webnovel

[Fanfic] Omniscient Reader

Deskripsi : Kim Dokja mendapatkan tawaran untuk menjadi penulis skenario bersama sutradara terkenal Han Sooyoung untuk merencanakan syuting film epik di Pulau Hawai. Kim Dokja menyetujuinya karena Han Sooyoung adalah sahabat baiknya yang selalu membantunya ketika dia terpuruk. Dia menyiapkan beberapa draft skenario untuk film yang direncakan Han Sooyoung. Bersama-sama, mereka membujuk beberapa aktor dan aktris serta kru film yang hebat, sebagai tambahan ada satu orang yang secara khusus ikut, itu adalah Pro Gamer Nasional Yoo Jonghyuk yang dijuluki Supreme King. Setelah semua persiapan dan saat keberangkatan tiba, semua kru film, aktor dan aktris, serta penulis skenario menaiki pesawat pribadi Han Sooyoung yang menyediakannya sebagai layanan khusus. Namun, dalam perjalanan tersebut muncul masalah besar, pesawat pribadi Han Sooyoung mengalami kerusakan tiba-tiba dalam mesin internalnya. Pada saat mereka mengira mereka akan mati, cahaya putih menyilaukan menelan pesawat itu beserta isinya. ... ... ... Ketika kesadaran Kim Dokja kembali, dia mendapati dirinya berada di sebuah pulau aneh. Secara kebetulan, dia bertemu Pro Gamer Yoo Jonghyuk yang terus-menerus memancarkan tatapan aneh padanya. Kim Dokja berpikir bahwa dia harus menghindari orang itu, namun itu tidak mudah. "Kenapa kau tidak mengingatku, Kim Dokja?" Tepatnya, Kim Dokja menggigil saat Pro Gamer Yoo Jonghyuk mulai mendesaknya. ***

Miharu2Tachi · Others
Not enough ratings
3 Chs

Bab 1

'Ini adalah pulau aneh,' pikir Kim Dokja ketika memeriksa sekitarnya. Dia teringat alasan kenapa bisa berada di sini. Itu adalah kecelakaan pesawat yang terlihat klise, namun dia harus mengakui bahwa itu benar-benar terjadi. Dia berniat memarahi Han Sooyoung jika dia bisa bertemu dengannya.

Sejak awal, Kim Dokja sudah memiliki firasat buruk untuk perjalanan syuting film ini, apalagi setelah melihat siapa saja yang ikut. Dia paling tidak nyaman dengan orang yang duduk di sampingnya di pesawat itu, seorang pria yang anehnya terus memancarkan tatapan menusuk yang membuatnya menggigil.

Yah, itu adalah kisah di waktu sebelumnya, sekarang dia harus menemukan cara untuk entah bagaimana selamat dan berhasil pulang ke Seoul, ke rumahnya yang damai. Dia diam-diam berjanji bahwa dia tidak akan ikut acara seperti ini lagi, untuk apa dia ikut perjalanan ini jika dia bisa menulis skenario dari rumahnya?

Itu karena paksaan Han Sooyoung. Kim Dokja menghela napas menyadari betapa sial nasibnya saat ini, terbangun di sebuah pulau aneh sendirian tanpa cadangan untuk bertahan hidup, hanya pakaiannya saja yang masih cukup layak.

Barang-barang di koper kecilnya hancur dan beberapa masih bisa digunakan seperti beberapa botol obat yang setara dengan nyawanya, lalu kotak P3K yang dia kira akan sangat berguna nanti.

'Baik, aku berharap ada yang selamat sepertiku meski itu kemungkinan kecil. Sooyoung-ah, semoga kau juga selamat karena aku perlu menagih hutangmu.'

Kim Dokja melepas jas abu-abunya dan mengikat jas itu ke sekeliling pinggang, dia mengenakan kemeja hitam dan celana abu-abu yang kotor. Dengan tubuh lemahnya, dia membawa barang-barang yang bisa dipakai kemudian menuju ke arah manapun yang dia pikirkan.

Sebelumnya, dia terbangun di pinggir laut seperti orang bodoh yang merasa ini adalah mimpi. Setelah memulihkan mentalnya selama beberapa waktu, Kim Dokja menegaskan tekad untuk bertahan hidup dan pulang ke rumahnya yang damai.

Dia melakukan segala yang dia bisa untuk menahan perasaan menakutkan dari pikiran bagaimana jika hanya dia satu-satunya yang selamat? Bisa jadi dia akan mati membusuk di sini sendirian.

Kim Dokja menyeret langkahnya menuju bagian dalam hutan seperti kebanyakan pulau lainnya. Akan tetapi, pulau ini aneh karena pepohonan di sekitar belum pernah dia lihat, meskipun dia telah membaca banyak sekali ensiklopedia tentang tumbuhan di sebuah pulau eksotis.

"Jelas bukan Hawaii, sejak awal kenapa tujuan syuting harus di Hawaii, sialan!" rutuknya.

Cabang-cabang pohon rendah menggores lengannya ketika dia lewat, semak-semak di bawah mengancam untuk menyalurkan rasa gatal yang tak tertahankan. Ini situasi terburuk baginya yang tak pernah ikut perjalanan wisata apalagi perkemahan, selain di tentara. Namun, untuk beberapa alasan, Kim Dokja melupakan saat-saat itu. Tidak, dia tidak ingin mengingatnya, dia hanya akan fokus pada masa depan bukan masa lalu.

Semakin dalam dia masuk ke hutan di pulau ini, semakin cemas hatinya. Tangannya gemetar karena tidak sanggup lagi membawa barang-barang dalam selimutnya.

Kim Dokja kelelahan dan lapar, dia memilih untuk beristirahat sejenak di sebuah pohon yang menurutnya aman. Dia berdoa semoga tak ada hewan liar aneh yang menggigitnya ketika dia tertidur.

...

***

Yoo Jonghyuk, seorang Pro Gamer tingkat Nasional yang menjadi bagian dari Komunitas Gamer Internasional dan memiliki kontrak dengan Perusahaan Breaking The Sky milik Namgung Minyoung, saat ini sedang meratap ke langit biru yang jernih.

Dia membuka matanya beberapa saat yang lalu dengan pikiran kacau, mata coklatnya berputar untuk menganalisis situasi sekarang. Tepatnya, dia berada di suatu tempat yang mungkin disebut pulau, namun firasatnya mengatakan tempat ini bukan pulau biasa.

Dia mungkin akan menyesali pilihannya untuk ikut dalam perjalanan syuting ini jika dia tidak bertemu orang itu. Walaupun pada awalnya, dia menolak mentah-mentah ajakan adiknya, Yoo Miah, yang menjadi salah satu aktris.

Pada saat ini, dia merasa sangat khawatir pada Yoo Miah dan juga pada seseorang yang dia anggap paling berharga.

"Apakah dia baik-baik saja?" gumamnya ketika tatapan matanya tetap tertuju ke langit yang tampak sangat-sangat jauh.

Dia bangkit dengan kepalanya berdenyut-denyut. Setelah memeriksa kondisi tubuh dan barang-barang yang ikut tergeletak di sampingnya, dia melangkah pergi dari tempatnya sambil berharap adiknya dan orang itu selamat.

Yoo Jonghyuk memangkas dahan-dahan yang menghalangi jalannya serta menginjak semak-semak pengganggu dengan sepatu boot coklatnya. Seperti biasa, mantel hitam favorit dan segalanya berwarna hitam yang menjadi pilihan pakaiannya.

Yoo Jonghyuk memiliki hobi aneh selain menjadi Gamer, yaitu mengoleksi pedang, dan selalu membawa salah satu koleksinya ketika dia pergi ke manapun.

Dan pedang itu selalu tergantung di bagian dalam mantelnya sehingga takkan diketahui siapapun. Dia cukup paranoid pada orang lain, namun dia tidak pernah menyakiti siapapun dengan pedang itu. Lebih tepatnya dia hanya ingin membawanya sebagai aksesoris.

Untuk saat ini, dia bersyukur bahwa pedang yang sepanjang 1 meter itu masih bersamanya. Kecelakaan pesawat yang cukup aneh itu menyebabkan rasa tidak nyaman di hatinya, ada sesuatu yang terasa salah.

String!

Krak!

Krak!

Dia menebas ranting-ranting berbahaya dengan ayunan penuh dari tenaga dan ototnya yang besar. Yoo Jonghyuk juga belajar seni bela diri dari Namgung Minyoung, sehingga proporsi tubuhnya kokoh dan kekar.

Pada saat itu, Yoo Jonghyuk melihatnya. ada jejak langkah kaki seseorang di depannya, serta darah yang membekas di ranting tajam. Yoo Jonghyuk menelitinya dan mengikuti arah jejak itu.

Menyibak!

Dia melebarkan matanya yang bergetar saat melihat orang yang terbaring compang-camping di bawah pohon.

Benar, orang itu adalah seseorang yang dia rindukan.

"Kim Dokja?"

Perasaan lega dan senang menyusup, dia tanpa sadar tersenyum.

Yoo Jonghyuk perlahan-lahan mendekati orang yang tertidur itu, yang terlihat sangat lemah.

Yang terakhir sedikit menggerakkan kelopak matanya ketika menyadari ada bayangan hitam yang menutupi. Kim Dokja membuka matanya dan mereka bertatapan selama beberapa detik.

"K-kau?!" teriak Kim Dokja ketakutan.

Kim Dokja benar-benar takut dan terkejut karena orang pertama yang menemukannya di pulau ini adalah si sinting itu.

Kim Dokja mengutuk nasib sialnya dalam hati.

***