webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Anime & Comics
Not enough ratings
275 Chs

Mencoba Menjadi Pahlawan Lagi

Perkataan seorang ksatria yang merupakan pengamat dari ekspedisi tersebut kepada Kapten Meld sangat amat terlambat. Saat ini Hiyama dengan senyum menjijikannya mulai meraih kristal tersebut.

Namun, lingkaran sihir langsung terbentuk setelah Hiyama menyentuh kristal tersebut. Senyuman menjijikannya itu akhirnya berubah menjadi senyum kaku setelah melihat situasi yang dihadapinya saat ini.

"Semuanya mundur!" teriak kaprten Meld kepada semua orang yang berada disini.

Namun saat hendak beranjak dari tempat itu, lingkaran sihir itu semakin besar dan menteleportkan mereka menuju kearea dengan sebuah jembatan besar dihadapan mereka saat ini. Zen lalu memeprhatikan sekelilingnya dan mendapati Kaori dan Shizuku sedang jatuh terduduk karena insiden tersebut.

Zen lalu membantu mereka berdua berdiri, dan akhirnya mereka memperhatikan apa yang berada dibalik dari jembatan tersebut. Namun, mereka mendengar suara teriakan dari kapten Meld yang menyuruh mereka meninggalkan tempat ini secepat mungkin.

Sialnya, mereka terlambat, bagian jembatan yang mengarah kejalan keluar berkumpul bermacam monster menghadang mereka, sedangkan diujung lain, sebuah monster dengan intesitas sangat berbahaya muncul.

"Apa rata – rata statistiknya Irene?" kata Zen setelah menatap monster yang berbahaya itu.

[C Kak] kata Irene.

"Sial" kata Zen.

Zen sebenarnya sudah menyiapkan rencana ini, namun dia tidak mengetahui kekuatan besar yang datang akan sangat kuat. Kapten Meld sudah menyuruh beberapa ksatria dan beberapa pahlawan untuk membuka jalan menuju jalan keluar.

Mereka dengan sigap mematuhi perkataan ketua tersebut, namun tidak dengan seseorang yang berusaha sok menjadi pahlawan yang ikut membantu kapten Meld menahan monster yang berbahaya itu.

"Mundurlah, itu Bahemod. Biarkan aku menahannya, dan kalian fokus untuk keluar dari sini" kata Kapten tersebut.

Namun Kouki tidak menghiraukannya dan berusaha membantu Kapten Meld. Tindakannya ini membuat beberapa siswa juga ikut membantunya, dan sekarang kekuatan mereka terbagi.

"Dasar para idiot" kata Zen.

Zen sebenarnya ingin mengakhiri drama ini secepat mungkin, namun Zen ingin melihat tampang keputusasaan mereka, karena melawan sesuatu yang mereka harusnya tidak mereka lawan sekarang. Kapten Meld sendiri, juga sedikit emosi dengan tindakan Kouki tersebut, namun monster itu akhirnya menyerang mereka.

Monster itu yang merupakan Bahemot, mulai mengamuk, dan auranya mulai membuat semua siswa gemetaran, termasuk Kouki yang sok menjadi pahlawan tadi.

"Mundurlah cepat!" teriak Kapten Meld.

Akhirnya mereka yang mengikuti Kouki mulai mundur. Namun sialnya, serangan Bahemot membuat mereka terhempas, dan dipenuhi dengan luka – luka. Kaori dengan susah payah menyembuhkan mereka, namun karena keterbatasan mana, dia akhirnya tidak berdaya.

Sayangnya Bahemot itu, sampai ketempat Kaori. Kouki dengan susah payah menghalau serangan dari Bahemot tersebut menggunakan semua kekuatannya untuk melindungi temannya. Serangan itu berhasil, namun Kouki langsung terjatuh lemas karena kehabisan mana.

Kemudian Bahemot itu kembali kearah mereka, Kaori saat ini mulai gemetar ketakutan, Shizuku sendiri mencoba untuk membantu sahabatnya untuk pergi dari sana, namun aksinya terlambat, karena bahemot sudah berada didepan mereka.

"Baiklah" gumam Zen yang akhirnya puas menonton drama itu.

Zen lalu mengeluarkan sebuah dager dari dalam penyimpanannya. Zen sudah melapisi dager tersebut dengan sebuah skill gravitasi. Zen lalu melesat dengan cepat kebaris depan yang melawan Bahemot, dan mulai mengaktifkan rune gravitasi pada dagernya, dan melemparkan dagernya dan menancap tepat dikaki dari bahemot tersebut.

Bahemot itu sempat terduduk sebentar, namun efek senjata Zen tersebut, mulai melemah. Zen lalu mengaktifkan rune pada sepatunya yang sudah dia enchant dengan skill angin dan membuatnya melesat.

"Zen!" teriak Shizuku dan Kaori.

Zen lalu mengeluarkan pedang yang sudah ditambahkan rune api dan menebas bahemoth tersebut. Bisa terlihat Api mulai membakarnya, namun dikarenakan Enchant Zen masih berlevel kecil, kekuatan itu belum maksimal saat ini.

Melihat teman mereka sedang berjuang, beberapa siswa yang mempunyai sihir jarak jauh mencoba membantu Zen. Hasil dari sihir itu lumayan efektif, dan dapat memukul mundur monster tersebut.

Rencana mereka saat ini yaitu menembak monster tersebut, dan membuat Zen melarikan diri setelah monster itu mulai teralihkan. Namun seseorang dari kerumunan menyeringai jahat saat ini, dia akhirnya membantu menciptakan sebuah sihir, namun kali ini dia mengarahkannya kepada Zen.

"Kali ini aku pasti berhasil" katanya.

Banyaknya sihir yang mengarah ke Bahemot, membuat sihir Hiyama meluncur dengan mulus kearah Zen, tanpa ketahuan. Zen merasakan sebuah serangan mengarah kepadanya, mulai menengok dan menatap Hiyama dengan penuh intimidasi dari jauh.

Hiyama merasa merinding saat ini, setelah melihat tatapan Zen itu. Bisa terlihat Zen menggumamkan sesuatu kepadanya, walaupun tidak terdengar, gerakan mulut Zen langsung membuatnya terduduk ketakutan.

Ledakan besar menghancurkan jembatan tersebut akibat gabungan beberapa sihir, namun saat efek dari sihir itu menghilang, tidak ada apapun yang tersisa selain jembatan yang runtuh.

"ZEN!" teriak Shizuku dan Kaori, berlari menuju keujung jembatan yang rusak tersebut.

Kaori lalu menyusul Shizuku yang sudah berada diujung jembatan rusak itu terlebih dahulu, dan datang berdiri disebelahnya dan mulai menguatkan satu sama lain. Kouki dan beberapa teman sekelaspun mulai merenung dengan kejadian itu.

Bahkan kapten Meld merasa bersalah saat ini, karena seorang pahlawan yang mempunyai kekuatan tempur yang bagus tewas ditempat ini. Sedangkan Hiyama yang masih terduduk mulai panik setelah melihat gerakan mulut dari Zen tersebut.

"Dia matikan, dia pasti mati" gumamnya didalam hatinya.

Namun seorang menepuk bahunya dan membuatnya terkejut. Temannya itu sempat bingung dengan perilaku Hiyama itu. Namun dia mengira, Hiyama masih terbawa suasana karena pertarungan tadi.

Dengan raut kesedihan, akhirnya mereka mulai meninggalkan tempat itu. Shizuku dan Kaori tidak tega untuk pergi dari sana dan mulai merasa bersalah, karena Zen mati akibat menyelamatkan mereka berdua dan mereka menyesal tidak sempat menahan Zen untuk ikut memasuki labirin ini. Walaupun mereka baru mengenal Zen, menurutnya Zen merupakan teman yang baik.

Berita ini, membuat beberapa pihak terkejut. Namun setelah mengetahui, bahwa seseorang yang merupakan non tempur yang mati, mereka mulai merasa lega. Aiko sendiri saat ini mulai depresi setelah mengetahui salah satu muridnya meninggal hingga dia sempat tidak sadarkan diri akibat kabar tersebut.

.

.

Zen terus terjatuh kebawah jembatan tersebut dengan luka bakar disekujur tubuhnya. Namun dengan tenang dia merapalkan skill healnya dan dalam sekejap tubuhnya sembuh. Zen lalu melesat kearah bahemot yang terjatuh dengannya dan mencoba meraihnya sebagai bahan mengurangi dampak dari terjatuh kebawah.

Zen lalu mengeluarkan skill Gravitasinya pada bahemot tersebut, dan memperlambat laju terjatuhnya. Namun sialnya, bahemot itu ternyata masih hidup. Zen lalu menancapkan pedangnya ketubuh bahemot tersebut, dan menyalurkan skill apinya melalui pedangnya dan membakar tubuh bahemot itu hingga dipastikan dia terpanggang dari dalam.

[+500 XP]

Begitulah angka tiba – tiba muncul disebelah penglihatan Zen, saat dirinya masih membakar tubuh Bahemot tersebut.

[Itulah tanda, jika Kakak berhasil membunuhnya] kata Irene.

Mendengar itu, Zen merasakan bahwa dataran mulai mendekat. Dengan sigap, Zen kembali merubah gravitasi pada tubuh bahemot dan memperlambat jatuh mereka. Zen akhirnya mendarat dengan mulus pada dataran tersebut. Namun sialnya tempat ini sangat gelap.

"Baiklah, mari menjadi kuat"