webnovel

Karena aku menyukaimu.

"Siapa kau? Apa yang kau lakukan?" Tanya Hanna Eldora yang tak mampu menyembunyikan rasa gugup dan ketakutannya.

"Ini aku." Jawab pria tersebut sambil membuka masker yang menutupi wajah tampannya.

Mata Hanna Eldora melebar sempurnah, nampak terperangah saat melihat sosok yang kini tengah duduk tepat di sampingnya. Sosok yang selama ini bahkan sudah di hindarinya, namun yang anehnya, sosok ini cukup di rindukannya, entah apa yang sudah terjadi dengan hatinya.

Namun meskipun demikian, tetap saja. Hanna Eldora tak mampu melupakan rasa kesal kepada pria di sampingnya tersebut, tersadar jika ia tak seharusnya berada di samping pria itu, dengan cepat ia membuka pintu mobil dan hendak keluar, namun belum sempat kakinya menginjak jalan, Aiden Alves dengan cepat mencengkram pergelangan tangannya terlebih dulu hingga membuat gadis itu sedikit meringis sekaligus terkejut.

"Apa kau sudah terbiasa bersikap kasar seperti ini kepada wanita? Atau kau memang orang seperti itu?" Tanya Hanna Eldora perlahan dengan tatapan dinginnya sambil melihat tangan Aiden Alves yang masih mencengkram lengannya.

"Maafkan aku." Jawab Aiden Alves melepaskan cengkraman tangannya dengan cepat, merasa marah pada diri sendiri sebab lagi lagi sudah membuat gadis itu kesal dan mungkin akan semakin membencinya.

Sebenarnya apa yang sudah aku lakukan, kenapa aku selalu bersikap seperti pria brengsek dihadapannya, aku bahkan tidak pernah menunjukkan sikap baik sekalipun. Batin Aiden Alves saat melihat tatapan tajam Hanna Eldora.

"Apa kau berniat mau menculikku sekarang?"

"Tentu saja tidak,"

"Lalu?"

"Aku mohon, ikutlah denganku sebentar."

"Lupakan!!" Balas Hanna Eldora berniat turun dari mobil.

"Aku tidak akan menyakitimu, aku berjanji." Pinta Aiden Alves dengan sedikit memohon, satu hal yang cukup membuat hati Hanna Eldora sedikit melunak, sungguh tak terduga.

"Baiklah, tapi aku tidak bisa lebih lama," Balas Hanna Eldora setelah terdiam beberapa saat. Mungkin ini saatnya untuk membalas semua rasa kesal di hatinya, bahkan ia sudah berjanji akan mencabik cabik wajah pria ini jika bertemu lagi.

"Yah, aku berjanji, ini hanya sebentar." Angguk Aiden Alves yang dengan cepat menyalakan mesin mobilnya dan langsung meninggalkan tempat tersebut saat melihat anggukkan pelan dari Hanna Eldora.

Hening...

Tidak ada sepatah katapun yang terdengar di antara mereka berdua, hanya ada suara deru mobil yang terdengar halus menemani perjalanan tersebut, dengan Hanna Eldora yang leboh memilih memalingkan pandangannya ke arah luar jendela, dan Aiden Alves yang tak hentinya melirik gadis itu dengan perasaan cemas.

Sebenarnya apa yang sedang kau pikirkan? Kenapa aku jadi merasa sedih ketika melihatmu seperti ini? Batin Aiden Alves yang benar benar tak bisa fokus dengan kemudinya. Hingga tiga puluh menit berlalu mobil itu berhenti tepat di depan sebuah rumah mewah. Ia bahkan tak memikirkan apapun lagi, dan entah kenapa juga ia bisa berinisiatif untuk membawa Hanna Eldora di kediamannya.

"Rumahmu?" Tanya Hanna Eldora mengernyit.

"Yah,"

"Sebenarnya apa yang kau pikirkan?"

"Kau jangan salah faham dulu, aku hanya ingin mengobrol denganmu, hanya itu."

"Ingat, aku akan benar benar mencabik cabik wajahmu jika..."

"Berhentilah berprasangkah buruk padaku nona," Balas Aiden Alves yang bergegas turun untuk membuka pintu mobil, bahkan saat berjalan keluarpun, masih tak terdengar suara dari mereka berdua.

"Masuklah." Ucap saat mereka sampai tepat di depan rumah tersebut.

Suasana yang sangat sepi. Tidak ada siapa pun di rumah itu. Sedang Hanna Eldora yang sejak tadi mengawasi rumah tersebut hanya menuruti perintah Aiden Alves dan mengikuti langkah lebarnya dari belakang.

"Duduklah." Ucap Aiden Alves lagi.

"Tidak perlu basa-basi! Apa yang kau inginkan dariku?" Balas Hanna Eldora datar seraya bersidekap dan tak duduk.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Aiden Alves dengan perlahan, mencoba untuk membuka obrolan, berharap semua akan baik baik saja.

"Yah, seperti yang kau lihat!" Jawab Hanna Eldora yang masih dengan posisinya.

"Kau masih marah?" Tanya Aiden Alves. Payah, pertanyaan macam apa ini. Sudah jelas dia terlihat marah, mengapa masih menanyakan hal ini. Batinnya.

"Apa? Kau bertanya sekarang? Yah itu benar. Aku masih sangat marah sampai rasanya aku ingin membunuhmu." Jawab Hanna Eldora yang membuat Aiden Alves hanya terdiam, menarik nafas panjang.

"Kenapa tidak kau lakukan?"

"Apa?"

"Bukankah kau sangat ingin membunuhku? Lakukanlah.. Jika dengan cara itu bisa membuatmu merasa tenang dan memaafkanku." Jawab Aiden Alves yang membuat Hanna Eldora melongo.

"Kau gila?"

"Mungkin, dan kemana saja kau selama satu minggu ini? Aku hampir gila karena memikirkanmu, aku bahkan tidak tau kau baik-baik saja atau tidak, aku juga tidak bisa melihatmu, apa kau tau itu hampir membuatku gila? Karena terus merasakan perasaan bersalah padamu?"

"Kau bercanda?"

"Aku bahkan tidak pernah seserius ini. Aku sungguh merasa bersalah atas kejadian malam itu." Balas Aiden Alves tertunduk lesu sambil mencengkram rambutnya. Terlihat begitu menyesal.

Sedang Hanna Eldora hanya bisa menarik nafas dalam ketika melihat wajah sendu pria di haapannya saat ini, bahkan ia dapat melihat dengan jelas rasa penyesalan dan kesedihan di mata elang itu.

"Sudah seharusnya kau merasakan itu," Ucap Hanna Eldora dengan nada yang mulai melemah. Ia benar benar tak bisa marah lebih lama lagi kepada pria itu, terlebih saat melihat penyesalan dan rasa bersalah di wajah itu. Entah ia yang memiliki perasaan tertentu, atau memang ia benar benar gadis bodoh yang gampang luluh begitu saja.

"Karena kau sudah mencuri ciuman pertamaku secara paksa," Gumam Hanna Eldora,

"First kiss?" Tanya Aiden Alves mendongak ke atas, menatap wajah Hanna Eldora yang masih berdiri di hadapannya sambil bersidekap.

"Kenapa kau begitu terkejut? Apa kau berfikir jika aku tak berbeda dengan wanita-wanita di Club yang sering kau temui? Yang selalu kau ajak bersenang-senang tiap malam?" Tanya Hanna Eldora yang masih dengan posisinya.

"Kau terlalu buruk dalam menilaiku Nona, apa kau pikir aku segampang itu tertarik kepada seorang perempuan?" Tanya Aiden Alves masih menitip.

"Kenapa tidak? Apa yang di cari oleh seorang pria di Club malam kalau bukan kesenangan dan wanita? Apa kau ingin membela diri sekarang?" Balas Hanna Eldora lagi.

"Aku tidak sedang membela diri sekarang,"

"Oh benarkah?"

"Yah, karena aku bukan pria seperti itu, aku menciummu karena aku memang sangat menginginkanmu, bukan untuk bersenang-senang." Jawab Aiden Alves dengan suara melemah.

"Tapi aku bukan barang yang di saat kau inginkan kau bisa mendapatkannya dengan mudah."

"Aku menyukaimu." Aku Aiden Alves dengan tiba tiba.

"Apa?"

"Aku melakukannya karena aku memang menyukaimu Hanna Eldora." Tegas Aiden Alves yang kembali membuat Hanna Eldora hanya bisa terdiam dengan jantung berdebar, sungguh tak terduga jika ia bisa bereaksi demikian.

* * * * *

Bersambung...