webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Anime & Comics
Not enough ratings
275 Chs

Diikut Sertakan

Shizuku sangat senang melihat Zen akhirnya keluar dari kamarnya saat ini. Walaupun dia tahu, bahwa Zen sebenarnya tidak apa – apa, seperti kabar yang beredar pada teman – temannya, tetapi dia sangat senang melihatnya disini.

Shizuku selalu meminta saran dalam menggunakan tehnik pedang kepada Zen, karena pengetahuannya tentang beberapa tehnik sangat luas. Bahkan saat dia minta untuk diajari, Zen dengan sabar mengajarkan berbagai tehnik kepadanya.

"Baiklah" jawab Zen setelah mendengar permintaan dari Shizuku.

Memang, bisa dikatakan yang hanya akrab dengan Zen disini hanya beberapa orang, yaitu Shizuku, sahabatnya Kaori dan guru mereka Aiko. Merekalah yang terus mengunjungi Zen saat dia berlatih dikamarnya.

Aiko sendiri, karena sifatnya yang tidak rela terjadi sesuatu kepada muridnya, maka dari itu dia selalu memperhatikan semua muridnya, termasuk Zen yang dikatakan depresi. Namun setelah melihat keadaannya, akhirnya Aiko sangat lega.

Skill enchant Zen sebenarnya sangat bagus, namun dikarenakan dia harus mempelajari beberapa skill untuk mengupgrade sesuatu senjata, maka dari itu kekuatannya saat ini tidak berguna menurut beberapa orang, termasuk pihak kerajaan tersebut.

Saat hendak melatih Shizuku, Hiyama akhirnya mendekat kearah mereka beserta beberapa orang dari kelompoknya yaitu Disuke dan Shinji.

"Yo.. Tuan tidak berguna, akhirnya kamu keluar dari kamarmu. Apakah akhirnya kamu memutuskan untuk berlatih? Namun sayangnya kemampuanmu sangat tidak berguna.. Hahahahaha" kata Hiyama mencoba mengejek Zen.

Shizuku yang mendengar itu hendak menghentikan apa yang dilakukan Hiyama, namun Zen menahannya dan menyuruhnya untuk mengabaikannya.

"Kenapa, apakah kamu takut? Bukannya kamu sangat kuat? Mengapa kamu sekarang menghindariku tuan tidak berguna?" kata Hiyama kembali.

Namun Zen tetap menghiraukannya dan terus berjalan bersama Shizuku. Sedangkan Kouki dan Kaori yang melihat itu mencoba untuk menghentikan perilaku dari temannya itu.

"Cih.." kata Hiyama yang akhirnya dihentikan tindakannya oleh Kouki. Sedangkan Kaori, langsung berlari kearah sahabatnya yang sudah bersama Zen saat ini.

"Apakah kamu tidak apa – apa Zen?" tanya Kaori yang akhirnya tiba didekat mereka.

"Tenang saja Kaori-san, perkataan seperti itu tidak membuatku terpuruk" kata Zen sambil tersenyum.

"Kalau begitu syukurlah" kata Kaori.

Akhirnya Zen mulai mengajarkan beberapa tehnik kepada Shizuku serta memberi beberapa saran terhadap Kaori, yang akhirnya bergabung bersama mereka untuk berlatih bersama saat ini.

Keesokan harinya, Zen kembali berlatih bersama Shizuku dan Kaori. Walaupun Zen bertugas memberikan mereka beberapa saran dalam berlatih. Kaori sangat bingung dengan Zen saat ini, karena menurutnya, kegiatan ini sudah biasa untuk Zen.

"Shizuku, bisakah kamu meminjamkan pedang yang kau gunakan untuk bertarung?" kata Zen.

"Kalau itu, pedangku saat ini berada dikamarku, karena aku selalu berlatih menggunakan pedang yang disediakan disini" balas Shizuku.

"Kalau begitu, datanglah kekamarku sebentar dan bawalah pedangmu" kata Zen.

"Baiklah" kata Shizuku yang mengiyakan perkataan Zen, tanpa menanyakan alasan mengajaknya, namun tidak dengan sahabatnya.

"Apa yang akan kamu lakukan Zen?" kata Kaori yang penasaran.

"Ah.. aku hanya ingin mencoba sesuatu, kamu juga bisa mengikuti Shizuku kalau kamu sangat penasaran" kata Zen selanjutnya.

"Benarkah?.. kalau begitu baiklah. Aku akan datang bersama Shizuku-chan kekamarmu" jawab Kaori.

Di kejauhan Kapten Meld selaku pengawas pelatihan para pahlawan saat ini memperhatikan semua pahlawan disini yang berlatih dengan serius. Saat ini, dia sangat bangga dengan kemampuan para pahlawan, terutama dengan Kouki yang menjadi harapan besar bagi kerajaan ini.

Sementara itu ditempat lain, Hiyama sangat emosi melihat Zen yang saat ini bersama dengan seseorang yang dikaguminya. Dia memperhatikan Kaori dan Shizuku sedang asik bercanda gurau dengan Zen dari penglihatan matanya yang busuk itu.

"Ini tidak boleh terjadi" kata Hiyama.

Akhirnya dia berpura - pura berlatih dan berjalan mendekat kearea didekat Zen berada. Awalnya dia mulai merapalkan beberapa sihir apinya, seperti sedang berlatih. Namun dia sengaja akan membuatnya seperti sebuah kesalahan.

"Fire Bolt" teriaknya.

Arah sihir itu, memang mengarah kearah Zen. Namun Hiyama membulatkan matanya, setelah melihat arah sihirnya mengarah menuju Kaori, yang berada didepan Zen. Zen yang merasakan sebuah sihir mendekat, langsung mendorong tubuh Kaori untuk menghindari serangan tersebut.

"Kaori!" teriak Shizuku yang berada dibelakang Zen.

Zen saat ini sedang menindih tubuh Kaori, dan wajah mereka saat ini sangat dekat, namun Zen lekas berdiri dari tubuh Kaori dan menengok kearah Shizuku yang berlari kearah mereka saat ini.

Sedangkan Kaori yang menatap langsung wajah Zen dari dekat, sempat mengagumi wajah tampan Zen itu, namun dia langsung menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikirannya tersebut.

"Shizuku pinjamkan aku pedangmu" kata Zen.

"Apa yang kamu lakukan Zen?" tanya Shizuku.

Namun Zen sudah meraih pedang pada tangannya, dan langsung melesat dengan cepat kearah Hiyama. Hiyama langsung terkejut dengan kedatangan Zen tersebut. Namun Kouki yang melihat adegan itu sedari tadi, langsung melesat kedepan Hiyama.

Suara benturan pedang bisa didengar ditempat latihan itu. Hiyama yang berhasil dilindungi oleh Kouki, hanya menganga dengan apa yang dilihatnya itu, sedangkan Kouki saat ini sangat terkejut. Bisa dilihat dia sangat kesusahan menahan serangan dari Zen saat ini.

"Sudahlah Zen-san, itu hanya kecelakaan" kata Kokuki yang mencoba menenangkan Zen.

Lalu Zen menghentakan sedikit kekuatan dirinya dan membuat Kouki mundur beberapa langkah, karena hentakan tersebut. Semua orang disana sangat terkejut dengan kejadian itu, termasuk para ksatria yang melatih para pahlawan.

"Sekali lagi kamu melakukannya, baik sengaja atau tidak, kupastikan kepalamu tidak akan menyatu dari lehermu" kata Zen.

Zen lalu berbalik dan meninggalkan mereka, dan menghiruakan beberapa orang yang menatapnya dan berjalan kearah Kaori dan Shizuku. Shizuku sendiri saat ini mencoba untuk membantu Kaori untuk berdiri, setelah kejadian sebelumnya.

"Apakah kamu baik – baik saja Kaori?" tanya Shizuku.

"Aku baik – baik saja, berkat Zen-kun yang bergerak cepat menyelamatkanku" kata Kaori yang akhirnya sudah berdiri.

Mereka berdua lalu melihat Zen yang saat ini menghampiri mereka berdua, sambil membawa pedang yang dipinjamnya dari Shizuku tadi.

"Ini pedangmu Shizuku" kata Zen sambil menyerahkan pedang yang dipinjamnya tadi.

"Terima kasih Zen-kun" kata Kaori yang membungkuk sedikit kearah Zen.

"Sudahlah, kebetulan aku berada didekatmu jadi aku membantumu" kata Zen.

"Apakah kamu tidak terlalu berlebihan Zen?" tanya Shizuku yang sudah mengambil kembali pedangnya saat ini.

"Benarkah? Padahal dia hampir mencelakai sahabatmu" kata Zen.

"Aku tahu, namun.." kata Shizuku terpotong.

"Sudahlah, yang penting tidak terjadi apa – apa. Dan terima kasih sekali lagi Zen-kun" kata Kaori.

"Hah... baiklah. Lalu kekuatan apa itu Zen? Seingatku statusmu sangat kecil" kata Shizuku.

"Statusku boleh kecil, namun pengalamanku jangan diremehkan saat ini" kata Zen.

Akhirnya mereka terus mengobrol, namun tanpa mereka sadari kapten Meld saat ini menatap Zen sedari tadi. Dia sudah melihat serangan Zen tersebut dan dia menganggap, Zen tidak menggunakan kekuatan penuhnya.

"Apakah benar dia seorang non tempur?"