Ada satu hal yang mengganjal dipikiranku, yaitu kenapa setiap bertemu Selsa hatiku berdebar-debar. Seakan-akan kami baru bertemu, dan juga Selsa yang terus menatapku hingga lupa bahwa jalan yang ia tempuh berbelok, akibatnya kepalanya berbenturan dengan dinding. Bahkan ketika berbentur dengan dinding ia masih saja terus melihatku, seakan-akan tidak akan melepaskan pandangannya meskipun sudah tersadarkan oleh dinding. Mengapa? Mengapa ia masih memperhatikanku yang sudah jelas-jelas membuat hatinya patah, Mengapa? ia masih tetap memperhatikanku seperti biasanya, Mengapa? Ia memperlihatkan dengan jelas bahwa masih berjuang, Mengapa? Ia tak benci kepadaku, ketika melihatku harusnya ia memalingkan pandangannya.