernya. Kyuhyun mengernyit sedikit tetapi dia langsung berkata dengan keras dan wajar, "Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi, Ken. Kau terlalu menggoda untuk dibiarkan hingga malam tiba." Begitu selesai menjawab, Kyuhyun membisikkan lagi kata-kata yang semuanya diucapkan Kenesha dengan tidak alami dan gugup.

Mereka tidak tahu bahwa kegugupan yang Kenesha ucapkan itulah yang berhasil mengecoh dua orang mafia yang sedang mendengarkan percakapan tipuan mereka dengan seksama.

"Seung Jo sayang, kau ini sangat tidak sabaran ya,"

"Siapa yang bisa bersabar kalau melihatmu begitu menggoda?"

"Tapi aku harus mengerjakan laporanku, Seung Jo sayang."

"Bukankah kita sedang liburan? Ayolah Ken, bersenang-senang saja dan jangan pikirkan laporan. oke?"

"Oh, baiklah, kau menang."

Dari sudut koridor, dua mafia itu melihat Ken yang benar-benar sedang bermesraan dengan Seung Jo yang memunggungi mereka. Kenesha lalu berkata "pelan-pelan Seung Jo sayang," dan tertawa nyaring. mafia itu langsung yakin bahwa mereka telah salah orang. Mereka lalu meninggalkan kamar itu dengan sedikit kesal karena tidak berhasil menemukan Kyuhyun ditambah harus melihat pasangan yang bermesraan di pagi hari.

"Apakah mereka sudah pergi?" bisik Kenesha takut.

Kyuhyun menunggu beberapa saat dan menjawab tenang, "ya. Mereka benar-benar sudah pergi."

Kenesha bernafas lega tapi Kyuhyun tidak kunjung bangun dan masih memandanginya. "Kenapa tadi kau gugup sekali?"

Wajah Kenesha bersemu ketika mata mereka bertemu. "Ak–Aku.. Aku ketakutan.." jawabnya terbata-bata sambil membuang muka. "Kau gugup karena ketakutan atau gugup karena aku?" ucapnya sambil tersenyum penuh arti.

Kenesha menjadi salah tingkah dan dia menyadari adanya 'bahaya ke dua'. Cepat-cepat dia mendorong tubuh Kyuhyun menjauh darinya. Bangkit dengan gerakan kikuk dan wajah bersemu, Kenesha segera berbalik badan ketika menyadari Kyuhyun sedang mengenakan pakaian dengan santai, seakan tidak pernah ada mafia yang sedang memburunya.

"Kau.. Siapa kau sebenarnya?" tanya Kenesha setelah Kyuhyun selesai berpakaian dan duduk nyaman di sofa kamarnya –kamar Kenesha.

"Sudah kubilang namaku Cho Kyuhyun, aku seorang programmer dan seperti yang tadi kau dengar sendiri, mafia-mafia tadi sedang mengejarku." Ucap Kyuhyun tanpa sedikitpun ketakutan. Dia malah terdengar seperti membicarakan cuaca hari ini, membuat Kenesha semakin bingung.

"Memangnya apa yang telah kau lakukan sampai mereka ingin membunuhmu?" tanya Kenesha lagi. Dia mengubah pertanyaannya didalam pikirannya, "Memangnya kebodohan apa yang telah kau lakukan sampai mereka memburumu?"

Kyuhyun tidak langsung menjawab melainkan menatap Kenesha dengan sedikit tegang yang berhasil disamarkannya menjadi wajah cuek. "Aku membongkar kegiatan-kegiatan illegal mereka dan bos mereka berhasil ditangkap polisi. Tetapi para pengikutnya merasa aku yang harus bertanggung jawab dan mereka ingin balas dendam kepadaku."

Kenesha tertegun mendengar jawaban Kyuhyun. Dia merasa Kyuhyun sangat berani untuk melakukan tindakan seperti itu, tetapi dia segera tersadar dan kembali ke rasa penasarannya, "Choa, itu sangat mengesankan. Tapi, kenapa kau ada dikamarku?"

"Aku sedang mandi," jawabnya santai.

"Apa? Mandi.. dikamarku?"

"Ini kamarku juga~"

"Apa? Bagaimana mungkin? Sejak kapan ini menjadi kamarmu?" Tanya Kenesha tidak sabaran. Dia sudah memikirkan complain kepada manager hotel ini karena membagi kamarnya dengan seorang lelaki asing.

"Sejak 3 tahun yang lalu," Kyuhyun mengambil ponsel di sakunya dan mulai mengetik cepat, beberapa kali mengerutkan kening sementara Kenesha menunggunya mengatakan sesuatu seperti "aku bercanda," atau "kau tertipu!" tapi Kyuhyun tidak kunjung mengatakan apapun.

"Ja-jadi, kenapa aku tidak melihatmu semalam?" tanya Kenesha yang mulai meragukan perkataan Kyuhyun.

Kyuhyun mendongak dan tersenyum kecil, "ah, kau sudah tidur ketika aku pulang semalam," jawabnya simple.

"Ba-bagaimana kau tahu? Kau melihatku tidur?"

"Tentu saja aku melihatmu! Aku kan masuk dri pintumu," ucap Kyuhyun seakan itu pertanyaan sepele.

Kenesha semakin kaget mendengar jawaban Kyuhyun dan dia perlu beberapa saat untuk mencerna perkataan Kyuhyun barusan. "Apa?? Tunggu dulu–tapi, kenapa kamar ini disewakan kalau kau memang tinggal disini selama 3 tahun?"

Kyuhyun memasukkan ponselnya kembali ke saku dan sekarang dia menatap Kenesha sambil tersenyum–senyum yang penuh arti. " karena manager hotel tidak tahu aku tinggal disini, hanya pemilik hotel ini yang tahu."

"Benar-benar tidak masuk akal!" pikir Kenesha dalam hati, berkebalikan dengan pertanyaan yg diajukannya kepada Kyuhyun, "bagaimana mungkin mereka tidak melihatmu jika kau tinggal disini setiap hari? Mereka kan harus membereskan kamar ini," tanya Kenesha dengan penuh kecurigaan.

"Itu mudah saja bagiku, Nona Kenesha," jawab Kyuhyun sambil mengibaskan tangannya. "Kamar ini kan sudah kupasangi cctv.

"Dan lagi, kau tidur dimana semalam? Aku tidak melihatmu ada diruangan ini tadi pagi."

Kyuhyun tersenyum lagi, "Aku tidur di tempat tidurku."

"Keunde, dimana tempat tidurmu?"

"Dikamarku."

Kenesha melongo dan ia sadar lelaki dihadapannya ini sedang mempermainkannya.

"Oke, stop!" Ujarnya sambil menekan pelipis sebentar lalu menarik nafas panjang. "Baiklah, pertama-tama, dimana letak kamarmu?"

Kali ini Kyuhyun tersenyum lebih lebar, kelihatan jelas dia sedang menikmati kebingungan Kenesha. "Dibalik kamar mandimu."

Kenesha menatapnya bingung, "ada kamar dibalik kamar mandiku? Yang benar saja! Bagaimana mungkin?!" tanyanya tidak percaya.

"Kau belum paham juga? Aku ini programmer, Kenesha-ssi. Aku sendiri yang mendesain kamarku ketika hotel ini dibangun. Aku memang jenius." ucapnya penuh percaya diri.

Sedikit kelimpungan menerima semua informasi yang sepertinya mustahil ini, Kenesha mencoba berpikir bahwa ini semua bukan lelucon. "Jadi, dibalik kamar mandi ini ada kamarmu?"

Kyuhyun mengangguk mengiyakan.

"Dan kau keluar masuk lewat pintu ini?"

"Benar," jawab Kyuhyun.

"Kau juga memasangi cctv dikamar ini?"

Alis Kyuhyun berkerut dan ia menjawab, "tentu saja, ini kan akses masuk ke kamarku. Sudah pasti aku memasangi cctv dikamar ini."

Kenesha memasang wajah datar dan berkata, "baiklah. Kalau begitu aku mau beres-beres sekarang juga." Sambil berjalan ke arah tempat ia menyimpan kopernya.

"Kau mau pindah kamar?" tanya Kyuhyun sedikit kaget.

Kenesha berhenti dan berpaling menatap Kyuhyun. "Tentu saja! Bagaimana mungkin aku sekamar dengan lelaki asing sepertimu? Aku baru saja diancam tembak oleh mafia karena kau dan aku bakal dibunuh juga. Kau tidak tahu mengerti perasaanku sekarang?!" jawab Kenesha sengit.

Kyuhyun berdiri dan mendekati Kenesha. Dia tidak menyangka bahwa yeoja didepannya ini sungguh sangat ketakutan. "Jangan bercanda, Kenesha-ssi. Kau mau pindah disaat para mafia-mafia itu menjaga lobi hotel dan data-data para tamu? Lalu apa alasanmu mau pindah kamar?"

Mendengar perkataan Kyuhyun membuat Kenesha semakin syok dan ketakutan. Otaknya serasa macet dan dia tidak tahu apa yang akan dia lakukan sekarang.

"Kau kan Cuma check-in untuk 3 hari.. bersabar saja.." ucap Kyuhyun menenangkannya.

"Tapi aku.." Kenesha tidak menyelesaikan kalimatnya dan ganti menatap Kyuhyun.

"Tapi apa? Kau takut kepadaku? Atau kepada mafia-mafia itu?"

"Dua-duanya.." jawab Kenesha berterus terang. Benar, dia juga ketakutan pada lelaki yang sama sekali tidak dia ketahui identitasnya ini.

Kyuhyun mendengus, "tenang saja, Kenesha-ssi. Karena pertama, kau bukan tipeku dan kedua, aku memasang cctv di semua lift dan sudut hotel. Aku akan tahu kalau mereka kembali." Ucapan Kyuhyun yang begitu lugas sejenak menenangkan hati Kenesha.

"Tapi.. kenapa aku harus terlibat semua ini?" tanyanya menunduk, memilih untuk menatap lantai alih-alih wajah Kyuhyun.

Kyuhyun menyentuh dagu Kenesha dan mengangkatnya, menemukan matanya yang terlihat sedih dan mendadak Kyuhyun teringat sesuatu yang mengusik hatinya belakangan ini. "Kau percaya takdir, Kenesha-ssi? Kau tidak akan bisa lari dari takdir.." ucapnya pelan.

Selama beberapa detik Kenesha menatap Kyuhyun dengan nanar sebelum akhirnya berkata, "Pada akhirnya aku tetap akan dibunuh oleh mafia-mafia itu, bukan?"

"Tenang saja, kalau kau mengikuti petunjukku, kau akan selamat. Buktinya aku masih hidup sampai sekarang. Aku jamin semuanya baik-baik saja." Ucapnya penuh keyakinan. "Dan lebih baik kau jangan keluar dulu seharian ini atau mereka akan curiga kenapa kau turun sendirian. Paham?"

Kenesha mengangguk pelan ketika Kyuhyun menepuk pundaknya. Kyuhyun lalu berjalan kearah Kamar mandi sambil bersenandung. Pikirannya melayang ke beberapa informasi yang telah ia dapatkan dan melihat Kenesha yang bereaksi seperti yang dipikirkannya.

"Ini bakal seru," batinnya sambil tersenyum.