webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Anime & Comics
Not enough ratings
275 Chs

Mama Baru Yui

Zen saat ini sudah memasuki game ini kembali, saat ini karakternya masih ditempat yang sama seperti dia tinggalkan sebelumnya.

"Bagaimana Yui, apakah ada monster mendekati karakter kami?" tanya Zen.

"Tenang Papa, Yui langsung menghapuskan mereka saat mereka mendekat menggunakan autoritas Yui." Kata Yui yang membusungkan dadanya merasa bangga dengan tindakannya.

"Terima kasih Yui" kata Zen dan dibalas senyuman oleh Yui.

"Jadi bagaimana kabar Mama baru Yui?" tanya Yui kemudian.

"Mungkin Yui harus bers-" kata Zen terpotong setelah melihat karakter wanita didepannya membuka matanya.

"Halo Sugu-chan" kata Zen.

"A-Aku hanya akan membantu menyelamatkan Asuna-san" kata Suguha yang menyembunyikan perasaan malunya.

"Baiklah - baiklah" kata Zen.

"Jadi, apakah Leafa-san akan menjadi Mamaku?" tanya Yui yang terbang menuju Suguha.

"Bagus Yui" kata Zen didalam hatinya sambil memberikan jempol kepada anak perempuannya itu.

"A-Apa Ma-mama?" kata Suguha yang tergagap.

Yui yang mendengar ini hanya menganggukan kepalanya sekaligus ingin mendengar jawaban dari pertanyaannya tadi.

"B-Bukan seperti itu Yui-chan, aku dan Ze-" kata Suguha yang terpotong saat melihat ekspresi Yui saat ini.

"Benarkah? Leafa-san tidak akan menjadi Mama Yui?" kata Yui selanjutnya yang menunjukan raut wajah sedih.

"T-Tentu s-siapa yang tidak ingin menjadi Mama dari Yui" kata Suguha.

Melihat ini Yui mulai tersenyum dan karakter Yui langsung berubah menjadi bentuk aslinya dan memeluk Suguha yang berada didepannya saat ini.

"Mama!" Kata Yui sambil memeluk Suguha.

Suguha sempat amat kaget dengan perubahan Yui ini, namun setelah merasakan pelukan Yui itu, Suguha langsung membalas pelukannya itu.

"Jadi apakah kamu sudah menerima perasaanku Sugu-chan?" kata Zen.

Suguha yang mendengar perkataan Zen ini langsung tersentak. Yui juga sudah melepaskan pelukannya dan menantikan jawaban Suguha bersama Zen.

"B-Bukan s-seperti itu Z-Zen-san aku h-hanya menjadi M-Mama dari Yui" kata Suguha tergagap.

"Benarkah, kalau begitu sayang sekali." Kata Zen, namun disisi lain Yui kembali menatap Suguha.

"Apakah Mama tidak mencintai Papa?" tanya Yui.

"B-Bukan s-sepeti itu..." kata Suguha yang tidak tahu harus berkata apa, namun kedua Ayah dan Anak didepannya masih menanti jawabannya. Suguha yang saat ini dinantikan jawabannya hanya menunduk sambil mengucap pelan.

"A-Aku juga m-mencintaimu Zen-san" kata Suguha dengan suara yang pelan, namun bisa didengar oleh pasangan Ayah dan Anak perempuan itu.

"Mama!" teriak Yui sambil memeluk wanita didepannya itu.

Zen sendiri akhirnya mulai mendekati kedua wanita yang sedang berpelukan itu dan mulai memeluk mereka berdua. Suguha yang merasa dipeluk oleh kedua orang ini, saat ini tidak bisa mendeskripsikan perasaannya saat ini.

"Baiklah, mungkin kita akan meresmikannya saat kita didunia nyata" kata Zen yang sudah melepaskan pelukannya. Sementara Suguha saat ini hanya terdiam dan masih menyembunyikan perasaan malunya.

"Yui, karena Suguha sudah menjadi Mamamu, mari kita lakukan sesuai rencana awal kita" kata Zen.

"Baiklah Papa" kata Yui.

"Rencana Awal?" kata Suguha yang bingung.

Yui lalu memasuki sistem sekali lagi dan mengubah pengaturan terbang dari kedua karakter yaitu Zen dan Suguha agar dapat terbang bebas tanpa dibatasi apapun.

"Sudah selesai Papa" kata Yui.

"Apa yang dilakukan Yui, Zen-san?" Tanya Suguha.

"Dia hanya mengubah beberapa sistem agar kita dapat terbang dengan bebas tanpa takut melewati batas ketinggian dan batas terbang. Dan juga Sugu, bisakah kau jangan memanggilku Zen-san lagi, karena kita sudah resmi berhubungan, kau bisa memanggilku Zen saja" kata Zen.

"B-Baiklah Z-Zen" kata Suguha.

"Itu lebih baik, mari kita terbang" kata Zen. Dan dibalas anggukan oleh Suguha yang saat ini masi malu.

Lalu mereka berdua mulai terbang dari tempat ini menuju kearah pohon besar.

.

.

Dua hari kemudian.

Saat ini Zen berada disebuah bar sedang berhadapan dengan dua orang wanita yang berada didepannya saat ini yang sedang kesal.

"Kenapa kau tidak memberi tahu kami Zen?" kata satu dari mereka.

"Apakah kami bukan keluargamu?" tanya seorang disebelahnya.

"Bukan seperti itu Lis, Silica" kata Zen.

Saat ini Zen tidak melanjutkan untuk menyelamatkan Asuna, dikarenakan game yang mengurung Asuna, Alfheim Online sedang melakukan perbaikan sistem bulanan mereka, jadi game itu sementara ditutup.

Namun tiba – tiba, dia langsung dihubungi oleh Lisbeth dan Silica yang mendengar kabar bahwa Zen pergi menyelamatkan Asuna dari Agil, dan tidak memberitahukan mereka berdua. Agil sendiri sudah meminta maaf kepada Zen atas itu, karena dia tidak pandai menutupi hal tersebut kepada kedua wanita itu.

"Lalu kenapa kau pergi sendiri?" tanya Lisbeth.

"Memangnya jika aku memberitahukan kepada kalian, kalian akan diberikan izin memainkan game itu?" tanya Zen.

"Memang tidak Zen-san, namun kamu setidaknya memberitahukan kami" kata Silica.

"Baiklah – baiklah, maafkan aku oke" kata Zen.

Lalu Zen menceritakan semua kepada mereka termasuk Zen berhasil menghidupkan kembali Yui, serta hubungannya dengan Suguha. Mereka yang mendengar kabar tentang Yui amat sangat senang dan akan mengunjunginya nanti, namun setelah mendengar kabar Suguha mereka langsung berteriak.

"APA!!" teriak mereka berdua sambil berdiri dari bangku mereka.

Untung saja bar Agil ini tidak ada pelanggan karena sudah hampir siang. Sedangkan Agil sendiri, lebih memilih untuk menuju ruangan staffnya dan berdiam diri disana.

"Tenanglah" kata Zen yang menenangkan mereka berdua.

"Apakah kau tahu apa yang terjadi jika Asuna mengetahui ini?" Kata Lisbeth yang masih emosi.

"Tenanglah, aku akan memberi tahu Asuna, dan juga aku juga mencintai mereka berdua termasuk kalian berdua" kata Zen.

Mendengar ini, wanita didepan Zen hanya terdiam membisu setelah mendengar perkataan Zen itu.

"Maaf aku ada kencan dengan Suguha, untuk perkataanku tadi, akan kita lanjutkan nanti" kata Zen yang mulai beranjak dari bar tersebut meninggalkan kedua wanita itu yang masih termenung ditempat itu.

.

.

Saat ini Zen dan Suguha yang sudah puas berkeliling difestival ini. Suguha saat ini menggunakan yukata bewarna hijau dengan ornamen bunga disekelilingnya. Saat ini mereka berdua sedang menanti kembang api dan Zen menemukan tempat yang sangat tepat untuk melihat kembang api tersebut.

Akhirnya kembang api untuk mengakhiri fetival ini mulai dinyalakan. Pemandangan kembang api ini sangatlah indah. Zen dan Suguha sendiri hanya memandangi pemandangan didepannya ini dengan tangan mereka saling bergandengan.

Sampai akhirnya Zen mulai membuat Suguha berhadapan dengannya.

"Sugu, aku mencintaimu" kata Zen

"Aku juga mencintaimu Zen" kata Suguha.

Lalu malam yang penuh dengan ledakan kembang api itu menjadi saksi kedua pasang orang yang saling mencintai berciuman ditempat itu.