webnovel

Hari Pertama Masuk Sekolah

Pagi ini adalah hari pertama masuk sekolah di jenjang sekolah menengah. Bunga sakura berguguran menghiasi bumi Negara Jepang yang Indah ini. Memerah muda dan memutihkan dengan mahkotanya. Bertaburan terhempas lembut angin yang berhembus.

Hari yang indah bukan?

Tak hanya indahnya bunga sakura yang berguguran, di sekolah paling elit di Negara Jepang, A International High School alias AIHS juga sedang diadakan penyambutan upacara penerimaan siswa baru tahun pertama. Di antara sekian ratus siswa baru itu, ada salah satu cewek yang sama sekali TIDAK MENARIK.

Berkaca mata besar dan tebal sehingga menutupi hampir setengah wajahnya, ditambah rambut panjang berponi dan kepang dua! Rok sekolahnya jauh di bawah lutut dengan atasan yang terlihat kebesaran.

Namun percayalah, siswi tak menarik berambut panjang ini adalah HEROINE dari lembar kisah baru ini.

Heroine: Tokoh Utama Wanita.

Aerin Tann, gadis kaku, cupu, dan lugu. Ada yang mengatainya aneh dan kutu buku. Ya walau nyatanya kalah dengan saingan terberatnya di ujian masuk AIHS, si Elyasa Kei.

Cukup kesal karena namanya berada di urutan nomor 2. Tapi kekesalannya hilang saat melihat wajah tamvan Kei yang sedang membacakan pidato di depan aula upacara dengan penuh kharisma sebagai perwakilan dari siswa terbaik tahun ajaran baru.

Tampan dan berkharisma. Sudah begitu, pintar dan terlihat bermartabat. Gaya orang kaya? Bisa jadi.

Dan gilanya, saat itu pula benih cinta tumbuh di hati Rin. Ini pertama kalinya dalam hidup seorang Aerin Tann jatuh cinta.

FIRST LOVE? CINTA PERTAMA?

Jatuh cinta bukan kesalahan kok. Waktu atau pada siapapun tidak ada yang tahu, apalagi menduganya. Biasa saja, tapi terasa spesial. Ini yang pertama kali dalam hidup.. rasanya indah.

Apalagi saat ia mengetahui dirinya juga satu kelas dengan Kei. Itu benar-benar keberuntungan di hari pertama masuk sekolah.

Tuhan, terima kasih atas nikmat dan karunianya. Ya, Rin bersyukur. Sangat bersyukur.

Jatuh cinta pada orang tampan, membahagiakan, menyenangkan, terasa berbunga-bunga, ya walau Rin sampai tak bisa tidur semalaman sih. Ngapain saja?

Ini lebih gila dari sebelumnya, Rin bahkan membuat surat cinta untuk Kei! Di jaman serba canggih seperti sekarang?

Stttt, Rin belum berkenalan langsung dengan Kei jadi tidak mungkin kan memiliki nomor telepon Kei? Bukankah perasaan cinta itu lebih bermakna jika ditulis dengan surat cinta?

Lalu setelah surat dibuat?

Ya seperti dalam drama-drama tv atau anime-anime yang Rin tonton di rumah, Rin mengirim memo pada Kei untuk menemuinya di belakang sekolah.

***

Di belakang sekolah yang sepi.

"Ano, Elyasa Kei, mohon terima surat ini!" Pinta Rin sambil menunduk. Rin tetap menundukkan badan tanpa berani menatap wajah Kei. Ia benar-benar sangat malu.

Kei yang sedari tadi memasukkan tangan kanannya di saku celanapun menerima surat dari Rin itu pakai tangan kirinya. Rin bahkan mengira jika Kei itu kidal. Jika tidak kidal, itu sama sekali tidak sopan.

"Untuk Elyasa Kei…" Baca Kei dari amplop surat warna pink dengan hiasan lope-lope yang menurut Kei alay dan norak.

"..."

"Hoo, tulisanmu bagus juga, tapi sayang tak sebagus wajahmu." Kata Kei yang langsung mengembalikan surat dari Rin dan pergi melengos meninggalkan Rin yang mematung kehilangan nyawa. Tidak, maksudnya kehilangan semangat.

"Tidak sebagus wajahku maksudnya aku jelek? ... Dia bahkan tidak membaca isi suratku padahal aku sudah menuangkan semua perasaanku di dalamnya. Setidaknya dia menghargainya dengan membacanya atau memberiku nila C jika ada tulisan yang salah atau bagaimana. Dia mengabaikannya begitu saja. Dia tidak menghargainya. Jadi senyuman manis dan sopan di hadapan semua siswa dan di kelas kemarin adalah kebohongan? Ternyata hatinya tak semanis senyumannya." Batin Rin yang merasa terhina akan hal itu.

Tanpa pikir panjang, Rin langsung pulang ke rumah, ia bahkan melewatkan satu mata pelajaran terakhir. Ia sangat kesal, ia marah, ia kecwa, ia sakit hati pada Kei.

Bisa-bisanya Kei itu berani melukai perasaannya.

Memang apa salahnya membaca surat darinya?

Paling cuma lima menit tak sampai. Jika menolak atau tidak, itu memang hak Kei. Tapi yang membuat Rin sakit hati, kenapa Kei tak menghargai perjuangannya membuat surat cinta? Padahal Rin benar-benar dari hari saat menulisnya.

Tak hanya itu, Rin bahkan harus menahan ngantuk di sekolah demi membuat surat cinta itu.

Suratnya tak dibaca.

Suratnya dikembalikan.

Suratnya tak dihargai.

Bahkan dia juga mendapat 'penghinaan' secara tidak langsung dari Kei akan keadaan fisiknya.

Memang Kei pikir dia siapa bisa seenaknya saja pada Rin?

Jangan bercanda, berani-berani seorang Elyasa Kei menghina seorang Aerin Tann! Ini tidak bisa dibiarkan.

Rin meremas surat cinta yang susah payah ia buat… Setelah keluar dari mobilnya, Ia memasukki rumahnya dengan perasaan amarah yang menggelegar.

"Nona Muda, selamat datang."

"Hm.." Rin bahkan tak begitu peduli pada para maid di rumahnya.

Nona Muda?

Tuan Putri?

Ya, Tuan Putri!

Aerin Tann adalah putri tunggal keluarga Tann yang amat sangat kaya pake raya, konglongmerat kelas dunia. Putri pemilik perusahaan property paling berpengaruh di Negara Jepang! Ayahnya merupakan satu dari lima orang paling kaya di Negara Jepang!

***

Rin berlari menaiki tanga rumahnya, menuju kamarnya yang megah bak kamar seorang putri raja. Menutup keras pintu kamarnya. Berlari ke depan cermin dan memandangi wajahnya. Ia lalu melepas kaca mata besarnya. Kaca mata yang bahkan bukan kaca mata minus.

"Wajahku tak sebagus tulisanku?"

Rin lalu mengambil gunting dari laci meja riasnya. Lalu ia kembali menatap wajahnya di cermin.

Tidak cantik?

Jelek?

Bahkan laki-laki sombong dan songong itu tak benar-benar melihatnya dengan baik. Bagaimana Kei bisa menilainya seburuk itu?

Kesal.

Sudah cukup bermain-main.

Apa Kei pikir ia berwajah jelek? Cupu? Culun?

Jangan bercanda!

Jangan menilai buku dari covernya, kacang dari kulitnya!

Persetan dengan kisah penolakkan tadi. Sepertinya memang seharusnya Rin lebih memahami perasaannya lebih dalam. Jatuh cinta di pandangan pertama? Rasanya itu konyol.

Rin lantas menyibakkan poni yang selalu menutupi jidatnya, turun ke bawah dan memegangi rambutnya yang dikepang. Mengelusnya perlahan, lalu dengan mantap Rin memotong rambutnya yang dikepang itu.

Kreesss… kress.. kresss… terpotong.

Rambut panjang kepangan itu terpotong. Dengan gerakkan asal, Rin merapikan rambutnya yang kini menjadi sebahu.

Selamat tinggal rambut panjangnya yang indah.

Selamat tinggal masa suram yang Rin ciptakan sendiri.

Kini waktunya berubah.

Memang mungkin ini saatnya setelah sekian lama berada di bayang-bayang.

Rin yang sangat cantik kembali terlahir.

Di depan cermin besar itu, Rin tersenyum penuh arti saat melihat wajah aslinya yang memang sangat cantik rupawan. Flawless meski tanpa make up sekalipun.

"Kau membuat masalah pada orang yang salah Elyasa Kei. Kau pikir aku akan diam saja dengan perlakuanmu? Aku memang jatuh cinta padamu, tapi rasanya itu hanya salah pahamku saja. Aku benar-benar membencimu sekarang. Aku akan membuatmu kalah di hadapanku. Kau yang memulai mengibarkan bendera permusuhan kita, mari kita bersenang-senang besok!" Kata Rin penuh kebencian di depan cermin.

Rin bahkan sampai menggunakan gunting cukurnya untuk membelai sudut bibirnya yang sexy memerah itu untuk menunjukkan betapa benci dan marahnya dia saat ini.

***

Gadis lugu, kaku dan cupu berubah menjadi gadis super cantik dengan kulit mulus putih bak porselin. Dan itu karena seorang Elyasa Kei.

Masa muda yang berapi-api sedang menunggu esok hari.

Next chapter