webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Anime & Comics
Not enough ratings
275 Chs

Elite

"Asuna?" kata Silica setelah melihat daftar anggota yang berada dikelompok Zen.

"Ah... Seperti yang kau dengar dari kelompok yang kita kalahkan tadi Silica, kelompokku hanya bersisi dua orang saja. Dan Asuna adalah salah satu anggotanya bersamaku, sekaligus pacarku" kata Zen. Sebenarnya Silica tidak dapat mendengar mereka karena jarak mereka dengannya terlalu jauh.

Namun mendengar ini, Silica sedikit cemburu akan apa yang dikatakan Zen, namun Silica membuang pemikiran itu, dikarenakan saat ini sudah merasa senang diajak berpetualang bersama Zen.

"B-Begitu ya.. Jadi apa nama kelompokmu Zen-san?" tanya Silica.

"Kau bisa melihatnya di menu kelompok Silica, Nama kelompok kami berada disebelah lambang kelompok" kata Zen. Namun karena Silica terlalu memikirkan perkataan Zen sebelumnya dia merasa gugup dan melupakan untuk mengecek nama kelompok mereka.

"M-Maafkan aku Zen-san, aku terlalu bersemangat memasuki kelompokmu" kata Silica sambil menyembunyikan rasa malunya dan mulai mengecek nama kelompoknya.

"Sebenarnya kami tidak ingin membuat kelompok, tetapi karena banyak orang memberikan julukan yang aneh - aneh, akhirnya kami memutuskan un-" perkataan Zen terpotong setelah mendengar teriakan.

"E-E-ELITE?!" Teriak Silica, karena dia mengetahui nama kelompok Zen tersebut.

"K-Kenapa Silica, apakah kau tidak menyukai nama kelompokku?" tanya Zen setelah melihat reaksi Silica itu.

"Tentu saja tidak Zen-san. Aku sangat terkejut mengetahui nama kelompokmu." kata Silica.

"Benarkah?" tanya Zen memastikan.

"Kau tahu Zen-san, nama kelompokmu sangat terkenal, karena saat ini siapa yang tidak mengetahui kelompok bernama Elite. Kelompok yang berisikan dua orang player dan memasuki kelompok pengambil alih dengan kekuatan kedua anggotanya yang setara dengan kelompok - kelompok besar." jelas Silica yang masih merasa terpana.

"Benarkah?.. Aku baru mengetahui nama kelompokku sangat terkenal" kata Zen yang ikut terkejut.

"Iya Zen-san, Bahkan kalian berdua memiliki sebuah julukan, yaitu Beast untukmu dan Flash Queen untuk pasanganmu" kata Silica.

"Serius?" kata Zen karena ini pertama kali dia mendengar julukannya.

Beberapa player sudah memberika nama julukan kepada Zen dan Asuna dikarenakan pencapaian mereka. Asuna disebut sebagai Flash Queen dikarenakan gerakannya yang sangat cepat dan sangat terkenal akan kecantikannya.

Sedangkan Zen mendapatkan julukan Beast dikarenakan, beberapa player digaris depan melihatnya melihatnya membantai semua monster seperti hewan buas membantai mangsanya.

Namun yang Zen tidak ketahui. sebagaian besar player menganggap bahwa Zen sangat kuat dan bertampang jelek sehingga julukannya adalah Beast, karena Zen sangat jarang terlihat didepan publik.

Disisi lain, Silica yang mengetahui fakta tentang kelompok Zen kembali merasa tidak pantas, dikarenakan akan sangat lemah jika dibandingkan dengan mereka berdua.

"Ada apa denganmu Silica?" kata Zen yang melihat perubahan raut wajah Silica.

"A-Aku tidak apa - apa Zen-san, aku hanya merasa tidak p-pantas mengikuti kelompokmu" kata Silica sambil menundukan kepalanya.

"Benarkah? lalu siapa yang pantas Silica?" tanya Zen.

"Apa mahsutmu Zen-san?" kata Silica yang merasa bingung dengan pertanyaan Zen.

"Aku bertanya Silica, siapa yang menurutmu pantas jika kamu merasa tidak pantas memasuki kelompokku?" tanya Zen kembali.

"M-Mungkin beberapa player digaris depan yang setara denganmu?" kata Silica.

"Lalu menurutmu, mengapa aku memilihmu yang menurutmu tidak pantas dari pada mereka yang kamu anggap pantas Silica?" tanya Zen.

"A-Aku..." kata Silica yang tidak tahu harus menjawab apa.

"Aku bukan memilih orang karena dia pantas atau tidak Silica, aku memilihmu karena aku ingin berpetualang denganmu. Bahkan Asuna sangat senang saat aku memberitahukan jika kau akan ikut dengan kelompok kami." Kata Zen sambil mengusap kepala Silica.

"B-Benarkah?" tanya Silica

"Kau bisa bertanya kepadanya. Bukannya kita satu kelompok, kamu bisa langsung mengiriminya pesan" balas Zen.

Mendengar perkataan Zen, Silica mulai memunculkan kepercayaan drirnya. Silica sekarang berjanji akan menjadi kuat hingga pantas bertarung bersama mereka.

"Baiklah, mari kita beristirahat dan memulai petualangan kita besok" kata Zen yang mulai berdiri.

"Baiklah Zen-san, namun dimana kamu akan menginap?" tanya Silica yang mengetahui Zen sudah tidak menginap lagi ditempat ini.

"Kau tidak perlu khawatir Silica. Bagaimana dengan ini, besok aku akan menunggumu ditempat kita berpisah tadi dan kita akan memulai petualangan kita dari sana" kata Zen

"Baiklah" kata Silica dengan senyum di wajahnya.

"Baiklah, sampai jumpa besok Silica, Pina" kata Zen lalu mulai meninggalkan mereka berdua.

"Sampai jumpa besok Zen-san" kata Silica dan dibalas cuitan dari sahabatnya.

.

.

"Switch Silica" kata Zen.

"Hyaaaa" teriak Silica sambil mengaktifkan sword skillnya dan menebas sebuah monster berbentuk kalajengking didepannya, hingga suara pecahan berasal dari monster tersebut yang menandakan dia berhasil megalahkannya.

Silica sudah merasa sangat bersemangat sedari pagi karena tidak sabar untuk berpetualang bersama Zen. Bahkan malam harinya Silica tidak bisa tidur karena terus membayangkan hal tersebut.

Setelah Zen meninggalkan kamarnya, Silica tidak lekas tidur dan dia mulai menceritakan semua pengalaman yang dia alami bersama Zen sebelumnya kepada sahabatnya Pina. Karena tidak bisa tidur, Silica terus mengobrol bersama Pina hingga larut dan menyebabkan dia hanya tidur dua jam saja.

"Lagi! Switch" kata Zen yang sudah memastikan bahwa monster didepannya sudah teralihkan.

Dan Silica kembali mengalahkan monster itu setelah mendengar aba - aba dari Zen.

"Apakah mau lanjut atau beristirahat" kata Zen setelah melihat Silica berhasil mengalahkan monster itu.

"Aku masih bisa melanjutkannya Zen-san" kata Silica. Walaupun dia hanya tidur dua jam saja, tetapi dia masih merasa bersemangat dan memfokuskan dirinya untuk menjadi kuat.

"Baiklah" Kata Zen.

Lalu mereka berdua mulai terus melakukan pembantaian disekitar tempat itu.

.

.

Beberapa hari kemudian.

Zen saat ini bersama Silica berhasil membantai sebuah monster berbentuk dinosaurus yang merupakan sebuah boss dungeon ini. Setelah memastikan menyelesaikan dungeon itu, mereka berdua mulai keluar dari tempat itu.

Setelah mereka berhasil keluar dan membantai beberapa monster disekitar area itu, Zen lalu mendapatkan pesan dari Asuna yang mengabarinya tentang hasil rapatnya dengan anggota dari kelompok pengambil alih yang lain.

"Baiklah Silica, mari beristirahat sebentar" kata Zen yang ingin membaca pesan dari Asuna tersebut.

"Kau bisa beristirahat duluan Zen-san, aku akan melawan beberapa monster lagi" balas Silica.

"Baiklah, namun berhati - hatilah dan lawanlah monster disekitar sini, agar aku dapat mengawasimu" kata Zen dan dibalas anggukan oleh Silica.

Setelah Silica pergi, Zen mulai membuka pesan Asuna dan mulai membalasnya.

Karena Zen melihat Silica masih bertarung melawan monster. Lalu dia mulai membuka menu skillnya sambil menunggu Silica.

Namun Zen sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya. Zen melihat sebuah skill baru yang baru muncul dilist skillnya lalu dia bergumam.

"Nitoryu"