webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Anime & Comics
Not enough ratings
275 Chs

Hari Pertama

Zen bersama Tio dan Froze akhirnya sudah duduk didepan meja bar dimana seorang wanita dengan rambut biru menyambut mereka dengan ramah, walaupun terlihat seperti dia terpaksa melakukan hal tersebut.

Zen bisa melihat ekspresinya sangat dingin namun dia tetap memperlakukan pelanggan ditempat ini dengan ramah. Zen bersama yang lainnya yang sudah duduk akhirnya berniat memesan minuman saat ini.

"Bisakah kamu memberikan aku segelas cola" kata Zen.

"Bukankah kamu ingin meminum alkohol Master?" tanya Tio kemudian setelah Zen sudah memesan minumannya.

"Siapa yang bilang aku ingin minum alkohol?" tanya Zen bingung.

"Bukankah alasanmu memasuki tempat ini untuk meminum minuman tersebut Master?" tanya Tio kemudian.

Bukan tanpa alsan Tio mengatakan hal tersebut, dikarenakan dia mengira Zen ingin memasuki tempat ini karena dia ingin mencoba untuk meminum alkohol, karena sangat jarang jika seseorang memasuki tempat seperti ini dan hanya memesan minuman ringan.

"Aku hanya ingin memasuki tempat ini saja, dan bukan untuk meminum Alkohol" kata Zen, yang sebenarnya ingin memastikan sesuatu setelah melihat papan nama dari tempat ini.

Percakapan mereka ini, sempat membuat wanita berambut biru didepan mereka hanya memperhatikan ketiga orang didepannya dengan tatapan aneh. Seorang pria yang lebih mudah dari mereka bertiga, saat ini dipanggil dengan sebutan Master oleh seorang wanita dewasa.

Dan salah satu dari mereka hanya memperhatikan percakapan kedua orang tersebut dengan tenang dan tidak memberikan ekspresi apapun kepada mereka. Bahkan eksresinya saat ini sangatlah dingin dan menjawab pertanyaan yang diberikan kepadanya dengan kata – kata yang secukupnya.

"Lalu kamu mau memesan apa Froze?" tanya Zen kemudian. Froze akhirnya lebih memilih minuman cola sama seperti Zen, sedangkan Tio sudah memesan segelas bir untuk menikmatinya sendiri.

"Kamu terlihat sangat muda untuk bekerja hingga larut seperti ini" kata Zen kepada wanita yang sudah menyerahkan pesanannya.

Namun bukannya jawaban yang didapat oleh Zen, wanita didepannya hanya tersenyum dan kembali melayani pelanggan yang lain ditempat ini. Tio yang disebelahnya mulai meledek Zen saat ini, melihat seorang wanita yang dia coba ajak bicara menghiraukannya.

"Ternyata ketampananmu tidak berguna Master" kata Tio, yang melihat wanita berambut biru itu mengacuhkan Zen.

"Sepertinya" gumam Zen sambil meneguk minuman soda dinginnya.

Wanita yang diajak Zen mengobrol sebelumnya, hanya memperhatikan para pelanggan ditempat ini sambil mencoba memoles beberapa gelas, sambil menunggu beberapa pelanggan mencoba memesan sesuatu kepadanya.

Dia sempat penasaran dengan Zen, terlebih lagi dia merupakan pria yang sangat tampan, dan dipastikan dia sangat kaya. Karena orang yang memanggilnya Master pasti merupakan pelayannya.

"Dasar orang kaya" gumam wanita tersebut, namun setelah dia selesai berkata seperti itu, dia tidak sengaja mendengar percakapan Zen beserta Tio.

"Bukankah kamu akan bersekolah besok Master?" kata Tio, yang sudah meneguk habis birnya dengan sekali teguk.

"Iya.. aku harus datang lebih pagi karena harus mengurus dokumen kepindahanku" kata Zen.

"Apakah kamu sudah tahu letak sekolahnya?" tanya Tio kemudian, karena selama sebulan ini mereka hanya mengurusi bisnis mereka saja saat ini.

"Lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah kita yang berada didekat tebing dan wilayahnya dekat dengan pantai" kata Zen.

Tentu saja percakapan Zen dan Tio membuat wanita yang melayani Zen tadi sangat terkejut, karena jika sekolah yang dimahsut Zen berada didekat pantai, berarti sekolah tersebut merupakan sekolah tempatnya menuntut ilmu, dikarenakan hanya sekolahnya saja yang terletak didekat wilayah pantai. Dia tidak menyangka bahwa salah satu murid sekolahnya akan mendatangi tempat ini, namun anehnya dia sama sekali tidak pernah melihatnya.

"Baiklah kalau begitu mari kita kembali" kata Zen setelah sudah menghabiskan minumannya. Dan juga dia sudah puas melihat salah satu karakter yang berada didunia ini, walaupun dia sudah pernah menemui beberapa karakter lainnya dengan tidak sengaja.

"Baiklah Master" kata Tio yang mulai berdiri dari tempat duduknya disusul oleh Zen dan Froze.

Zen memang tidak lupa membayar pesanannya dan meninggalkan sebuah tip yang lumayan besar kepada wanita yang melayaninya tadi. Bahkan wanita berambut biru itu sangat terkejut setelah mendapatkan tip yang diberikan oleh Zen.

"Sampai bertemu lagi" kata Zen sambil tersenyum kepada wanita yang berambut biru itu, dan akhirnya meninggalkan tempat itu bersama Tio dan Froze.

Wanita berambut biru itu belum sempat berterima kasih kepada Zen, namun dia sudah melihat keberadaan orang yang dilayaninya tersebut sudah menghilang dari pandangannya. Disisi lain, Zen dan lainnya yang sudah memasuki sebuah tempat sepi, mulai menghilang dari sana dan memasuki hotel dimana mereka menginap.

.

.

"Kamu terlihat sangat keren Master" kata Tio setelah melihat Zen sudah menggunakan seragam sekolahnya saat ini.

Zen hanya tersenyum mendengar perkataan Tio tersebut, yang saat ini masih terbaring pada tempat tidurnya dengan tubuh polosnya ditutupi oleh selimut. Zen lalu mulai mempersiapkan beberapa peralatan pembelajarannya dan akhirnya bersiap untuk berangkat.

"Kalau begitu aku akan berangkat" kata Zen lalu mendekat kearah Tio dan mencium singkat bibirnya dan mulai beranjak dari sana.

Seperti kebanyakan siswa, Zen saat ini memakai transportasi umum dan sudah duduk pada sebuah Bus yang akan membawanya menuju tujuannya saat ini. Memang bisa terlihat beberapa siswa yang memakai seragam yang sama sepertinya sedang menatapnya penuh selidik.

Mereka mulai berbisik – bisik dikarenakan baru melihat seseorang yang berasal dari sekolahnya, namun mereka tidak pernah melihatnya. Perjalanan Zen akhirnya sampai, dan turun tepat disebuah halte yang mengarahkannya pada sebuah sekolah saat ini.

"SMA Soubu"

Begitulah papan nama pada sekolah yang saat ini didatangi oleh Zen. Bahkan keberadaannya yang melihat area sekolahnya menjadi perhatian semua siswa yang ingin memasuki sekolah ini, dikarenakan mereka baru melihat sosoknya yang sangat amat tampan.

"Baiklah mari memasuki tempat ini" kata Zen dan mulai melangkahkan kakinya memasuki sekolah, yang akan menjadi tempatnya menghabiskan waktunya didunia ini.

Zen akhirnya sudah berada disebuah ruangan, dimana dia disuruh menunggu seorang wali kelas yang akan mengantarkannya menuju ruang kelasnya, setelah dia selesai mengurus beberapa dokumen kepindahannya. Zen penasaran siapa yang akan menjadi wali kelasnya, apakah seseorang yang dia ketahui atau yang lain.

Namun saat seorang guru memasuki tempat ini, dia sangat terkejut melihat Zen ditempat ini, walaupun Zen bersikap seperti biasa setelah melihat dirinya. Wanita tersebut mulai panik, karena dia sangat mengenal siapa murid baru yang akan menjadi muridnya ini.

"Kamu?"