webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Anime & Comics
Not enough ratings
275 Chs

Pembantaian

Perasaan bimbang, itulah yang dirasakan Yue saat ini setelah melihat paman yang dulu mengurungnya, sekarang berada didepannya saat ini. Yue tidak tahu harus berbuat apa, terutama saat menjalani ujian pada labirin sebelumnya saat dia bertemu dengan bayangannya.

Perlahan sikap lembut pamannya tersebut yang memanggil namanya dengan sangat hangat, kembali menggoyahkan isi hatinya saat ini. Memang tidak dipungkiri, perkataan Pamannya didepannya sangat membuatnya bimbang.

Namun sebuah suara yang selalu membuatnya bahagia, mulai menghalangi tindakannya yang akan mencoba sekali lagi menerima keberadaan Pamannya yang berada didepannya saat ini.

"Aku baru tahu, Pamanmu memanggilmu Yue" kata Zen saat ini.

Yue langsung terkejut mendengar perkataan Zen, karena jika benar orang didepan adalah Pamannya, mengapa dia tidak memanggil dirinya dengan nama aslinya dahulu, dan memanggilnya dengan nama yang diberikan oleh Zen sebelumnya.

"Aku hanya tidak ingin membuatmu tidak nyaman keponakanku" kata orang didepan mereka yang kembali mencoba menghasut Yue saat ini.

Memang rencananya untuk membaca ingatan Vampire didepannya untuk mencari jati diri dari Yue saat ini gagal total, namun karena dia mempunyai tubuh dari Pamannya ini, mau tidak mau dia mencoba untuk menghasutnya.

Rencana awalnya cukup berhasil, setelah dia mengatakan dia sebenarnya sedang dikendalikan oleh Ehit dan meminta pertolongan dari Yue untuk membantunya mengalahkannya, namun dia tidak memperhitungkan seseorang yang berada disebelah Yue, yaitu Zen.

"Lalu bisakah kamu menyebutkan nama Asliku?" tanya Yue kemudian.

Pria yang berwujud pamannya tersebut mulai tersenyum saat ini, karena semua kedoknya sudah terbongkat semuanya. Dia mulai mengangkat tangannya dan menatap kelompok dari Zen tajam saat ini.

"Bunuh mereka semua, tetapi sisakan Vampire itu untukku" kata pria tersebut.

Namun yang dia tidak sadari sedari tadi, Zen saat ini hanya tersenyum saja sedari tadi mendengarkan permainan peran yang pria didepannya lakukan, karena dia sudah menggunakan sharingannya menatap satu persatu Apostle yang belum dikendalikannya.

"Baiklah tuan Alva" kata Freid yang memimpin beberapa pasukan iblisnya.

Namun anehnya, beberapa Apostle saat ini seakan tidak mendengarkan perkataan pria yang dipanggil Alva tersebut. Alva sempat bingung dengan apa yang terjadi, hingga dia menyadari bahwa dia baru saja mengundang seseorang yang harusnya dia tidak undang saat ini.

Freid langsung melesat kearah Zen dengan kecepatan yang sangat cepat, namun Zen mulai merentangkan tangannya dan meraih kepala dari Freid saat dia hendak menyerangnya. Zen langsung membanting kepala Freid menuju lantai yang dipijaknya saat ini dan menyebabkan retakan pada lantai tersebut.

"ARGHHH...."

Freid saat ini sudah mengeluarkan darah dari mulutnya, beserta darah dari luka yang berada dikepalanya mulai mengalir dicela – cela retakan dari lantai tempat kepalanya dibenturkan oleh Zen. Setelah melihat Freid sudah tidak berdaya, Zen lalu menatap Alva dengan tatapan membunuh lalu tersenyum licik.

"Hancurkan tempat ini" kata Zen

"Siap Master" kata para Apostle yang berada disana serentak, terutama Eri yang sebenarnya sudah dia kendalikan sebelumnya.

Akhirnya para Apostle yang dikendalikan sepenuhnya oleh Zen, akhirnya mulai menyerang pasukan Iblis dari Freid yang mencoba menyerang Zen dan kelompoknya. Tindakan mereka membuat beberapa orang disana sangat terkejut.

Terutama Alva, yang merupakan bawahan setia dari Ehit yang saat ini mulai mengeluarkan skillnya untuk mengendalikan kembali para Apostle dari tuannya. Namun tindakannya saat ini sia – sia, karena apa yang dia lakukan tidak membuahkan hasil.

Alva sudah mencoba berbagai cara untuk mengendalikan mereka, namun skillnya yaitu Divine Edict yang mampu mengontrol beberapa orang hanya menggunakan suaranya, tidak mampu menghilangkan pengendalian dari Zen.

"Apa yang terjadi kepada kalian!" teriak Alva saat ini. Karena melihat ciptaan orang yang diikutinya saat ini sudah berpindah pihak.

Disisi lain, Suzu merasa lega, karena sahabatnya yang berhianat kepada mereka dahulu, akhirnya berada dipihak mereka. Namun perkataan dari Zen kemudian, membuat Suzu saat ini kembali sedih saat ini.

"Kemungkinan dia sudah mati, dan dikendalikan oleh pria itu. Namun aku berhasil mengambil alih kendalinya, tetapi aku tidak bisa mengembalikannya seperti semula" kata Zen bohong saat ini.

Memang tentang Eri sudah meninggal, bukanlah kebohongan karena sebelumnya saat peperangan yang terjadi dikerajaan Heilight, dimana Zen berhasil menghempaskan Eri dan membuatnya terpental, disitulah Zen mulai mengendalikannya.

Sebelumnya, Eri merasakan sakit akibat dirinya terbentur pada sebuah batu yang menghentikan laju dirinya yang terpental akibat serangan dari Zen. Dia perlahan mulai bangkit, namun suara kaki yang mendekatinya membuatnya waspada.

Zen dengan Katana yang dibawanya berjalan santai kearah Eri dengan senyum menyeramkannya saat ini. Eri yang tatapannya sudah mulai terhalang sebuah cairan merah yang mengalir dari kepalanya, mencoba untuk melawan Zen dengan sisa - sisa kekuatannya.

"A-Apakah kamu akan membunuhku?" tanya Eri.

Namun Zen tidak menjawab perkataannya, dan lalu mulai menggunakan katananya menusuk bagian dadanya dan menembus tubuhnya melalui jantungnya saat ini. Eri memuntahkan banyak darah, namun dia mulai tersenyum kepada Zen dan mengatakan kata – kata terakhirnya.

"S-sampai saat ini... a-aku t-tidak mendapatkan apa yang aku ma....." namun jiwa Eri terlanjur menghilang sebelum perkataannya selesai.

Zen lalu mencabut kembali katananya dari tubuh Eri dan membiarkannya ambruk saat ini. Zen lalu mulai menyerap orb dari Eri dan mendapatkan sebuah skill yang diinginkannya, yaitu Necromancer.

"Bangkitlah"

Begitulah akhir cerita dari Eri yang saat ini sudah sepenuhnya dikendalikan oleh Zen dan bersama beberapa pasukan yang dikendalikannya, dia mulai membantu menghancurkan para pasukan iblis.

Disisi lain, Yue akhirnya merasa sangat bodoh karena mempercayai sepenuhnya trik dari musuhnya, hingga dia melupakan seseorang yang dicintainya dan juga para saudara perempuannya yang disayanginya.

"Lihatlah Yue, dia menunjukan wujud aslinya" kata Zen, setelah melihat Alva menggunakan kekuatannya mencoba melawan para pasukan Apostle yang menyerangnya.

Memang walaupun pasukan Alva yang diberikan oleh Ehit berpindah pihak, namun kekuatannya tidak bisa dianggap enteng. Dia merupakan salah satu dewa bawahan Ehit yang paling setia, hingga kekuatannya sangat besar saat ini.

"Maafkan aku karena tidak mempercayaimu Zen" kata Yue yang dipenuhi rasa bersalah saat ini.

"Sudahlah, yang penting kamu sudah tahu kebenarannya" kata Zen.

Namun saat dia masih menenangkan Yue, getaran mulai terasa ditempat ini yang membuat beberapa retakan diberbagai tempat. Dan ternyata dalang dari orang yang melakukan semua itu akhirnya tiba ditempat ini.

Dengan ratusan golem yang sudah disempurnakan, mereka semua mulai memasuki tempat ini dan menjadi bala bantuan dalam peperangan yang sebenarnya pihak Zen sudah menang mutlak akan mereka.

Diatas sebuah golem, mulai terlihat seorang wanita berambut yang sama seperti Yue, bersama seorang Elf mulai memasuki tempat ini.

"Hahaha.... perkenalkan idola kalian yang imut, Miledi-chan siap membantu kalian semua"