webnovel

“Aku Bukan Takdirmu”

sebuah kisah dimana seseorang yang dipertemukan namun memiliki takdir yang tidak bisa dikatakan baik, tapi bukan sebuah pertemuan terlarang. kisah seorang gadis bernama Hana yang harus menanggung sebuah kutukan atau mungkin sebuah kelebihan untuk orang lain, dirinya harus terjebak dengan seorang pria yang memiliki ‘sisi gelap’ yang mampu membuatnya berubah menjadi seorang yang lain seperti ada sosok iblis yang mengendalikan dirinya. bagaimana takdir menyatukan mereka? akankah ada sebuah kehidupan yang bisa membuat mereka bersama? atau malah sebuah perpisahan pahit? selamat datang di novelku ... salam kenal dariku .. selamat bergabung disebuah universal ValeryLuv...

Valery15 · Teen
Not enough ratings
7 Chs

Chapter 4 - go to america

Happy reading all, don't forget like and komen

Keesokkan hari...

Rasanya Hana baru beberapa jam yang lalu memejamkan kedua matanya, tapi suara dering alarm terus mengganggu tidurnya membuatnya harus membuka kedua mata, memposisikan bersandar dirancang, Hana mengambil ponselnya yang tidak jauh dari jaraknya, ponselnya berada di atas laci dekat ranjangnya.

"masih pukul enam pagi, kenapa alarm ini sudah berdering, aku masih punya waktu satu jam untuk tidur" 

dia letakkan ponselnya kembali, tapp ketika dia hendak menarik selimut lagi, ponsel itu berdering kembali, yang berdering sedari tadi bukan alarm melainkan panggilan masuk.

"siapa yang menelponku pagi-pagi sekali!!! Mengganggu saja," dengan sangat enggan dia mengangkat panggul itu yang tiada henti memanggilnya terus.

"hallo, ini siapa?" - Hana

"kamu tidak mengenaliku Nona Kim? Atau aku harus panggil Hana" - Woojin

"kau!! Bagaimana kamu bisa mendapatkan nomorku" - Hana

"aku atasanmu, mendapat nomor ponselmu bukanlah hal yang sulit, kemasi barangmu kita akan pergi" - Woojin

"pergi? Kita mau kemana?" - Hana

"datanglah ke apartemenku dalam 30 menit, jangan lupa membawa barangmu" - Woojin

"Tapi.... Tuan??" - Hana

Tak mau mendengar balasan dari Hana, dengan sengaja Woojin menutup panggil itu secara sepihak.

"akh..... Aku benci semua ini!! Kapan hidupku bisa bebas, Tuhan rencana apa yang sedang kau buat untukku?" dengan kesalnya dia melempar bantal ke sembarang tempat.

"sudahlah, daripada mengeluh lebih baik aku segera pergi"

Hana mulai turun jadi rancangnya, berjalan melangkah menuju kamar mandi, untuk membersihkan dirinya, setelah 15 menit dia keluar dengan pakaian kerja nya, melangkah mendekati lemari pakaian, lalu mengeluarkan koper dan mengisinya dengan barang-barang yang akan dibawa.

mungkinkah mereka akan pergi keluar negeri? 

Tidak itu akan membuat Hana dapat ditemukan pamannya! Dia berfikir sejenak, tapi suara dering ponselnya terus membuat tak mempunyai pilihan selain pergi.

20 menit kemudian.....

Sekarang Hana sedang berdiri didepan sebuah apartemen yang bisa dibilang apartemen terbaik di seoul, dia cukup kagum, tempat ini sangat jauh berbeda dengan kondisi rumahnya yang sekarang, Ya daerah ini merupakan tempat tinggal Hana dulu saat keluarganya masih kaya.

Dia mulai melangkah masuk sambil menyeret koper yang tidak terlalu berat, karena barang bawaannya tidak terlalu banyak, dia pikir mereka mungkin akan pergi beberapa hari saja. Dia terus berjalan hingga berhenti kamar dengan nomor 0393, tanpa ragu dia menekan tombol bel.

"kenapa lama sekali? Ayo cepat masuk" tanya Woojin yang langsung membukakan pintui apartemennya setelah mendengar suara bel dan tak lupa mengajak Hana masuk kedalam.

"apa kau gila?" spontan Hana menolak tarikan tangan Woojin yang mengajaknya masuk kedalam apartemennya,

"aku? Gila? Maksud apa?" tanya Woojin dengan bingung.

"apa kau gila! Mengajak seorang wanita masuk kedalam apartemenmu?"

"kenapa kau sangat cerewet sekali!" dengan kesal dia mengangkat tubuh Hana seperti karung keras, dan tak lupa untuk membawa koper ke dalam, dia menggunakan kaki untuk menutup pintu.

"brengsek! Lepaskan aku!" Hana terus menolak, dia menggerakkan kaki dan tangan untuk memukul.

"Pria menyebalkan, turunkan aku!"

"brengsek!!!"

Woojin sedari tadi mencoba sabar, dengan kesal menurunkan Hana dari tubuhnya.

"Hana cukup!" dia menahan kedua tangan Hana di dadanya, menatapnya dengan tajam.

"kenapa kau kekanakkan sekali, aku memintamu kesini karena aku butuh bantuan, mengerti?" setelah itu dia melepaskan tangan Hana yang tadi dia tahan. Lalu berjalan meninggalkan Hana.

Dan Hana hanya diam di tempat, dia tidak bergerak sedikitpun, baru kali ini dia ketakutan dengan tatapan dingin dari Woojin, tatapan itu mampu membuatnya gemetaran.

"kemarilah" ucap Woojin yang berasal dari kamarnya.

"Akh!!"Teriakan itu membuat Hana terkejut, dengan langkah yang sangat ragu-ragu dia melangkah masuk kedalam kamar seorang pria! Oh Hana sekarang dia sudah berani masuk kedalam kamar pria!

"kenapa kau lama sekali!" dia menarik Hana untuk mendekat.

"bisakah kamu berhenti menyentuhku! Apalagi menarik tanganku!"

"apa sebegitu bencinya kamu, ketika aku menyentuhmu, Sudahlah lupakan cepat bantu aku memilih pakaian yang akan aku bawa"

"kau menyuruhku kesini hanya untuk memilih pakaian untukmu?"

"apa Hyun tidak memberitahumu tentang pekerjaan seorang sekretaris?"

"Tidak! Dia hanya memberitahu pekerjaanku hanya di kantor untuk masalah pribadimu aku tidak tahu!"

Woojin hanya bisa menghela nafas panjang, bagaimana dia bisa menyuruh Hyun menjadikannya sebagai sekretarisnya, apakah aku mulai gila? dan bagaimana wanita ini bisa begitu keras kepala, dia bahkan menolak sentuhannya padahal banyak wanita di luaran sama menginginkan sentuhannya, dan dia juga lebih suka berteriak padanya daripada berbicara dengan lembut, apalagi dia sangat keras kepala!

"setiap sekretaris-ku selalu menyiapkan pakaianku, ketika aku akan pergi keluar negeri, mereka juga bertugas untuk memperhatikan kebersihan apartemenku, mulai sekarang kau harus melakukan itu semua" Ucap Woojin.

"aku tidak mau! Lebih aku berhenti bekerja! Ini tidak ada urusannya dengan pekerjaanku!"

"kau yakin ingin mengundurkan diri? Bukankah jika kamu belum bekerja selama 5 tahun kamu...."

"baiklah! Tidak perlu dijelaskan aku sudah tahu!"

Dengan sangat kesal dia membuka lemari itu dan mulai memilih pakaian pria menyebalkan itu, memasukan kedalam koper yang sudah di siapkan. Dan juga memasuki semua kebutuhan Woojin kedalam koper. Setelah selesai dengan urusannya, Hana mengistirahatkan tubuhnya di sofa milik Woojin, Sambil memainkan ponselnya.

Tak lama kemudian pria menyebalkan itu baru saja keluar dari kamar mandi, dia hanya mengenakan handuk yang menutupi tubuh bawahnya dengan dadanya dia biarkan terekspos begitu saja. Dengan susah payah Hana mencoba mengalihkan pandangannya dari pria itu.

'jangan tergoda Hana! Ingat dia pria yang sudah mengambil ciuman pertamamu!' ucap Hana dalam hatinya.

Woojin yang melihat itu hanya tersenyum, dengan sengaja dia berjalan mendekati Hana yang sedang tiduran di sofanya sambil menutupi wajahnya dengan ponselnya, Woojin terus mendekati hingga jarak mereka hanya tinggal beberapa langkah. Dia menundukan tubuhnya, meletakkan kedua tangannya di sisi samping tubuh Hana.

"Hei! Apa yang lakukan? Jangan berbuat macam-macam aku akan menendangmu!" Hana langsung melingkarkan kedua tangannya di depan dadanya,

pria itu sudah sangat dekat dengannya tubuh mereka hampir berdekatan. Woojin hanya mengangkat salah satu alisnya, tapi tatapannya tidak meninggalkan Hana.

"Hei! Apa kau tidak mendengarku? Apa kau tiba-tiba tuli? Menjauhlah!"

"kenapa kau sangat suka berteriak padaku"

Oh ayolah suara itu begitu lembut hingga membuat Hana terdiam, pria itu bisa bersikap selembut ini? Akankah Hana kuat untuk menahan hati agar tidak jatuh hati pada pria yang ada di hadapannya ini?

Woojin mulai menundukan kepalanya, dimiringkan sedikit, tapi saat bibirnya tinggal beberapa senti lagi dengan bibir Hana, dia melihat wanita itu memejam matanya rapat-rapat membuat Woojin tersenyum, dia mengurungkan niatnya untuk menciumnya, sebelum pergi dia menyentil kening Hana, dan berkata "kita akan berangkat pukul 11, jangan lupa untuk membaca email dari Hyun"

Woojin pergi begitu saja meninggalkan Hana dengan semua kebingungan yang terlihat di wajahnya, ada semu merah di wajah Hana.

"Oh Tuhan aku tak mau menyukainya" dia mulai beranjak dari sofa dan mencari ponselnya. Saat membuka ponsel banyak selali email yang datang dari Tuan Hyun.

Kini mereka sedang berada di bandara Internasional Incheon mereka akan terbang ke amerika selama 2 minggu, karena project perhotelan Woojin sedang berjalan, dia harus mengawasinya dan mengurus semua itu.

"kamu tidak bilang jika kita akan 2 minggu disana! Aku hanya membawa sedikit pakaian" ucap Hana dengan lemas.

"seharusnya kamu sudah tahu itu, kamu harus lebih sering mengecek emailmu itu, sudahlah kita harus segera masuk kedalam pesawat"

Setelah melalui rangkaian pengecekkan ataupun lain-lainnya, kita kedua sedang duduk manis di dalam pesawat dengan kelas terbaik.

"tidurlah perjalanan kita cukup lama, kita akan berada di pesawat selama 12 jam"

Hana hanya mengangguk sebagai jawabannya, kenapa pria itu tiba-tiba begitu lembut padanya, membuat Hana sedikit ragu untuk lebih dekat dengannya dia takut dipermainkan oleh pria menyebalkan itu, Hana mulai menurunkan kursi dan tertidur dengan membelakangi Woojin.