webnovel

Your Father is My Husband

"Jadi ini yang kau lakukan—di belakang temanku?!" Seorang wanita berkata dengan nada dingin tetapi ada penekanan di setiap kata yang terucap. "Binar Chavali—apa yang kau lakukan di sini? Apa kau ingin ikut bermain denganku?!" tanya pria itu yang masih belum melepaskan diri dari wanitanya. Jangan lupa follow Instagram macan ya @macan_nurul

macan_nurul · Urban
Not enough ratings
428 Chs

Terekspos

Binar yang masih belum bisa memutuskan apakah dia akan menikah dengan Adnan atau tidak. Karena untuk saat ini hatinya masih belum bisa melupakan seseorang yang telah merebut perhatian dan kasih sayangnya.

Namun, dia kembali berpikir jika menolak pernikahan ini apakah orang itu akan menerimanya. Binar menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur, dia sungguh belum bisa mengambil keputusan.

Akan tetapi ayah selalu saja bertanya padanya tentang keputusannya itu. Karena pernikahan hari sesegera dilaksanakan.

Binar sempat bertanya mengapa harus segera menikahi Adnan. Apakah yang sudah dia lakukan sehingga ayahnya menjadi bersedia dengan rencana Adnan tetapi ayah tidak mengatakan apa pun.

"Bi—kau lihat ini!" ucap Bianca yang baru masuk kedalam kamar Binar.

Binar dengan cepat mengambil sebuah selebaran yang dipegang oleh Bianca. Betapa terkejutnya dia saat melihat wajahnya berada di dalam selamatan itu. Dia tidak menyangka fotonya yang sedang digendong oleh Adnan beredar luas di kampusnya.

Ada beberapa foto yang terpampang dalam selebaran itu, salah satunya saat Binar mengecup bibir Adnan. Dia sama sekali tidak menyadari apa yang sudah dilakukannya karena saat itu efek bius yang diberikan Doni sudah berjalan.

"Semua sudah tersebar luas di kampus!" Bianca berkata kali pada Binar.

"Bagaimana dengan Belva? Apakah ada foto atau video tentangnya?!" tanya Binar pada Bianca yang baru saja duduk di sampingnya.

Bianca menggelengkan kepalanya lalu dia mengatakan jika semua tentang Belva tidak terekspos. Dia mengatakan apakah ada seseorang yang membencinya sehingga melakukan semua ini.

Binar merasa lega mendengar jika hanya dia yang terekspos karena dia tidak peduli dengan semua itu. Berbeda halnya dengan Belva, jika kasusnya terekspos sebelum persidangan maka tidak tahu apa yang akan terjadi padanya.

"Apa yang akan kau lakukan, Bi?" Bianca bertanya pada Binar yang masih berpikir.

Binar menggelengkan kepalanya dia tidak tahu apa yang akan dilakukan saat ini. Yang dia pikirkan adalah beberapa bulan lagi adalah hari kelulusannya. Selain itu dia tidak peduli dengan semuanya.

Terdengar suara ketukan pintu kamar, lalu bunda masuk dengan wajah sedihnya. Binar bertanya-tanya apa lagi yang terjadi? Mengapa begitu banyak kesedihan di dalam hidupnya kali ini.

"Ada apa, Bun?" tanya Binar dengan tatapan khawatir.

"Ayah, Bi. Ayah masuk rumah sakit!" jawab bunda.

Dengan cepat Binar mengambil ponsel dan tasnya lalu pergi bersama bunda ke rumah sakit. Begitu pula dengan Bianca yang turut ke rumah sakit bersama mereka.

Dalam perjalanan menuju rumah sakit, bunda terlihat sangat sedih dan khawatir. Binar bertanya pada bunda apa yang sebenarnya terjadi.

Bunda menjawab jika ayah menerima sebuah berita dan berita itu membuat ayah marah. Dan pergi meninggalkan kantor tetapi dalam perjalanan terjadi kecelakaan.

Tibalah Binar di rumah sakit, di sana sudah ada Arganta yang berdiri menunggu di sebuah ruangan. Bunda berjalan dengan cepat lalu bertanya bagaimana dengan ayah.

Arganta menggelengkan kepalanya, dia mengatakan ayah masih berada di ruang ICU. Seorang dokter dan perawat keluar dari ruangan ICU dan mengatakan jika ayah memerlukan operasi secepatnya.

Bunda terjatuh dan duduk di lantai, kedua kakinya lemas tidak bertenaga. Mendengar jika ayah dalam bahaya dan harus melakukan operasi. Dokter meminta tanda tangan dari salah satu anggota keluarga. Sebelum operasi dijalankan.

Melihat bunda yang tidak bisa berpikir, Arganta sebagai anak laki-laki di dalam keluarga memutuskan untuk menandatangani surat-surat yang diperlukan untuk memulai operasi.

Dalam benaknya berharap apa yang diputuskan olehnya itu tidak berakibat fatal bagi ayah. Yang dia inginkan adalah keselamatan ayahnya agar bisa kembali berkumpul bersama mereka.

Setelah mendapatkan izin dan tanda tangan, dokter pun bergegas melakukan operasi. Para dokter berusaha dengan keras untuk menyelamatkan ayah.

Jalannya operasi berjalan dengan lancar, ayah pun berhasil diselamatkan. Itu membuat Binar dan semuanya merasa lega. Sekarang dalam benak Binar adalah mencari tahu apa yang terjadi sebelum ayahnya kecelakaan.

"Apa yang terjadi pada ayah?!" tanya Binar pada Arganta.

Arganta terdiam lalu dia menarik tangan Binar, dia tidak ingin ibunya tahu apa yang sudah terjadi. Setelah lokasi mereka tidak terlihat sang ibu, dia pun mulai menceritakan semuanya.

"Ayah sudah mengetahui jika fotomu dan Adnan tersebar luas di kampus. Itulah yang menyebabkan ayah pergi tergesa-gesa dan mengalami kecelakaan!" Arganta berkata pada Binar.

Arganta pun mengatakan saat ayah berada di dalam ambulance dan berkata padanya untuk menikahkan dirimu dengan Adnan. Hanya itu kalimat yang ayahnya katakan sebelum tidak sadarkan diri.

"Bagaimana mungkin ayah mengatakan itu? Apakah pria itu sudah mengancam ayah?!" gumam Binar.

Arganta mendengar apa yang di gumamkan Binar, dia mengatakan jika pria itu sedikit pun tidak mengancam ayah atau memaksa ayah untuk menikahi Binar.

Dia juga mengatakan untuk saat ini harus fokus pada ayah, untuk masalah foto yang tersebar luas di kampus biar dia yang urus. Namun, Binar tidak bisa diam begitu saja. Dia ingin tahu siapa yang sudah menyebarkan foto itu di kampus.

Karena dia tidak memiliki musuh selain Doni, apakah ada orang yang membencinya dan dia tidak tahu akan hal itu. Akan tetapi dia merasa aneh karena selama ini tidak pernah mencari masalah dengan orang lain.

Arganta mengganjal binar untuk kembali ke ruang rawat ayah. Dia ingin melihat apakah ayahnya sudah sadar atau belum. Saat berjalan menuju ruang rawat, terlihat Adnan dengan asistennya berjalan menuju ruang rawat ayahnya Binar.

Dengan berjalan cepat Binar mendekat pada Adnan, dia menarik tangannya lalu mengajaknya untuk bicara. Adnan hanya tersenyum melihat apa yang dilakukan oleh wanita yang sudah berani menarik tangannya.

"Apa kau tidak akan melepaskan tanganku, Sayang?" tanya Adnan dengan lirih.

Seketika binar langsung melepaskan tangannya, dia mengatakan untuk apa datang ke rumah sakit. Apakah dia ingin membuat semuanya menjadi lebih kacau.

Adnan mengatakan jika kedatangannya kemari untuk melihat keadaan ayah mertuanya. Dia merasa khawatir dan juga mengatakan jika masalah di kampusnya sudah dibereskan. Sekarang dia sedang mencari siapa dalang dibalik penyebaran foto itu.

"Dengar—bagaimanapun kau akan menjadi istriku, jadi bersikaplah baik denganku!" ucap Adnan dengan penuh penekanan.

"Kau akan menyesal jika menikah denganku! Karena aku tidak akan pernah mencintaimu! Dan aku akan membuatmu menyesal karena menikahi aku!" jawab Binar dengan nada dingin.

Adnan menarik tangan Binar dan memojokkan tubuhnya pada dinding. Lalu dia mengatakan, "Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku, Sayang!"

Setelah mengatakan itu, Adnan melepaskan Binar lalu berjalan meninggalkan dirinya. Dia langsung menuju ruang di mana ayahnya Binar di rawat.

Binar masih terpaku dengan apa yang sudah dilakukan dan dikatakan oleh Adnan. Dia merasa jika pria itu sangat penuh dengan percaya diri. 'Kita lihat saja nanti—kau akan menyesal!' batinnya.