5 Sifat Asli Robin

Aiyin sangat malu ketika Ia mengetahui bahwa tanpa sengaja ia menarik kemeja teman sekelasnya itu, hingga kancing kemejanya berjatuhan di lantai.

Aiyin segera bangkit untuk meminta maaf,namun pria itu malah pergi tanpa menghiraukan dirinya.

"Ia pasti sangat marah...,"gumamnya dengan wajah sedih.

"HM... sebaiknya aku segera kembali ke rumah. Sejak tadi aku mengkhawatirkan pria itu,"

Ia pun bergegas pulang. Aiyin menunggu mobil angkot yang sering ia naiki,tapi mobil itu belum juga datang, padahal ia telah menunggu sekitar 10 menit lamanya di bawah terik matahari. Kulitnya yang putih,memerah saat terpapar sinar matahari. Keringatnya pun bercucuran.

"Astaga! hari ini panas sekali...," Ucapnya sambil menatap keatas langit.

Sebuah klakson motor membuat Aiyin terkejut. PIP... PIP.... Ternyata itu adalah suara klakson motor teman sekelasnya. Lebih tepatnya teman pria yang tidak sengaja kancing kemejanya copot karena ulah Aiyin tadi di sekolah.

"Apakah rumahmu jauh?" Tanya pria itu.

"Doni...?" Ucap Aiyin yang sedikit kaget. Ia pun pergi menghampirinya.

"Oh iya, maaf soal kejadian tadi. Aku sungguh tidak sengaja," ucap Aiyin dengan wajah memelas.

"Lupakan! Lagi pula kau tidak sengaja. Aku pun ingin meminta maaf karena pergi begitu saja,"

Aiyin pun tersenyum senang karena mereka telah berbaikan. Aiyin tidak banyak memiliki teman dan juga tidak akrab dengan teman sekelasnya. Aiyin sendiri akrab dengan Doni baru sebulan yang lalu saat mereka belajar kelompok bersama. Itu pun mereka masih merasa canggung saat bertukar pendapat. Hingga kejadian tadi membuat mereka sedikit lebih akrab lagi.

"Bagaimana jika aku antar...?" Kata Doni menawarkan bantuan pada Aiyin.

"Benarkah...?" Tanya Aiyin yang cukup terkejut. Sebenarnya Doni cukup populer di sekolah. Ia selalu mendapat juara kedua disekolah dan di kelas mereka ia selalu mendapat juara satu, serta menjadi ketua kelas mereka.

"Cepatlah naik, aku sudah kepanasan sejak tadi."ucapnya dengan nada dingin. Namun, begitulah Doni yang ia kenal.

"Terima kasih,ketua kelas."

Doni hanya diam saja tanpa membalas ucapan terima kasih Aiyin.

Beberapa saat kemudian,mereka pun tiba di rumah Aiyin.

Aiyin baru saja turun dari motor,namun seseorang langsung menarik tangannya hingga ia jatuh ke pelukan orang itu.

"Robin...,"ucap Aiyin saat menengadahkan kepalanya keatas.

Wajah Robin tampak cemberut dan menatap tajam kearah Doni.

Doni sedikit takut melihat tatapan mata Robin.

(Pria ini sungguh menakutkan!)batin Doni.

"Selamat siang,paman."sapa Doni pada Robin. Ia mengira bahwa Robin adalah paman Aiyin.

(Paman...kepalamu!)batin kesal Robin.

Aiyin yang melihat suasana di antara mereka mulai tidak baik. Menarik Robin masuk kedalam dan mengucapkan terima kasih pada Doni.

Robin diam saja sejak mereka masuk kedalam rumah. Aiyin merasa bingung,lalu bertanya padanya. "Ada apa...? Sejak tadi kau diam saja. Apa bibi melakukan sesuatu padamu?"

Aiyin pun menjadi khawatir melihat Robin yang diam saja tanpa memberikan isyarat apapun padanya. Ia segera bergegas menghampiri Robin. "Cepat katakan! Dimana bibi menyentuh mu? Atau bibi memukulmu?" Tanya Aiyin yang semakin panik. Namun, ia malah di buat terkejut saat Robin menarik tangan Aiyin dan memeluknya erat. Aiyin menghela nafas panjangnya. "Tidak apa-apa,semua akan baik-baik saja. Setelah pengumuman kelulusan dan aku mendapatkan ijasahku...kita akan pergi dari rumah ini. Kau tidak perlu lagi khawatir," ucap Aiyin mencoba menenangkan Robin.

(Bukan itu! Gadis bodoh!)batin Robin. Ia sebenarnya cemburu, saat Aiyin pulang dengan di antar oleh Doni. Kesadaran Robin perlahan membaik,namun ia masih belum pulih. Untuk sementara, ia ingin bersama dengan gadis ini. (Aku tidak pernah merasakan kehangatan ini lagi,sejak hari itu.) Yang dimaksud Robin adalah saat ibunya meninggal. Setiap tiga bulan sekali, Robin datang ke Indonesia untuk berjiara ke makam ibundanya.

Sebenarnya nama aslinya adalah Zuan Feng. Ia berasal dari negeri H. Kedatangannya kali ini di ketahui oleh musuhnya, karena rencananya yang gagal, membuatnya hampir saja di bunuh oleh musuhnya. Tapi mereka malah membuangnya ke tempat terpencil ini dan bertemu dengan Aiyin.

(Karena kau telah menyelamatkan aku,aku pun akan membayarnya.)batin Zuan/Robin.

"Sebaiknya,kau istirahat. Aku akan membuatkan sesuatu untuk kita berdua makan," kata Aiyin pada Robin. Robin pun menganggukkan kepalanya.

Pada saat Aiyin menuruni tangga,ia melihat seorang pria muda baru saja keluar dari kamar bibi Fanesa.

(Makin hari, bibi makin tidak terkendali! Tapi mengapa kepala desa hanya diam saja?!)batin kesal Aiyin.

Biasanya Aiyin mengurung diri didalam kamar jika para gigolo bibinya itu datang ke rumah. Sempat kejadian, Diaman ia hampir saja di lecehkan oleh pria simpanan bibinya. Bibinya yang melihat hal itu, hanya diam saja. Aiyin tidak punya pilihan selain menyakiti dirinya dan mengancam Fanesa. Jika ia sampai di lecehkan, ia akan melaporkan bibinya dan membuat sang bibi tidak bisa mendapatkan harta warisan kedua orangnya. Saat mendengar hal itu, Fanesa pun menghentikan pria itu dan meminta Aiyin untuk masuk ke kamarnya.

Kembali ke cerita.

Aiyin pergi ke dapur dan sedang membuat semangkuk mie untuknya dan juga Robin. Semangkuk mie itu akan ia makan bersama semangkuk mie. Begitulah kehidupan Aiyin selama ini. Terkadang ia hanya makan nasi tanpa lauk dan jika ia memiliki uang,ia akan membeli telur dan juga mie instan. Fanesa tidak sedikitpun memberikan makanan yang layak untuk Aiyin.

Aiyin membawa mie dan juga semangkuk mie itu kedalam kamar untuk mereka makan.

Robin yang melihat hal itu, sudah biasa. Karena hampir setiap hari,mereka makan seperti itu. Robin sangat prihatin dengan kehidupan Aiyin yang sungguh menyedihkan. (Padahal, diusianya ini, seharunya ia makan dengan baik untuk pertumbuhan. Istri kecilku sangat kurus,) batinnya.

"Kau pasti bosan... bertahanlah sedikit. Setelah aku mendapatkan ijasah SMA ku. Aku akan mencari kerja dan kita bisa hidup dengan sedikit layak dari ini," ucap Aiyin sambil tersenyum pada Robin.

Robin bisa melihat kesedihan Dimata gadis itu, walaupun ia sedang tersenyum. Tanpa sadar tangan Robin mengelus kepala Aiyin. Aiyin yang sedang makan,terdiam saat itu.

"Maafkan aku, Jika bukan karena aku,kau tidak mungkin di pukuli dan dipaksa menikah dengan gadis miskin dan menyedihkan sepertiku..." Ucap Aiyin dengan linangan Air mata. Walaupun seberapa keras pun ia menutupi kesedihannya. Dia hanyalah gadis belia yang belum dewasa,tapi hidupnya sungguh menyedihkan.

Robin pun memeluk Aiyin sambil menepuk-nepuk pundaknya.

(Tidak perlu bersedih, gadis kecilku. Setelah ini, aku akan membuat hidupmu bahagia. Walaupun itu sulit untuk kedepannya,tapi aku tetap ingin menjagamu.) batinnya.

Beberapa saat kemudian,Aiyin mulai tenang dan mereka melanjutkan makanan mereka.

Setelah selesai,Aiyin meminta Robin untuk tetap didalam kamar,ia takut bibi Fanesa akan berbuat jahat lagi pada Robin.

Ia pun turun kebawah untuk mengantar piring kotor itu ke dapur.

Tidak lama kemudian,terdengar suara piring yang jatuh kelantai. Robin yang sedang duduk sambil membaca buku, segera bergegas kebawah untuk melihat apa yang terjadi.

* PEMBERITAHUAN

klw kalian suka dengan cerita ini, kalian bisa lanjut baca di lapak sebelah 😊

ini ganti judul ya : BOSS: Istri Kecilmu Kabur Lagi

Ceritanya makin seru loh 👍🏻

avataravatar