webnovel

Kamar Kylie

"Wah, yang benar bang?" Toni kembali melotot saat sang kakak membahas uang.

Toni memang selalu tergiur kalau ada pekerjaan yang memiliki gaji besar, karena memang kehidupannya yang sudah sulit. Toni hanya ingin meringankan beban sang kakak, Soni.

"Iya katanya sih begitu."

"Bang, sudah deh fokus sama satu kerjaan saja!" Joni benar-benar mengkhawatirkan kakak tertuanya itu.

"Iya bang fokus di restoran aja, tapi kalau ada info kerjaan lainnya bisa kasih ke aku atau bang Joni aja," celetuk Toni.

"Itu benar!" Joni setuju dengan apa yang di katakan oleh adiknya itu.

Namun, Soni kembali terdiam dan memikirkan sesuatu. Soni memang tipe laki-laki yang terlalu banyak diam dan berpikir.

***

1 minggu kemudian.

Pukul 9 malam.

Di sebuah rumah mewah dan sangat elegan, seorang asisten rumah tangga tengah kebingungan didepan sebuah pintu kamar.

"Nona, tolong buka pintunya nona!" teriak asisten rumah tangga itu yang masih berusaha menggedor-gedor pintu kamar.

"Bi, apa nona Kylie benar-benar tidak keluar kamar selama seminggu ini?" tanya seorang laki-laki yang agak tua sedang melangkah menghampirinya.

Wanita yang tengah menggedor-gedor pintu kamar itu langsung menoleh kearah suara tadi dan berkata. "Ya pak Asep, bagaimana ya?" Wanita tengah kebingungan.

"Bi Ani, sebaiknya kita bicara jujur saja pada tuan David," ucap pak Asep.

Asisten rumah tangga tadi adalah bi Ani dan pak Asep ini adalah supir. Selama setelah pesta selesai, sebenarnya nona Kylie sama sekali tidak keluar kamar. Bi Ani berbohong pada tuan David agar ia tidak terlalu mengkhawatirkan anak tunggalnya itu. Namun sepertinya kebohongan yang di lakukan oleh bi Ani membuatnya bingung sendiri.

"Aku takut di marahin sama tuan," kata bi Ani dengan wajah pucat.

Seketika hening.

Pak Asep dan bi Ani sedang berpikir dan memikirkan sesuatu agar nona Kylie mau keluar. Namun, tiba-tiba saja terdengar suara kaki yang sepertinya sedang melangkah menuju kearah pintu kamarnya nona Kylie.

"Kylie sayang!" Suara seseorang yang sudah tidak asing lagi di telinganya bi Ani dan pak Asep.

Pak Asep dan bi Ani langsung saling menatap satu sama lainnya. Mereka sedang bingung harus mengatakan apa nanti pada seseorang yang tengah menghampiri mereka saat ini.

"Loh, kenapa kalian hanya didepan kamar anakku?" tanya seseorang yang sudah ada didepan mereka.

"Tidak kenapa-napa tuan David," jawab pak Asep yang tengah bingung.

"Selamat malam tuan David, apa mau minum kopi?" Bi Ani sepertinya sedang mengalihkan pembicaraan.

Seseorang yang sudah ada didepan pak Asep dan bi Ani adalah David Hernandez, ia adalah ayah kandungnya Kylie. Hari ini David baru saja pulang dari pekerjaannya dan wajahnya sedikit kusut.

"Hem, saya mau jus alpukat saja bi!"

"Baik tuan!" Dengan cepat, bi Ani bergegas pergi dan meninggalkan pak Asep sendirian disana.

"Pak, tolong cek mobil saya sepertinya ada masalah!" David memberikan kunci mobilnya pada pak Asep.

"Siap tuan!" Pak Asep langsung mengambil kunci itu dan bergegas pergi dari hadapan majikannya.

Setelah bi Ani dan pak Asep meninggalkan David sendirian didepan pintu kamar anaknya. David sedikit curiga dengan kamar sang anak yang selalu saja tertutup rapat.

"Sepertinya sudah seminggu aku tidak melihat anakku," gumam David yang sedikit mengerutkan keningnya.

Karena dalam seminggu ini David benar-benar sibuk dan bahkan ia tidak sempat sarapan dan makan malam bersama putri tunggalnya. David merasa rindu dengan putrinya lalu ia langsung mengingat istrinya yang entah berada dimana.

"Dewi, andai aku tidak menikahi kamu," gerutu David yang langsung mengepalkan tangannya.

David mencoba menggedor-gedor pintu anaknya dengan pelan-pelan. David benar-benar merindukan Kylie.

"Sayang, daddy pulang!" David sedikit meninggikan suaranya.

Namun, masih sama seperti biasa David mengunjungi pintu anaknya. Tidak ada respon sama sekali dari dalam kamar sang anak.

"Sepertinya anakku marah karena aku tidak memperhatikannya," batin David sedikit sedih.

David mendengar sesuatu dari dalam kamar anaknya, sepertinya sang anak sedang mendengarkan musik.

"Lagu Justin Bieber, pasti anakku masih merasa kecewa saat pesta itu," ucap David yang kembali mengingat pesta anaknya.

David langsung mengambil ponselnya dan menelepon seseorang, seperti biasa tidak perlu menunggu lama untuk David mendapatkan jawaban dari seseorang yang ia telepon.

"Halo, Siska tolong hubungi asistennya Justin Bieber!" David sudah berbicara melalui ponselnya dengan seseorang yang bernama Siska.

Siska adalah sekretarisnya David di kantor, kali ini David menelepon sekretarisnya untuk masalah pribadinya.

"Untuk apa bos? Hubungi sekarang? Ini sudah malam bos," ucap Siska dengan suara bingung.

"Iya di Indonesia memang sudah malam tapi di Amerika tidak malam kan!" David selalu saja gemas dengan sekretarisnya itu.

"Oh iya bener bos, saya lupa. Maafkan saya!"

"Hubungi Justin kapan dia ada waktu senggang lalu apa dia bisa ke Indonesia atau saya harus kesana, setelah itu kabari saya dan ..."

"Bos, bisa pelan-pelan tidak bicaranya? Saya agak pusing mendengarkan suara bos yang sangat cepat," protes Siska.

David menghela nafas panjang. "Sudah pokoknya hubungi saja asistennya Justin dan tanya schedule Justin selama satu bulan kedepan!"

"Baik bos!"

David langsung menutup telepon itu dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Lemot sekali punya sekretaris!" Lagi-lagi David geleng-geleng kepalanya. "Untung saja dia cantik!"

Seketika David memukul pelan kepalanya. "Apa hubungannya dia cantik atau tidak! Fokus pada anakmu, David!" Saat ini David tidak boleh memikirkan orang lain kecuali Kylie.

***

Keesokan harinya.

Pukul 6 pagi.

Seorang gadis cantik sudah duduk di sofa didalam kamar David.

"Dewi?" David memanggil gadis itu dengan suara khas bangun tidurnya.

Gadis itu langsung menghampiri David. "Hei, aku bukan Dewi," ucap gadis itu yang langsung cemberut.

"OMG anakku!" David langsung bangun dari tidurnya dan sangat terkejut melihat putrinya yang sudah berada didalam kamarnya.

Kylie sudah terlihat sangat cantik dengan dress mahal yang sudah melekat pada tubuhnya. Pakaian yang di gunakan Kylie selalu pakaian mahal dan dari designer terkenal.

David sudah berposisikan duduk di samping anaknya. "Sayang, kamu sudah cantik banget. Mau kemana?" tanya David yang sangat penasaran dengan putrinya.

"Mau ikut ke kantor daddy," jawabku dengan singkat.

"Daddy pikir kamu mau jalan-jalan sama Lauren dan James," celetuk David sambil membelai rambut sang anak.

"Daddy, apa nyonya Dewi sudah tidak akan kembali lagi ke rumah ini?" tanya aku dengan wajah datar.

"Nyonya Dewi?" David sedikit berpikir keras.

"Dewi Maesaroh," jelasku.

"Astaga, maksudnya mommy?" David baru sadar kalau dari tadi anaknya membahas istrinya sekaligus ibu kandungnya.

"Apa wanita seperti itu masih pantas di sebut mommy olehku?"

Kini David hanya bisa melongo mendengar perkataan anaknya. Entah kenapa pagi hari ini Kylie menjadi aneh.