1 Vallerie Izabella

Matahari telah mengintip dibalik tirai kamarnya, akan tetapi mata indah seorang gadis yang ada didalam kamar itu masih setia tertutup dengan lelapnya, ditemani dengan beberapa boneka kesayangannya. Karena tak kunjung bangun juga, akhirnya sang mama harus mengeluarkan suara merdunya untuk membangunkan sang gadis.

"Vallerie!! Bangun!! Udah pagi kok gak bangun-bangun ya!!! Anak perawan kok malesnya nauzubillah ya!!!" teriak sang mama dari luar kamar Vallerie seraya menggedor-gedor pintu kamarnya itu.

Ya dia adalah Vallerie Izabella, dia anak bungsu dari tiga bersaudara. Tetapi sekarang kedua kakaknya telah memiliki keluarga masing-masing. Hingga akhirnya ia harus tinggal berdua dengan sang ibu karena sang ayah harus bekerja diluar kota dan dia akan pulang hanya beberapa kali dalam setahun.

"Iya ma!" jawab Vallerie masih dengan mata yang tertutup.

"Vall!!! Bangun enggak!!! Mama mau pergi! Mama kunciin pintu ya kamu!!" ancam sang mama karena Vallerie tak kunjung bangun juga.

Sang mama sudah tahu bagimana sifat dan karakter Vallerie, makanya sebelum Vallerie keluar dari kamar dan masuk kamar mandi sang mama tidak akan meninggalkan kamar Vallerie, karena jika hal itu mamanya lakukan maka kejadian yang biasanya terjadi akan terjadi yaitu Vallerie tidur lagi.

"Mama mah!! Vallerie udah bangun si! Kalau mama mau pergi ya pergi aja! Gak usah segala Vallerie dikunciin" ucap Vallerie dengan kesalnya, karena sebenarnya ia masih sangat mengantuk karena ia baru bisa tidur setelah subuh tadi dan sekarang masih jam setengah 7 pagi yang itu artinya kalau Vallerie baru tidur 2 jam lamanya.

"Kalau sudah bangun ya buka kamarnya!!! Cuci muka, sikat gigi!!! Nyapu atau ngapain gitu jangan cuma dikamar aja!Mentang-mentang kuliahnya online jadi males bangun pagi ya!" omel mamanya tiada henti, sang mama berkata seperti itu karena memang ia tidak tahu kalau anaknya itu masih butuh tidur.

Memang selama ini Vallerie selalu masuk kamar pada pukul 10 malam dan mamanya tahunya ia langsung tidur. Padahal Vallerie setiap malam selalu menulis sebuah cerita novel yang ia terbitkan disalah satu web. Vallerie menyembunyikan hal itu karena tidak mau jika apa yang ia tulis dan ia pikirkan diketahui oleh keluarganya, terutama kakak pertamanya yang juga seorang penulis novel yang cukup terkenal. Karena walaupun mereka dilahirkan dari orang yang sama, sifat dan karakter mereka sangatlah berbeda. Jika kakak pertama Vallerie adalah seorang perempuan dengan sifat dan karakter yang keras, tempramen, dan pendendam. Sedangkan Vallerie adalah seorang yang sangat berperasaan, yang selalu memikirkan hal-hal yang bahkan tidak terlalu penting. Sedangkan kakak kedua Vallerie lebih sedikit mirip dengannya sifat dan karakternya walaupun kakaknya itu juga sedikit keras sama seperti kakak perempuannya. Oleh karena itu, Vallerie menyembunyikan semuanya, salah satu kelebihannya memang menyembunyikan semua perasaan yang ia miliki, ia lebih suka memendamnya.

"Iya ma!! Ini Vallerie bangun!!" akhirnya Vallerie mengalah dan keluar juga dari kamarnya. Ia tak ingin lama berdebat dengan sang mama, karena setelah sang mama pergi toh ia masih bisa melanjutkan tidurnya lagi nanti.

"Selamat pagi cinta mama" ucap sang mama seraya mencium kening Vallerie saat Vallerie keluar dari kamarnya.

"Selamat pagi ma" Vallerie menjawab ucapan mamanya dengan senyum yang sangat indah.

Meskipun Vallerie masih sangat mengantuk tetapi setiap kali melihat sang mama yang selalu menyambut paginya dengan senyuman rasa kantuk itu hilang, pergi entah kemana.

"Mama mau pergi kemana sih pagi-pagi gini?" tanya vallerie seraya memeluk erat sang mama.

"Mama kan mau bantu-bantu masak di tempatnya bu Rudi Val, kamu ini gimana sih! Lupa??" sang mama gemas dengan pertanyaan sang anak, karena walaupun sudah tahu kemana sang mama akan pergi pasti saja selalu bertanya mau pergi kemana lagi.

"Engga lupa sih ma!! Cuma kan ini masih pagi si!! Kan bisa bantu-bantu masaknya nanti agak siangan gitu. Anaknya dirumah ditinggal pergi-pergi mulu dah" kesal Vallerie karena memang selama ia kuliah online ini Vallerie memutuskan untuk pulang kampong untuk menemani sang mama disamping ia memang merasa tidak nyaman jika harus disana bersama kakak perempuannya dan suaminya.

"Diomelin orang nanti lah Val kalau kaya gitu, orang hidup bertetangga harus saling membantu, gak boleh kaya gitu lah" jelas sang mama kepada putri bungsunya itu.

"Yaudah deh, terserah mama aja" ucap Vallerie meninggalkan mamanya dan pergi ke kamar mandi untuk cuci muka dan sikat gigi.

Vallerie memang seperti itu, ia akan sangat tidak senang jika sang amam terlalu antusias jika membantu orang lain. Bukan karena apa, tetapi Vallerie khawatir akan kondisi kesehatan sang mama. Mama Vallerie sudah tidak muda lagi dan jika ia kecapekan pasti mamanya akan sakit lagi. Vallerie tidak mau hal itu terjadi, oleh karena itu Vallerie hanya ingin mamanya berada dirumah, beristirahat jika memang tidak ada pekerjaan di sawahnya. Mama Vallerie sama seperti kebanyakan orang yang hidup didesa, ia menjadikan sawah sebagai sumber mata pencaharian untuk hidup.

"Mama pergi dulu ya, assalamu'alaikum" sang mama pergi sembari tersenyum meninggalkan Vallerie yang masih berada dikamar mandi.

"Wa'alaikumsalam" ucap Vallerie dari dalam kamar mandi.

Setelah menyelesaikan ritualnya dikamar mandi akhirnya Vallerie keluar juga, dan niatnya yang ingin tidur lagi pupus sudah karena sekarang ia merasa sangat segar. Akhirnya Vallerie mengambil laptopnya dan membuka apakah ada tugas dari dosen-dosennya atau tidak. Dan ternyata setelah cukup lama ia mengecek ternyata tidak ada satupun tugas yang diberikan.

Sekadar informasi, Vallerie adalah seorang mahasiswa disalah satu sekolah swasta di ibukota. Ia mengambil jurusan yang ia jalani sekarang bukan karena keinginannya, melainkan keinginan kakak perempuannya. Karena saat itu Vallerie sudah sangat sedih kerena tidak lolos untuk masuk di sekolah yang selama ini ia impikan akhirnya ia hanya bisa menuruti keinginan kakaknya. Walaupun Selama beberapa tahun ini ia menjalaninya dengan setengah hati tetapi Vallerie selalu mencoba untuk memberikan yang terbaik untuk kuliahnya itu, hingga di pertengahan semester pertama ia mendapatkan beasiswa yang bisa meringankan beban kedua orangtuanya. Sekarang Vallerie memasuki semester akhir, yang berarti ia harus membuat skripsi untuk kuliahnya.

Mungkin orang lain yang melihat hidup Vallerie akan beranggapkan kalau hidupnya sangat menyenangkan, mempunyai keluarga yang baik dan bahagia, semua yang ia butuhkan selalu ada. Padahal dibalik kebahagiaan dan keceriaan yang selalu Vallerie tunjukkan, hidup Vallerie banyak penderitaan , banyak kejadian yang sangat melukai batinnya dan membuatnya mengalami trauma yang sangat dalam. Hingga terkadang Vallerie merasa ingin mengakhiri hidupnya, namun sayangnya hal itu masih takut untuk Vallerie lakukan. Karena walaupun bukan wanita yang soleha, tetapi Vallerie juga memiliki iman dan pengetahuan agama yang cukup. Yang membuatnya mengurungkan semua niat buruknya itu.

Dan karena trauma yang ia alami, akhirnya Vallerie mencari cara agar traumanya sedikit membaik. Yaitu dengan menuangkannya kedalam bentuk tulisan dengan harapan beberapa orang yang membaca tulisannya bisa memberinya semangat walaupun mereka tidak kenal satu sama lain. Memang hal itu yang Vallerie inginkan, karena ia malu jika orang yang ia kenal tahu semua yang telah ia alami dan trauma apa yang selalu menghantuinya selama ini.

"Mau ngapain ya?" ucap Vallerie dalam hati.

"Apa ya?? Apa mending….

.

.

.

.

.

HAI KAKAK-KAKAK SEMUA??? GIMANA NIH CERITA YANG AKU BUAT??MENARIK ENGGAK? AKU HARAP KAKAK-KAKAK SEMUA SUKA YA, JANGAN LUPA LIKE DAN KOMENNYA YA KAK. DAN JUGA KALAU ADA DIANTARA KAKAK-KAKAK YANG MERASA HIDUPNYA SEPERTI VALLERIE, AUTHOR BAKAL SENENG BANGET KALAU KAKAK-KAKAK MAU SHARING. DITUNGGU KELANJUTANNYA YA KAK.

avataravatar
Next chapter