webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Anime & Comics
Not enough ratings
275 Chs

Hari Baru

Suara lantunan musik yang saat ini sedang hits mulai terdengar ditempat ini. Dengan berbagai kamera yang menyorot mereka, duo Idol yang sedang naik daun yaitu Silica dan Yuuki sedang membawakan lagu mereka dengan penampilan yang sangat memukau ditempat ini.

Penampilan mereka membuat pihak yang menyelengarakan penampilan mereka ditempat ini, cukup membuat mereka meraup untung yang lumayan besar saat acara ini berlangsung, dikarenakan kepopuleran mereka berdua yang saat ini sedang berada dipuncaknya.

Penampilan yang menawan tersebut akhirnya selesai, dimana Silica dan Yuuki sudah turun dari panggung pada tempat mereka menyanyikan lagu mereka, dan akhirnya mulai menyapa beberapa staff pada tempat tersebut sebelum mereka beranjak dari sana.

"Silica-chan.... Yuuki-chan..." teriak penggemar mereka, setelah mereka sudah berjalan keluar dari tempat ini dengan beberapa pengawal yang mengawal mereka saat ini.

Silica dan Yuuki saat ini dikawal oleh Red yang bertugas sebagai kepala pengawal dari Silica, beserta beberapa pasukan Valkire yang dibawanya untuk membantu Red mengamankan mereka. Bahkan hal tersebut sempat membuat mereka viral, dikarenakan pengawal dari Silica dan Yuuki sangatlah cantik.

"Maafkan kami Silica-chan, bisakah anda memberikan pernyataan tentang perpindahan agensi yang menaungi anda saat ini?" tanya salah satu wartawan kepada Silica yang menghampirinya.

Memang, Silica sudah berpindah agensi dari agensinya sebelumnya dan berpindah menuju agensi yang dibuat oleh perusahaan Elite. Yuna sengaja membuat sebuah agensi agar dia dapat memastikan kenyamanan Silica dalam menekuni karirnya.

Namun disisi lain, seorang saat ini sedang menonton penampilan Silica dan Yuuki dengan mata yang berbinar. Belum hilang keterkejutannya tentang tempat yang dia datangi ini, namun saat ini dia meliahat sesuatu yang sangat membuatnya bersemangat.

"Yuna.. bisakah aku menjadi seperti mereka?" tanya Miledi yang masih menatap penampilan Silica dan Yuuki pada TV yang berada diruang keluarga dikediaman mereka di Alaska.

"Kamu ingin menjadi seorang Idol?" tanya Yuna kemudian, yang saat ini menemani Yui dan Myu menyaksikan Silica pada sebuah acara TV bersama Miledi ditempat ini.

Miledi langsung mengangguk dengan semangat, karena dia melihat sesuatu yang sangat ingin dia lakukan, saat menonton penampilan dari Silica dan Yuuki. Bahkan dia sudah mulai mengikuti gerekan yang ditampilkan oleh kedua orang tersebut.

"Baiklah, tetapi kamu harus menjalani pelatihan terlebih dahulu." kata Yuna.

Yuna tidak perlu memusingkan agensi mana yang akan menjadi tempat dimana Miledi berkarya, dikarenakan dia sudah membuatnya sendiri. Bahkan dia sudah mengontrak Silica dan Yuuki didalam agensi milik perusahaannya.

"Benarkah?" tanya Miledi dengan bersemangat dan dibalas anggukan oleh Yuna.

"Besok aku akan mengenalkanmu kepada pihak agensiku kalau begitu" kata Yuna.

"Terimakasih Yuna" kata Miledi sambil memeluk Yuna dengan erat.

Yui sendiri bersama Myu hanya melihat perilaku Mama mereka itu dengan tatapan yang bingung, karena tidak tahu harus berbuat apa saat ini. Memang mereka saat ini sedang bersama Yuna karena beberapa Mama mereka sedang sibuk.

Mama dari Myu yaitu Remia, saat ini sedang bertemu dengan pihak kerajaan sebuah negara, yang sedang mendiskusikan sebuah desain yang dipesan oleh mereka kepada Remia.

Dan untuk Yui, karena kedua Mamanya yang sedang hamil tidak bersamanya, akhirnya dia bermain dengan Myu dan menghabiskan waktu bersamanya bersama Yuna ditempat ini.

"Hm... kapan Aki Mama akan pulang ya...." kata Yui kemudian, yang tidak sabar menunggu kepulangan Mamanya tersebut.

Ditempat lain, saat ini dua pasang kekasih sedang berbaring pada sebuah ranjang dengan sebuah selimut menutupi tubuh polos mereka. Mereka memang sengaja mencari sebuah penginapan untuk memuaskan nafsu mereka saat hendak pulang dari sebuah perjalanan.

"Lalu apa yang akan kamu lakukan setelah ini Zen?" tanya seorang wanita disebelah Zen yang merupakan Aki.

Memang, mereka berdua sudah kembali dari kampung halaman dari Aki, setelah Zen meminta restu keluarga dari Aki untuk menikahinya. Setelah meyakinkan bahwa Aki merasa bahagia bersama Zen, akhirnya mereka berdua mendapatkan sebuah restu untuk menikah, walaupun Zen berkata dia sudah mempunya seorang Istri.

"Mungkin aku akan mengunjungi orang tua Lisbeth" kata Zen.

Memang saat Zen berkata ingin mengunjungi keluarga dari Aki, beberapa wanitanya juga berharap dia melakukan hal yang sama kepada mereka, dan Zen akhirnya berjanji mengunjungi keluarga mereka masing – masing untuk meminta restu menikahi mereka.

"Sepertinya kamu akan sibuk Zen" kata Aki kemudian sambil mengeratkan pelukannya pada tubuh Zen.

"Ya... lagipula semua tugasku didunia itu sudah berakhir" kata Zen kemudian, dan akhirnya mereka memutuskan untuk bermalam disana.

Keesokan harinya, seperti janji yang sudah Zen katakan sebelumnya, saat ini dia sedang mengendarai mobilnya bersama Lisbeth, untuk mengunjungi orang tuanya pada kediamannya. Lisbeth sangat bahagia saat ini, dikarenakan Zen dipastikan akan segera menikahinya sama seperti sahabatnya.

"Bagaimana dengan projek pesawat listrikmu Lisbeth?" tanya Zen kemudian, saat mereka sedang mengobrol ringan sambil melewati jalan yang cukup padat saat ini.

"Sudah rampung Zen, namun aku masih menyiapkan produksi masal karena pesanan dari berbagai pihak sudah mulai muncul." Jawab Lisbeth.

Memang perusahaan Lisbeth yang berfokus menciptakan berbagai kendaraan listrik, saat ini sedang berfokus membuat sebuah pesawat. Bahkan beberapa pihak sudah memulai memesan pesawat buatan Lisbeth, walaupun Lisbeth belum merampungkan pembuatan pesawatnya.

"Pasti orangtuamu sangat bangga melihatnya Lisbeth" kata Zen kemudian. Dan dibalas senyuman oleh Lisbeth.

Memang wajah Lisbeth sudah muncul dimana – mana, karena hasil ciptaannya saat ini. Bahkan beberapa perusahaan ternama ingin sekali mengajak Lisbeth memasuki perusahaan mereka, bahkan mereka dengan sigap memberikan gaji yang sangat fantastis kepadanya.

"Yap, tetapi mereka masih terpengaruh dengan beberapa perusahaan yang ingin merekrutku" kata Lisbeth.

Memang selain meminta langsung kepada Lisbeth, semua perusahaan juga mendekati keluarganya dan menjanjikan berbagai uang untuk membujuk putri mereka memasuki perusahaan mereka.

"Benarkah?" tanya Zen kemudian.

"Yap, tetapi Yuna langsung menyerang perusahaan itu menggunakan perusahaannya, sehingga beberapa perusahaan yang akan merekrutku, mulai mundur dan tidak berani untuk melakukannya kembali" jawab Lisbeth.

Akhirnya obrolan mereka berakhir, setelah perjalanan Zen dan Lisbeth sudah sampai dikediaman orang tuanya. Zen disambut dengan hangat oleh keluarga dari Lisbeth saat ini. Seperti biasa, Zen memperkenalkan dirinya dengan baik, dan menyatakan mahsut kedatangannya pada kediaman mereka.

Tentu, awalnya hubungan Zen dan Lisbeth sempat diragukan oleh kedua orangtuanya, dikarenakan Zen yang sudah menikahi seseorang. Namun berkat Lisbeth meyakinkan orang tuanya, akhirnya hubungan mereka mulai direstu saat ini.

Akhirnya setelah bersantap makanan bersama pada rumah Lisbeth, akhirnya mereka berdua memutuskan untuk kembali kekediaman mereka yang berada di Alaska.

"Akhirnya selesai" kata Zen.

"Hahahaha... aku sempat panik saat orang tuaku sempat tidak menyetujui pernikahan kita Zen" kata Lisbeth, yang mulai mengingat momen saat orang tuanya tidak menyetujui putri mereka menikahi orang yang sudah beristri.

"Aku juga, bahkan aku sudah siap menggunakan skillku tadi" kata Zen bercanda.

Tentu saja Zen tidak ingin memaksakan kehendak siapapun, terutama untuk mendapatkan persetujuan untuk menikahi para wanitanya, karena akan berdampak buruk kedepannya, baik bagi dirinya maupun wanitanya kelak.

"Lalu, apakah kita akan pulang?" tanya Lisbteh, yang sebenarnya sangat ingin menghabiskan waktunya bersama Zen lebih lama bersamanya.

Tentu saja Zen langsung meminta maaf kepada Lisbeth, karena dia tidak bisa melakukannya karena alasan tertentu saat ini, yang mendesaknya harus kembali secepat mungkin.

"Maafkan aku Lisbeth, tetapi aku berjanji akan menemanimu saat permasalahan dengan Tio sudah selesai"