1 Kulkas Dua Pintu

Hari ini Anna dan Jeno pergi ke area Sungai Han untuk piknik akhir pekan, sebentar lagi mereka akan menghadapi tes masuk universitas, jadi ada baiknya mereka bersantai sejenak.

"Jeno !" Pekik Anna begitu Jeno menggendongnya di punggung dan membawanya berlari.

Nakamoto Anna, seorang gadis blasteran Jepang - Korea yang tahun ini memasuki usia 17 tahun --- umur internasional.

"Pegangan yang erat," Ucap Jeno sambil terus berlari, senyumnya mengembang sampai matanya membentuk bulan sabit.

Lee Jeno, pemuda tampan yang banyak dikenal sebagai gitaris band Dream, senyumnya begitu manis dengan eye smile yang menggemaskan.

Setelah berlari cukup jauh, Jeno berhenti dan menurunkan Anna perlahan dari punggungnya. Rambut Anna berantakan, ikatan rambutnya sudah hilang entah kemana.

"Rambutku jadi berantakan," Anna mencebik kan bibirnya sambil merapihkan rambutnya.

"Aku membawa ikat rambutmu, kemari biar aku ikatkan," Ucap Jeno sambil mengambil ikat rambut dari saku jaketnya, dia berjalan ke belakang Anna kemudian merapihkan rambut Anna perlahan.

"Kamu pakai shampoo Yuta hyung ?" Tanya Jeno sambil mengikat rambut Anna.

Anna mengangguk, "Shampoo punyaku habis, aku belum sempat belanja," Jawabnya.

"Pantas saja aroma rambutmu sangat maskulin," Jeno terkekeh, tangannya bergerak merapihkan rambut Anna yang sudah berhasil dia ikat.

"Bagus kalau begitu, aku akan berubah menjadi gadis yang tampan," Ucap Anna sambil menatap Jeno usil.

"Tidak boleh ! Kamu harus tetap menjadi gadis yang cantik, jika kamu tampan itu akan sangat menyeramkan," Ucap Jeno, dia meraih karpet kecil yang ada di tasnya kemudian menggelarnya di atas rumput.

Setelah menggelar karpet, Jeno menempatkan keranjang makanan di atasnya, "Silahkan tuan putri," Ucap Jeno sambil mengulurkan tangannya, mempersilahkan Anna duduk.

Anna tersenyum kemudian menerima uluran tangan Jeno, pemuda bermarga Lee ini selalu memperlakukan Anna dengan spesial.

"Aku tadi membuat kimbab," Ujar Anna dengan antusias, dia membuka keranjang dan mengeluarkan kotak berwarna biru.

Ctak.

Anna membuka kotak tersebut, tak disangka kimbab yang Anna buat bentuknya sudah tak karuan, bulatannya menjadi berantakan.

Merasa heran dengan Anna yang mendadak diam, Jeno duduk di samping Anna dan melihat apa yang ada di dalam kotak bekal di tangan Anna.

Anna menatap Jeno sedih, "Kimbab nya," Lirih Anna.

Jeno menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Mianhe, biar aku saja yang m---"

"Kita aduk dengan saus gochujang saja," Potong Anna.

Jadi kimbab buatan Anna berubah menjadi bibimbab, dengan tambahan saus gochujang, biji wijen, dan potongan sosis.

Suasana Sungai Han sore ini cukup ramai, ada yang datang bersama teman, pacar, ataupun keluarga.

Hembusan angin lembut yang menerpa wajah Anna berhasil menghentikan aktivitas makannya, dia tiba-tiba teringat suatu hal.

"Jeno-ya," Panggil Anna, dia menempatkan mangkuk di pangkuannya.

"Hm ?" Tanya Jeno dengan deheman, dia sedang mengunyah jadi tidak bisa berbicara.

"Kamu jadi ambil universitas di luar Korea ?" Tanya Anna ragu-ragu, ini hal yang sensitif tapi dia tidak bisa menahan diri untuk tidak membahasnya. Anna terus berpikir tentang hal ini sampai dia sulit tertidur di malam hari.

Jeno menelan bibimbapnya, kemudian dia menoleh dengan tatapan yang sulit diartikan, "Appa mau aku masuk di universitas yang sama dengannya, aku tidak bisa menolak itu, maaf aku belum memberitahumu soal ini," Jawab Jeno yang diakhiri senyum simpul.

"Darimana kamu tahu tentang ini ?" Tanya Jeno.

Anna menghela nafasnya, "Doyoung sunbae," Jawabnya.

Sekedar informasi, Kim Doyoung itu kakak kelas Jeno dan Anna, dia sekarang berkuliah di Seoul University. Ada kisah menarik antara Anna, Jeno, dan Doyoung.

Dulu, di awal Anna masuk sekolah menengah atas dia sangat mengagumi Doyoung, apalagi saat itu Doyoung menjabat sebagai ketua parlemen siswa atau kita biasa menyebutnya Osis.

Anna menyukai Doyoung yang ternyata salah satu sahabat kakaknya --- Nakamoto Yuta. Berkat Yuta lah Anna dan Doyoung menjadi dekat, kenangan Anna selama tahun pertama sekolah menengah atas diisi oleh Doyoung.

Biarpun Doyoung itu kaku dan tidak banyak menunjukan perasaannya, Anna tetap menyukai Doyoung apa adanya.

Sampai di pertengahan kelas 11, Doyoung yang sudah lulus lebih dulu tiba-tiba menjauh dari Anna. Sejauh ini mereka tidak meresmikan hubungan sebagai sepasang kekasih, hanya dekat dan tahu bahwa mereka saling menyayangi.

Sejak saat itu Anna kehilangan sosok Doyoung, akhir tahun keduanya di sekolah menengah atas terasa lebih kosong.

Tapi ternyata Tuhan tidak membiarkan Anna terlalu lama larut dalam kekosongannya tanpa Doyoung, Tuhan mengirimkan Lee Jeno untuknya, seorang gitaris band yang tidak sengaja ditemuinya di festival musik.

Jadi lah hubungan manis Anna dan Jeno yang bertahan sampai sekarang, dan semoga sampai seterusnya.

we're so young !

we're so---click.

"Ne, Yuta hyung ?" Tanya Jeno sambil menempelkan ponsel di telinga kirinya.

"Ya ! Lee Jeno, kau bawa kemana adik ku hah ?!" Tanya Yuta dengan nada tidak santai, dia baru pulang latihan sepak bola dan adiknya sudah tidak ada di Rumah. Pantas saja dia begitu panik.

"Aku tidak membawanya hyung, dia yang membawaku hehehe," Jawab Jeno sambil terkekeh, pada faktanya memang Anna yang mengajak Jeno pergi ke Sungai Han sore ini.

"Pokoknya bawa Anna pulang sekarang," Setelah mengucapkan itu Yuta langsung mematikan sambungan teleponnya.

Jeno masih setia dengan senyum khasnya, dia memasukan ponsel ke saku kemudian melirik Anna yang sedang asyik memakan semangka.

"Yuta hyung marah," Ucap Jeno santai.

"Hm ? Biarkan saja, orang jomblo seperti Onii-chan memang seperti itu," Jawab Anna tak kalah santai, sudah biasa menghadapi Yuta yang suasana hatinya tidak stabil semenjak diputuskan sepihak oleh pacarnya.

We're so young !

We're---click.

"N---"

Anna langsung mengambil alih ponsel Jeno, "Nii-chan, berhenti mengganggu acara piknik ku, kau urus saja Popo di Rumah," Ucap Anna cepat.

"Adik tidak ada akhlak, Nii-chan hampir pingsan melihat kamu tidak ada di Rumah !" Bentak Yuta.

"Obahajima, sudah aku ma---"

"Ada kiriman paket sebesar kulkas dua pintu di depan Rumah, ada namamu disana, cepat pulang, Nii-chan takut jika isinya bom," Sela Yuta.

Anna melirik Jeno sekilas, pemuda itu sedang sibuk memainkan ponsel milik Anna yang entah sejak kapan dia ambil.

"Biarkan meledak saja," Jawab Anna.

"Micheosseo ?!" Yuta membelalakan matanya, bisa-bisanya adiknya berkata seperti itu.

"Aku tidak memesan apapun dari online shop, mungkin itu salah kirim, sudah biarkan saja," Balas Anna, dia mulai malas meladeni kakaknya tersebut.

"Tidak mungkin, Nakamoto Anna di komplek ini hanya satu."

"Lalu aku harus pulang dan memeriksa paket tersebut, begitu ?" Tanya Anna.

Yuta mengangguk, "Betul sekali," Jawabnya dengan bangga.

"Aniyo, aku akan pulang malam, dadah Nii-chan," Ucap Anna, setelah itu dia mematikan sambungan telepon dan mengembalikan ponsel milik Jeno.

Jeno menoleh ke arah Anna, "Yuta hyung kenapa ?" Tanya Jeno.

"Lebaynya kumat, sudah ayo kembali makan," Ucap Anna sambil mengangkat mangkuknya lagi, kemudian dia mulai makan.

Jeno menaruh ponsel Anna, "Habis ini kita pulang," Ucapnya.

"Yah, aku masih mau di luar Rumah," Anna mencebik kan bibirnya.

"Kasihan Yuta hyung, aku takut dia mati kesepian di Rumah," Jawab Jeno sambil terkekeh.

Anna mengangguk-anggukan kepalanya, "Iya juga, kasus kematian karena kesepian sedang meningkat sekarang," Ucapnya sambil mengunyah.

"Habiskan dulu, baru berbicara," Jeno membersihkan noda saus di sudut bibir Anna dengan ibu jarinya.

Anna tersenyum lebar, "Mian, aku merasa sangat kesal pada Nii-chan."

Jeno ikut tersenyum, "Jangan tersenyum sambil menatapku begitu !" Pekik Anna sambil mengalihkan pandangannya.

"Wae ?" Jeno mengernyit heran.

"Kamu tampan, jantungku rasanya mau meledak," Jawab Anna polos.

Bukannya berhenti tersenyum, Jeno malah terus memasang senyumnya dan dengan sengaja membalikan wajah Anna ke arahnya. Jeno memegang kedua pipi Anna dan menatapnya dari dekat.

"Itu juga yang aku rasakan saat melihatmu, jadi ayo kita meledak bersama hahaha," Ucap Jeno yang diakhiri tawa khasnya.

"Maksudmu aku tampan ? Shampoo Nii-chan benar-benar membuatku tampan ?" Anna sedang dalam fase kesulitan berpikir rasional, ditatap Jeno dalam jarak yang begitu dekat, ditambah senyum dan tawa yang begitu manis, membuatnya sulit berpikir.

•••

"Aku pulang," Ucap Anna sambil membuka sepatunya, disusul Jeno yang membawa keranjang di tangannya.

"Anna !" Yuta langsung berlari menghampiri Anna, dengan celana sepak bola dan kaos putih tanpa lengan andalannya.

Anna sempat terkejut menyadari kedatangan Yuta yang tiba-tiba, "Mana paket berisi bomnya ? Mana ?!" Anna bertanya sambil berkacak pinggang.

Yuta tersenyum malu, "Itu," Yuta menunjuk kotak besar di pojok Ruangan.

"Katanya takut bom, tapi didorong sampai dalam Rumah," Cibir Anna sambil melepas tas selempangnya.

"Tidak ada bom sebesar ini," Ucap Jeno setelah kembali dari menaruh keranjang di Dapur.

Yuta dan Anna menatap Jeno penuh tanya, wajar saja porsi otak Yuta dan Anna itu 11 12.

"Yang ada, rudal pesawat tempur ukuran kecil," Lanjut Jeno santai.

"Rudal ?!" Pekik Yuta dan Anna bersamaan.

"Anna kenapa kamu membeli rudal ? Kenapa tidak membeli skincare saja ?" Tanya Yuta frustasi.

"Jangankan membeli rudal, membeli skincare saja aku harus menabung lama sekali."

Jeno berjalan menghampiri kotak tersebut, menyentuh permukaannya kemudian mengambil surat yang ada di sisi kanannya.

"Ada suratnya, lebih baik kamu baca dulu," Ucap Jeno, dia menyodorkan surat tersebut pada Anna.

"Tidak mungkin kan ini penggemarmu yang marah padaku ?" Tanya Anna ragu, Jeno terkekeh, "Sejak kapan aku punya penggemar ?" Tanyanya balik.

"Jenovers, itu nama penggemarmu," Jawab Anna sambil membuka surat yang Jeno berikan.

"Menggelikan," Komentar Yuta yang ternyata sudah bersembunyi di balik sofa.

Isi suratnya seperti ini :

"Hai, Nakamoto Anna

Ini hadiah untukmu, dia akan menemani dan menjagamu sampai kondisi kembali aman.

Perlakukan dia dengan baik, aku sudah susah payah membuatnya.

Dia robot humanoid tipe terbaru, tahan air, tahan panas, kuat, dan dia 99% mirip manusia.

Jangan menyerah, tetap semangat Anna <3

-11425"

Anna mengernyit heran, "Isinya robot," Gumam Anna.

"Mwo ?!" Yuta berdiri dan muncul dari persembunyiannya, dia merasa sudah aman begitu mendengar isinya bukan bom.

"Tidak ada robot humanoid seperti ini, belum ada yang berhasil membuatnya," Ucap Jeno setelah membaca surat di tangan Anna.

"Hanya ada satu cara memastikannya, ayo kita buka," Ucap Anna dengan penuh keyakinan.

avataravatar
Next chapter