webnovel

Prolog

Pagi yang cerah di suatu tempat yang paling sering didatangi oleh remaja berusia antara 15-18 tahun, tempat yang bagaikan suatu yang membosankan bagi sebagian orang, tapi juga tempat yang menyenangkan bagi sebagian orang yang lain, yang sering kita sebut juga sebagai Sekolah Menengah Atas.

Di tempat itu terlihat seorang siswa berambut dan bermata hitam yang sedang melihat papan tulis dengan tatapan bosan, dia adalah diriku.

Aku, Kazuki Ifsa, adalah seorang siswa di salah satu sekolah ternama dengan mendapatkan beasiswa, karena diriku termasuk 3 siswa terpintar di sekolah ini yang di juluki 3 master.

Sekolahku bernama SMA Cibeka, terletak di kota Cibeka, sekolah ini terkenal menghasilkan siswa-siswi yang sangat berprestasi, baik dalam bidang akademik maupun olah raganya.

Aku sendiri pernah memenangkan lomba cerdas cermat tingkat nasional bersama dengan Dua anggota 3 master yang lainnya.

Dan dua anggota 3 master selain diriku adalah Katrine Wilson, dan seorang lagi adalah... seorang siswi yang juga dijuluki princess of princess dan dia tepat duduk di sampingku, dia yang saat ini sedang melihat dengan sangat senang ke arah papan tulis sambil mendengarkan penjelasan bapak guru, yang juga Aku kenal bernama Silvia Antoni.

Rambut berwarna kuning emasnya yang berkilau bagaikan benang cahaya dan juga bola mata berwarna biru cerah bagaikan batu safir, membuatnya menjadi primadona di sekolah ini, bahkan di kota ini, bahkan mungkin juga di negeri ini.

Banyak siswa di dalam kelas yang tengah memperhartikannya dan bukannya memperhartikan pelajaran, mungkin ini juga menjadi alasan mengapa banyak siswa yang tidak pernah absen dari kelas ini.

Tiba-tiba bel berbunyi pertanda bahwa kelas telah berakhir dan istirahat telah dimulai, guru yang mengajar menyudahi pelajarannya dan membereskan buku-bukunya dan kemudian dia keluar dari kelas ini, tapi Aku melihat dia sedikit mendesah sedih.

Ternyata guru itu sama saja dengan para siswa yang terus menatap Silvi, Aku sedikit mendesah karena melihat kelakuan mereka yang menurutku kekanakan.

Para siswa mulai berkumpul di sekitarku dan kemudian mereka menarikku dan membuat aku duduk agak berjauhan dengan Silvi, sedangkan Silvi yang melihatku hanya tersenyum dan meninggalkan kami para siswa dan mulai berkumpul dengan para siswi.

"Hey, kau! Jangan kau pikir kau bisa seenaknya duduk berdampingan dengan Silvia sepanjang waktu?"

Kata temanku yang paling membuatku kesal, kepalanya yang ditumbuhi rambut tak beraturan dengan bola mata yang besar itu makin membuatku jengkel, dia juga memiliki nama yang aneh yaitu Gogoh Imang, benar-benar payah.

"Bukan Aku yang memutuskan untuk duduk dimana, tapi ini telah di tetapkan oleh pemilihan tempat duduk, dan secara kebetulan Aku duduk bersebelahan dengannya, dan berhentilah berkata hal yang sama setiap istirahat, itu membuatku bosan!"

Sebelum memulai pelajaran pada hari pertama sekolah, kami mengambil kertas secara acak yang berisi posisi duduk kami, dan secara kebetulan Aku mendapat tempat duduk berdampingan dengan Silvi.

"Diam... diam... diaaammm!... kau tidak mengerti bagaimana perasaan kami, saat kau berdekatan dengannya... kami... kami... sangat cemburu denganmu, tahuuuuuu!"

"Aku memang tidak mengerti perasaan kalian, dan Aku juga tidak mengerti apa yang sebetulnya kalian bicarakan?"

Mereka benar-benar sudah membuatku jengkel saat ini, apa tuhan membuat mereka hanya untuk membuatku jengkel, jelas tidak bukan.

Dengan dipimpin si bodoh Gogoh, mereka terus menanyaiku dengan pertanyaan mereka yang terus berulang-ulang.

Karena Aku sudah jengkel denga kelakuan mereka semua, Aku meninggalkan kelas dengan langkah keras.

Meskipun telah berada di luar kelas, Aku masih bisa mendengar suara mereka yang menyebalkan.

"KAUUU MAUUU KEMANAAA BODOOOH...!!!"

Siapa yang kalian panggil bodoh, justru kalianlah yang bodoh.

Saat Aku sedang berjalan di lorong, tiba-tiba seseorang menghalangi jalanku, Aku menatap wajahnya sebentar, lalu Aku mingir ke samping dan melanjutkan langkahku kembali, tapi dia tiba-tiba berbicara.

"Apa Kau ingin ke atas atap lagi 'Mr Perfect'?"

"Jangan panggil Aku 'Mr Perfect' lagi, dan memangnya kenapa kalau Aku mau ke atap?"

Dengan senyum beraninya, dia mengatakan dengan jelas dan tegas.

"Saat ini di sana sangat ramai, jadi lebih baik kau ke belakang sekolah saja!"

"Begitukah, terima kasih atas informasinya"

Dia adalah Another Princess di sini, Katrine Wilson, menurutku dia adalah Princess yang sesungguhnya, dia sangat kaya, cantik, pintar, dan anggun, tapi sayang dia agak sedikit galak terhadap semua laki-laki di sekolah ini, termasuk diriku.

Rambut berwarna coklat dan bergelombang. Dia juga mempunyai mata yang berwarna coklat yang sangat serasi dengan rambut kecoklatannya, membuat dia sangat dikagumi, bahkan oleh Aku sekalipun.

Dan dia juga adalah teman masa kecilku, secara kebetulan kami selalu berada di sekolah yang sama dari SD, mungkin kalian bisa mengangapku beruntung bisa selalu satu sekolah dengan dia, tapi menurutku, lebih baik Aku berada di sekolah yang berbeda dengannya, karena.... itu karena Aku selalu dipukul olehnya saat Aku membuatnya marah.

Padahal semua perbuatanku yang membuatnya marah, Aku lakukan tanpa sengaja, entah itu karena Aku tak sengaja menumpahkan air ke bajunya atau tak sengaja jatuh menimpanya, Aku selalu berakhir dipukuli olehnya.

Tapi begitulah hubungan Aku dengannya, dia sebetulnya sangat baik dan selalu membantuku menghadapi masalahku, tapi tetap saja dia sangat galak terhadapku.

Dan itu semua adalah teman-teman sekolahku, Aku sebetulnya masih memiliki banyak teman lainnya, tapi hanya segitu saja temanku yang bisa dikatakan dekat denganku, karena hanya mereka saja yang Aku ingat namanya.