webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Anime & Comics
Not enough ratings
275 Chs

Mencoba Mencari

Yue sudah meneliti seluruh ruangan dimana Zen beserta Tio dan Froze pelayannya dinyatakan hilang. Dia dengan tekun memeriksa berbagai tempat, namun dia tidak menemukan apa – apa pada tempat ini. Khawatir, begitulah perasaannya yang terus menghantuinya setelah dia tidak menemukan apa – apa.

Sebenarnya Yue hendak menghancur leburkan pulau ini beserta isinya sebelumnya, namun karena perkataan dari Venri yang meyakinkan bahwa mereka tidak ada sangkut pautnya dengan kehilangan Zen beserta Tio dan Froze, akhirnya Yue memutuskan untuk mencari sesuatu untuk menemukan keberadaan Zen.

"Aku sudah menanyai semua orang Yue, tetapi mereka juga tidak mempunyai petunjuk apapun" kata Lyutillis yang saat ini sedang memasuki kamar dimana Yue berada dan mencari beberapa petunjuk.

"Apakah kamu yakin, Ehit sudah mati Lyu?" tanya Yue kemudian.

"Aku sendiri yang membunuhnya Yue, jadi aku pastikan dia sudah mati" balas Lyutillis.

Memang kecurigaan Yue, bahwa Ehit entah mengapa masih hidup dan merencanakan hal busuk kepada Zen yang saat itu berada ditempat ini. Namun setelah mendengar perkataan Lyutillis, Yue semakin bimbang dengan hipotesanya saat ini.

"Tapi apa yang menyebabkan Zen menghilang selama seminggu ini" gumam Yue kemudian.

Kabar tentang apa yang mereka alami ditempat para naga tinggal, juga sampai pada beberapa orang yang berada di Alaska. Tentu saja kabar tersebut membuat yang lainnya kembali murung karena mereka masih belum bisa menemukan keberadaan Zen.

"Dimanakah dirimu berada Zen" gumam Asuna yang saat ini sudah menatap bagian luar dari domain Zen, dari balik jendela pada kediamannya.

Sudah seminggu kesedihan dan kekhawatiran dirasakan oleh semua wanita Zen. Tetapi ditempat lain, seseorang sudah duduk pada bangku yang berada disebuah bandara yang akan mengantarkannya menuju kesebuah negara.

Dia duduk ditempat ini bukan tanpa alasan, dikarenakan bisnisnya yang semakin maju dan rancangannya saat ini akan dilelang pada sebuah rumah lelang yang ternama yang berada di London. Rancangannya tentang perhiasan membuatnya lumayan dikagumi saat ini, karena desain dari perhiasannya sangatlah indah.

Terlebih lagi, saat ini dia akan menunjukan sebuah desain dari sebuah berlian yang sangat langka dan sudah didesain menjadi kalung yang sangat elegan dan indah. Maka dari itu, dia memutuskan untuk melelangnya untuk mendapatkan uang yang banyak.

"Aku belum pernah naik pesawat Master" kata Tio yang berada disebelah Zen, yang ikut serta bersamanya menuju kerumah lelang yang berada di London.

"Benarkah? Bukankah Lisbeth mempunyai bisnis pembuatan pesawat, mengapa dia tidak pernah mengajakmu menaikinya?" tanya Zen.

"Memang, tetapi aku sudah terbiasa terbang menggunakan sayapku, jadi aku tidak memikirkan untuk menaikinya" kata Tio.

Memang bisa dikatakan, ini adalah pengalaman pertama Tio dan Froze menaiki pesawat, karena pada dunia saudara perempuannya yang lain, dia tidak sempat menaikinya karena menganggap dia bisa terbang dengan kemampuannya sendiri.

"Hm... aku mengerti, tetapi sepertinya saat ini kita harus sering menggunakannya, karena aku tidak mau keberadaan kita membuat beberapa pihak mencurigai kita" kata Zen.

"Oh iya, bukankah Master akan memulai sekolah beberapa hari kemudian?" tanya Tio.

"Iya, aku sudah mulai sekolah seminggu lagi" kata Zen.

Sudah hampir sebulan lamanya Zen berada didunia ini, dan dia menyadari bahwa dia akan memasuki sekolah pada pekan depan. Memang Zen mengetahui hal ini, karena pemberitahuan tentang informasi sekolahnya sudah dia terima sebelumnya.

Memang Zen akan menjadi murid pindahan pada sekolah yang akan menjadi tempatnya menuntut ilmu, walaupun Zen menganggap bahwa dia berada disini untuk disiksa karena dia harus mengulangi kembali bersekolah.

"Lalu bagaimana denganmu Froze, apakah kamu sudah siap membantu Tio menjalankan perusahaanku?" tanya Zen kepada Froze yang sedari tadi hanya memperhatikan percakapan Zen dan Tio.

Memang, Froze merupakan sosok yang sangat pendiam. Bahkan jika orang yang pertama kali bertemu dengannya akan menganggapnya sangat dingin seperti namanya. Froze hanya berbicara jika dia diajak untuk berbicara, bahkan dia hanya menjawabnya singkat, namun tidak dengan Masternya atau para wanita dari masternya, dia akan sebisa mungkin untuk selalu ramah kepada mereka.

"Aku akan selalu siap membantu Master, lagipula hal itu sudah menjadi tugasku" kata Froze sambil tersenyum.

Akhirnya mereka mulai berbincang ringan, walaupun Froze hanya menyauti jika dia ditanya berbagai hal oleh Zen maupun Tio, sambil menunggu waktu penerbangan mereka yang akan membawa mereka menuju ke London.

Waktupun berlalu, dan beberapa jam kemudian mereka sudah duduk pada rumah lelang, untuk menyaksikan hasil pendapatan mereka yang akan mereka dapatkan dari melelang perhiasan yang sangat indah milik Zen.

Memang nama perusahaan Zen, Elite sudah sedikit terkenal dikalangan penikmat perhiasan. Terutama saat Zen sudah memanipulasi beberapa data yang dibantu oleh adiknya Irene. Rancangannya saat ini sudah dikenal dimana – mana, bahkan perhiasan yang akan dilelangnya saat ini sangat diminati oleh beberapa orang kaya.

Walaupun perusahaan yang dibentuk Zen masih kecil, namun pendapatan yang dihasilkannya sudah lumayan besar, karena dia berhasil menjual berbagai perhiasan dengan desain yang sangat memukau, terlebih lagi berlian yang dia gunakan merupakan berlian yang termasuk langka.

"Baiklah, untuk barang selanjutnya merupakan perhiasan hasil desain dari seorang pemuda yang saat ini sedang naik daun. Dengan berlian berwarna merah muda yang langka yang terdapat pada kalung ini, beserta beberapa ornamen dari beberapa batu mulia, perhiasan ini dipastikan sangat amat indah baik bagi anda yang ingin memakainya ataupun mengoleksinya." kata seorang juru lelang yang sudah mengenalkan barang lelangan dari Zen.

"Hm... kuharap dengan hasil lelang ini, aku bisa membeli semua kebutuhan kita" kata Zen.

Memang saat dunia diperkenalkan dengan sebuah berlian berwarna pink yang sangat indah, mereka semua terkejut karena berlian tersebut amat sangat langka dengan kemurnian yang amat tinggi. Terutama saat Zen memperkenalkannya pada sebuah rumah lelang yang saat ini didatanginya.

Dengan keaslian yang sudah teruji dan dengan kemurnian yang sangat tinggi, barang yang akan dilelang Zen menjadi topik hangat diseluruh dunia saat ini, dan dipastikan akan laku dengan harga yang fantastis.

"10 Juta dollar untuk nomor 3"

Begitulah perkataan juru lelang yang terus menerus menyebutkan berbagai harga yang terus naik, karena penawaran dari barang yang dilelangnya terus menerus meningkat. Senyum sudah terukir pada wajah dari juru lelang itu, karena rumah lelangnya juga akan mendapatkan untung yang sangat besar jika harga yang ditawarkan terus naik.

Harga terus naik, hingga saat ini sudah menyentuh 90 juta dollar. Zen hanya termenung melihat itu semua, karena perhiasan yang berada didepannya sangat mahal dan dia masih mempunyai banyak perhiasan seperti itu.

"Tidak sia – sia aku menguras harta Ehit"