webnovel

You Will Be My Queen

Faniya Dwi Putri Wahyudi wanita memiliki tubuh besar dan tinggi membuat banyak lelaki menghindar dari nya akibat tinggi tubuh nya yang mencapai 171cm dan berat badan yang mencapai 90kg tapi hal tersebut tidaklah membuat semangat nya menurun malah bertambah membara semangat nya untuk kurung namun makan masih saja banyak dan jarang berolahraga, Semangat untuk sukses tapi malam belajar dan selalu saja menghabiskan waktu keluar dan keluar nya bukan untuk shoping atau berpoya poya melainkan untuk mengenyangkan perut nya. Dia memiliki lelaki yang di sukai nya yakni Rendi Adijaya Triono yang terkenal cuek dan dingin terhadap siapapun dan sama sekali tidak pernah mencintai wanita dengan tulus tapi entah kenapa dia bisa mencintai Faniya yang sama sekali tidak masuk dalam kriteria nya apa lagi jika di bandingkan dengan banyaknya wanita yang mendekati nya. Ryhan Purnama Darmawan lelaki tampan yang terkenal dingin kepada siapapun kecuali Faniya, Dia memiliki tinggi tubuh yang mencapai 182cm dan berat badan hanya 60kg berteman dekat dengan Faniya dan memiliki perasaan kepada Faniya, Jika di bandingkan soal fisik kedua nya sangatlah tidak cocok tetapi itu bukan pengahalang untuk Ryhan yang primadona sekolah sejak duduk di sekolah dasar mencintai Faniya yang sama sekali tidak bagus segi fisik.

Suci_lestari · Fantasy
Not enough ratings
36 Chs

Part 24

Ryhan masuk ke dalam kamar begitupun dengan Faniya yang masih saja di tarik tangan oleh nya. Ryhan melepaskan tangan Faniya dan berjalan ke arah lemari nya, Dia membuka lemari nya dan melihat lihat baju nya mencari mana yang bisa di kenakan oleh Faniya yang memiliki tubuh yang cukup besar itu. "Cuma hoodie yang kayak nya muat sama dia" guman Ryhan dengan menarik salah satu hoodie milik nya.

"Ini pake" ucap Ryhan dengan melempar hoodie tersebut kepada Faniya. Faniya sontak langsung menangkap nya akibat kaget.

"Pake, Entar kamu sakit kalo make pakaian basah" ucap Ryhan dan berjalan keluar dari kamar.

"Lo mau kemana?" tanya Faniya.

"Keluar, Kamu mau minta di temenin ganti baju?" tanya Ryhan dengan wajah datar nya.

"Ya kali lo nemenin gue ganti baju, Enggaklah udah sana keluar" ketus Faniya dan mendorong Ryhan hingga keluar dari kamar.

"Di kamar aku ada cctv Fan" ucap Ryhan menggoda wanita itu. Faniya yang bisa mendengarkan nya menatap sekeliling kamar tapi dia tidak menemukan cctv sama sekali.

"Lo boong" ketus Faniya dan mengunci pintu kamar itu. Faniya memilih masuk ke dalam kamar mandi dan mengganti baju nya di sana.

Ryhan tidak mengganggu wanita itu lagi dan memilih menuruni anak tangga dan kembali ke dapur. "Mana Faniya?" tanya Roby.

"Di atas Ryhan suruh dia ganti baju entar masuk angin kalo make baju basah" jawab Ryhan dan mendudukkan tubuh nya di atas kursi yang ada di sana.

"Kamu suka sama Faniya sayang?" tanya Ressa.

Burr

"Uhuk, Uhuk" Ryhan tersedak dan menyemburkan air yang baru saja berada di mulut nya keluar.

"Hati hati" ucap Roby dengan memberikan tisyu kepada Ryhan. Ryhan menerima nya dan mengapus bekas air di sudut sudut bibir nya dan juga meja makan dan untung saja makanan tidak kena.

"Untung aja makanan nya gak kena" ucap Ressa.

"Emang kenapa tante?" tanya Faniya yang bisa mendengar ucapan dan melihat Ressa yang mengelap meja makan.

Ressa dan semua orang yang ada di dapur langsung menoleh ke arah suara. "Gapapa sayang, Ayo sini duduk ikut makan kamu pasti belum makan dari tadi" ucap Ressa dengan menyiapkan piring untuk Faniya.

Ting, Tong

Bel rumah berbunyi menandakan ada yang datang. Faniya yang hendak duduk mengurungkan niat nya saat mendengar suara bel. "Biar Faniya aja yang buka" ucap Faniya yang mulai melangkahkan kaki nya tapi dengan segera Ryhan menarik tangan nya.

"Duduk" tegas Ryhan dengan berdiri dari duduk nya.

"Tapi..."

"Duduk" tegas nya kembali. Faniya tidak menjawab nya dan mendudukkan tubuh nya di tempat samping Ressa. Hal tersebut jelas saja di perhatikan oleh Roby dan juga Ressa.

Ryhan berlalu dari sana dan membuka pintu rumah. "Siapa?" tanya Ryhan yang baru membuka pintu dan belum melihat siapa yang berkunjung.

"Bener rumah kamu, Kakak pikir kakak salah tadi" ucap Tirtan.

"Kak Tirtan" ucap Ryhan dengan tersenyum. Tirtan membalas senyuman itu sedangkan Misyel dia hanya tersenyum saja.

"Hah? Kak Tirtan?" tanya Faniya yang mendengar nya.

"Faniya di rumah kamu?" tanya Tirtan.

"Kakak" teriak Faniya yang langsung menerobos keluar dan memeluk kakak nya.

"Eh beneran ada kan" ucap Tirtan dengan tersenyum dan mengusap kepala adik nya.

"Gue bediri sama mereka kayak paling kecil deh" guman Misyel saat di kerumuni orang orang tinggi di sekitar nya padahal sudah biasa.

"Kakak kok lama banget sih? Faniya sendiri tadi di rumah makanya main ke sini, Untung aja tante Ressa sama om Roby gapapa Faniya main ke sini, Hikss" wanita itu menangis saat mengutarakan hal tersebut dan itu membuat Ryhan langsung membungkukkan sedikit tubuh nya dan melihat Faniya apa benar benar menangis atau tidak dan benar saja dia menangis.

"Eh ngapain nangis?" tanya Ryhan dengan menghapus air mata wanita itu yang sedang memeluk Tirtan.

"Gue gak nangis" jawab Faniya dengan memukul tangan Ryhan.

"Eh Tirtan" ucap Roby saat sampai di pintu dan melihat Tirtan. Faniya yang mendengar suara Roby langsung melepaskan pelukan nya.

"Om, Tante" sapa Tirtan dengan bersalaman kepada Ressa dan juga Roby.

"Udah gede juga masih aja nangis kakak nya pulang" ucap Ryhan yang kembali mengusap wajah wanita itu yang basah akibat air mata.

"Gue udah bilang kalo gue gak nangis" ketus Faniya. Ryhan tidak menjawab nya dan merapikan rambut wanita itu layaknya perlakuan kakak kepada adik nya.

"Ini siapa nak?" tanya Ressa saat melihat Misyel yang hanya diam.

"Oh iya, Kenalin ini Misyel, Misyel kenalin ini mama sama papa Ryhan" ucap Tirtan memperkenalkan mereka.

"Om, Tante" sapa Misyel yang ikut bersalaman saat melihat Tirtan yang bersalaman tadi.

"Calon istri kakak?" tanya Faniya yang kembali tersenyum. Ryhan langsung menurunkan tangan nya serasa orang pasti akan memperhatikan nya padahal sedari tadi memang semua nya memperhatikan mereka berdua.

Misyel menundukkan kepala nya, Sedikit malu dan belum memiliki kepercayaan diri untuk bertemu dan mengatakan tentang hal itu dengan keluarga terdekat kekasih nya. "Nanti sampe di rumah kakak bakal bilang sama kamu sama papa" bisik Tirtan yang terdengar oleh Ressa dan juga Roby.

"Mama kamu udah tau?" tanya Ressa. Faniya langsung terdiam dan membuat Ryhan dan juga Tirtan yang mengetahui suasana hati nya menoleh ke arah nya. Nampak wanita itu hanya diam dengan tersenyum sendiri mencoba untuk baik baik saja.

"Mama lebih baik mama ajak kak Tirtan sama kak...."

"Misyel" jawab Misyel saat Ryhan yang nampak kebingungan akan nama nya.

"Ah kak Melisya, Mending mama ajak mereka ikut makan bareng" ucap Ryhan yang mencoba mengalihkan percakapan.

"Oh iya mama jadi lupa, Ayo Tirtan, Misyel makan bareng di dalam tante udah masak tadi" ajak Ressa sedangkan Roby hanya tersenyum saja.

"Iya tante, Kebetulan Tirtan sama Misyel juga belum makan" jawab Tirtan yang juga sudah akrab dengan keluarga Ryhan.

"Lo kalo di ajak makan aja duluan" ketus Faniya dengan wajah yang sedikit menjengkelkan.

"Kayak elo gak aja" balas Tirtan.

"Udah ayo masuk" ajak Roby kembali. Tirtan mengangguk mengiyakan nya.

"Ayo sayang" ajak Tirtan dengan menggenggam tangan kekasih nya. Misyel mengangguk mengiyakan nya dan kedua nya masuk bersamaan dengan Ressa dan Roby yang terlebih dahulu.

"Kamu gak mau ikut makan?" tanya Ryhan dengan wajah datar nya kepada Faniya.

"Atau mau di ajak kayak kak Tirtan ngajak kak Melisya tadi?" tanya Ryhan kembali.

"Siapa juga yang mau kayak gitu" balas Faniya dengan wajah kesal dan langsung masuk ke dalam rumah. Ryhan menggelengkan kepala nya sambil tersenyum dan ikut masuk bersamaan dengan Faniya.