webnovel

Perubahan [CHAPTER 7]

VINA POV

-----=-----

Hari ini aku sedang bersiap-siap menutup salon, entah kenapa Nindi menyuruhku untuk menutup toko lebih cepat dari biasanya lalu menyuruhku jangan pulang dulu sampai dia datang ke toko.

TRING~~ TRING~~

Aku menoleh asal suara itu.

"Vin sudah bereskah semuanya?" Ternyata itu suaranya Nindi.

"Huumm… sudah semuanya."

"Ayo ikut aku sekarang!" Perintahnya mendadak.

"Kemana?" Tanyaku bingung, tiba-tiba langsung ngajak pergi.

"Ada dehh… nanti kamu bakalan tahu sendiri" Ucapnya sambil mendorongku untuk keluar. Setelah menutup dan mengunci toko. Nindi menuntunku masuk ke mobil beserta Bili berada di tenpat duduk penumpang. Lalu kami pergi entah di bawa kemana oleh Nindi.

Setelah bunyi mesin mobil dimatikan, Nindi membantu dan menuntunku sebuah tempat yang setelah masuk tempat yang tidak kuketahui. Lalu ada orang bawahan Nindi bisa di bilang bodyguardnya Nindi membawa Bili ke tempat orang tuanya dengan alasan orang tuanya kangen dengan Bili.

"Selamat datang Nona Nindi dan nona Vina, Nona Nadine telah tiba dan menunggu di dalam saat ini."

Terdengar suara perempuan yang tidak kuketahui. Nadine? Kenapa ada Nadine, kalu mau bertemu biasanya menghubungiku terdahulu.

"Nadine ada di sini Nin?" Tanyaku pada Nindi yang saat ini ada di sebelah kiriku. Sambil berjalan kedepan sepertinya ketempat Nadine.

"Iyaa… hari ini Nadine mengundang kita ke acara ulang tahun kakaknya."

"HAHH?? APAA??"

"Haii Vin… Nin… aku sudah menunggu kalian berdua dari tadi." Itu suara Nadine.

"Maaf hehe… macet di jalan. Jadi sekarang kita ubah sahabat kita ini dulu dehh.. udah ngak sabar sudah lama aku ngak ngelihat Vina bermakeup." Ucap Nindi yang membuatku kaget.

Makeup? ulang tahun kakaknya Nadine?

"Tunggu dulu, kalian belum menjelaskan kenapa aku di bawa kesini dan kenapa aku harus bermakeup?" Ucapku sedikit kesal dengan tindakan kedua sahabatku ini.

"Nanti sambil kami jelaskan, kasihan mbak-mbaknya nungguin kamu." Ucapan Nindi membuatku mengalah merasa kasihan dengan mbak-mbak itu nantinya karena aku mereka dimarahin ama bosnya kalau aku menolak dan langsung pergi.

Karena aku tahu style-style kedua sahabatku walapun sederhana namun berkelas dan limited edition. Jika aku menolak otomatis kedua sahabatku ikut meninggalkan toko ini dan membuat bos toko ini pasti marah besar pada bawahannya, secara aku sudah berpengalaman atas kejadian-kejadian seperti ini di pekerjaaku sebelumnya.

Kedua temanku membantuku memilih pakaian hingga akhir pilihan mereka bajunya yang kurasakan terlalu pas di tubuhku dan bagian bahu sampai bagian punggungku terbuka sampai ke pinggang. Aku merasakan dinging di tubuh terbuka saat ini, tidak pernah sama sekali aku memakai baju ini dan ini yang akan pertama dan terakhirnya aku akan pakai baju terkutuk ini jika tidak karena kedua temanku ini memaksaku untuk memakainya.

Setelah itu wajahku di ombrak-ambrik oleh pegawai ini sehingga aku merasa sedikit rishi pada saat mereka menyentuh wajahku karena jelas sudah berapa tahun aku tidak bermakeup apalagi orang asing menyentuh wajahku kecuali yang aku kenal Nindi dan mamanya.

"Vin.. kamu sangat cantik… aku sebagai cewek aja sampai terkagum, aku ngak menyangka punya teman secantik ini selama ini hehe…" Ucap Nindi, yang membuatku membuang wajahku ke samping, ngambek.

"Iya Vin kamu sangat cantik banget…ngak salah kamu dipilih" Ucap Nadine lagi padaku membuatku malu, tunggu dipilih?

"Dipilih? Maksudnya?" Tanyaku pada Nadine.

"Ehh itu… itu… maksudnya bajunya ngak salah dipilih hehe.." Ucap dia yang membuatku ragu sejenak, namu ku buang semua pikiran negative pada sahabtku.

"Ayoo kita pergi sebentar lagi acaranya mau dimulai." Sambung Nadine lagi. Lalu kami bertiga pergi ke lokasi pesta saat ini.

Nadine mengatakan, kakaknya mengundangnya dan Nindi ke acara pesta ulang tahun sekaligus pengangkatan kakak sepupu tertuanya sebagai penerus perusahaan ayahnya yang sudah tidak sanggup menanggung perusahaan.

Awalnya aku menolak acara resmi seperti itu mengundang kami berdua yang tidak ada sangkut pautnya dengan keluarganya atau bisnisnya.

Tapi Nadine tetap memaksa sampai menangis kalau aku ngak ikut, kakaknya Adhi juga mengundang bermaksud meminta maaf atas kejadian terhadap Bili dan mengundang sebagai salah satu sahabatnya Nadine. Akhirnya aku tidak bisa menolak dan ikut pergi, hanya sebentar saja disana tidak masalah lalu pulang.

Setelah sampai di tempat dan kami bertiga hanya mengobrol di pesta itu sehingga kami bertiga menjadi lebih dekat lagi hingga tidak rasa hampir 20menit lamanya kami mengobrol jika tidak suara cowok menghentikan obrolan kami.

"Maaf menggangu waktunya Nona-nona." Suara cowok itu tidak asing tapi siapa? Aku menoleh ke arah suara itu walaupun aku ngak bisa melihat.

"Kakak!!" Ucap Nadine.

Kakak?? Tuan Adhi kah??