1 1

Dipagi yang cerah ini, seorang wanita masih menggulung dirinya didalam selimut tebal. Padahal, matahari sudah masuk menyinari kamarnya dan waktu pun telah menunjukkan pukul 07.00 pagi. Namun tiba-tiba teriakkan yang sangat kencang berhasil membangunkannya.

" Yoona bangun !!"teriak seorang wanita separuh baya,siapa lagi kalau bukan ibunya.

"ibu Yoona masih ngantuk 5 menit lagi" Eluh wanita bernama Yoona.

mendengar ucapan penolakkan putrinya sontak ibu Yoona masuk ke kamar putrinya dan mengguncang tubuhnya.

"bangun perawan kebo banget!"

"ibu....,Yoona masih ngantuk"

"Masih ngantuk-masih ngantuk udah jam 07.00"

Sontak mata Yoona langsung terbelalak,"ah.. Yoona telat"ucapnya sambil melompt dari kasur dan menuju ke kamar mandi.

"Dasar anak itu"ucap ibunya sambil menggelengkan kepalanya.

--------------------------

Yoona sampai didepan kelasnya,

ia menghela nafasnya.

Dan tak hentinya ia menguruti kebodohan dirinya.

Hari ini jam pertamanya dalah dosen paling killer yaitu Ali.

Dan sudah beberapa kali ia telat pelajaran dosen satu ini.

Dengan merasaan bergemuruh ia membuka pintu kelasnya.

"Assalamualaikum. Pak maaf saya telat"cicitnya.

Sontak seisi kelas langsung menatap kearah ambang pintu, begitu juga dengan Ali yang menatapnya dengan pandangan kesal.

"Yoona! Berapa kali kamu telat pelajaran saya ?!!"sontak Yoona langsung tersentak mendengar teriakkan Ali."Sekarang keluar!"

Yoona hanya bisa mengangguk pelan dan keluar dari kelasnya.

------------

Saat jam istirahat Yoona dikantin bersama sahabatnya yang bernama Rani. Sahabatnya satu ini tak henti-hentinya menguruti kebodohan dari seorang Yoona.

"Yoon-yoon emang lo malem ngapain? nonton piala dunia." Ledek Rani.

"Gak enak aja. Gue gak suka bola sorry."

"Ya terus lo telat mulu ngapa?! Pelajaran si pak Ali mulu lagi lo"

"Gak tau ah bodo" Ucapnya acuh. Rani hanya bisa menggelangkan kepalanya.

Entah kenapa ia punya sahabat semacam dia.

Suasana kantin tiba-tiba mejadi riuh, semua pandangan hanya mengarah kepada beberapa pria yang duduk tak jauh dari meja Yoona dan Rani. Yoona tak habis pikir mengapa begitu banyak yang menyukai pria-pria tersebut. Padahal sikap mereka keras dan terbilang menyebalkan.

" Yoon liat, Dosen-dosen killer nan tampan dan cool dikantin"ucap Rani mengagumi ketampanan mereka. Yoona memutar bola matanya malas.

"Dosen galak gitu di bisain"ucapnya acuh

"Gak papa yang penting ganteng"ucap Rani sambil beranjak dari kursinya.

"eh kemana lo?"

"ke calon suami gue"

Rani mendekati meja mereka dengan antusiasnya tak mempedulikan tatapan mahasiswa lain yang menatapnya aneh. Sedangkan Yoona hanya bisa mengumpat kebodohan sahabat gilaya.

Gila gila. Tuh bocah mikir gak sih?

"Pak maaf , klo sekarag materi kita apa ya?"tanyanya Rani kepada salah satu dosen killer bernama Rama. Karena memamg kebetulan setelah ini adalah jamnya Rama. Dosen itu tak langsung menjawab ia terdiam cukup lama. Lalu menatap Rani dengan pandangan sinis.

"Kamu bisa lihat nanti" ucapnya sikt, padat dan jelas.

Sontak penghuni kantin menahan tawa mereka. Sementara Rani segera kembali kehadapan Yoona dengan wajah kesal dan malu.

"hahahaha sukurin lo puas!" ledek Yoona

"Ke kelas! bete gue malu lagi"Ucap Rani sambil melangkah keluar kantin meningalkan Yoona.

"Eh tunggu gue dong"Ucap Yoona setelah meraskan ada beberapa pasang mata yang memerhatikannya.

------------------

"Ran tega banget lo ninggalin gue!" ucap Yoona kesal. Dan langsung duduk dihadapan Rani yang masih memasang wajah kesal.

"Bodo!"

"Ran masalahnya tuh dosen-dosen killer ngeliatin gue mulu . apa lagi si Rama pengen rasanya gue colok tuh mata" ucap Yoona kesal.

"lo aja kege-eran. Lagian juga ya awas klo lo nyolok-nyolok dokter bius gue"

"Dokter bius? Gila aja lo!"

"Ya iya ,pak Rama telah membius hati seorang Rani"ucap Rani sambil memegang hatinya.

"lebay banget lo. Enek banget gue dengernya."

"Ya gak usah denger selesai"ucap Rani acuh. Yoona menggempalkan tangannya dihadapan Rani sangking gergetnya ia.

"Ah gue mau keluar dulu , bye" ucap Rani sambil melangkah keluar kelas . tapi saat baru ingin keluar dihadapannya ada Rama yang berdiri tepat di ambang pintu.

"Mau kemana kamu?"tanyanya dingin

"Emang udah bel ya pak?"ucap Rani balik bertanya. "udah!!" sontak seisi kelas menjawabnya. Rama mengangkat sebelas alisnya.

"Maaf pak" ucapnya sambil setengah berlari menuju tempat duduknya.

"Oon lo" hardik Yoona.

"Emng udah bel?" bisik Rani, Yoona mengangkat bahunya tanda tak tau.

"Sama aja lo oon!"

---------------

Selesai pelajarannya , Rama meminta Yoon untuk datang keruangnnya.

"Sekarang juga Yoona ingat!" ucapnya tegas. Yoona hanya mengangguk kaku. Rama pun segera keluar.

"lo ada masalah apaan sama dokter bius gue?"

"tau emang dasar! Gue colok bener dah matanya"ucapnya kesal sambil berjalan keluar kelas.

'ada apaan sih?biasanya juga enggak.'batinnya

----------------

sesampainya didepan pitu ruangan Rama Yoona lansung mengetuk pintu dihadapannya.

Tok tok tok

"ini Yoona"

"Masuk!" dengan perasaan kesal bercampur penasaran Yoona melangkahkan kakinya menuju meja Rama.

"Ada apa pak?"Tanya Yoona kepada Rama yang masih menatap ponselnya.

"Pak?" Rama masih tak menjawab Yoona.

"Pak!!" sentak Yoona. Tapi tetap saja pria itu masih sibuk dengan ponselnya. Yoona mendengus kesal.

"ngapain manggil gue?" ucapannya akhirnya mendapat respons yaitu sebuah jitakkan sedikit kencang di kepalanya, sehingga ia meringis.

"Aw..., jahat banget sih mas" eluhnya

"Makanya jangan pake bahasa kayak gitu"

"Lagian ngeselin banget"ucap Yoona masih mengusap ngusap kepalanya.

"Setidaknyalah kamu harus ngehormatin aku"

" Oh, berarti mas udah tua"ledeknya

"Umur aku baru 27 tahun ya"

"Tetep tua" ucap Yoona sambil melagkah keluar ruangan Rama. Tanpa mempedulikan suara Rama yang terus memanggilnya.

"Yoona?!"

--------------

'Emang kalo lo muda , gue gak boleh manggil lo om gitu. Mas Rama itu calon suami gue, dia tunangan gue. Gak tau ibu gue mimpi apa sampe jodohin gue sama jalan tol plus kulkas berjalan kayak gitu.

Apalagi itu dosen yang paling gue keselin dikampus ini. Dan nyatanya dia bakal jadi jodoh gue. Umur gue juga saat ini baru 21 tahun . hello gue harus nikah muda di umur gue yang harusnya masih havefun.

Setelah dari ruangan si Kulksa, gue langsung aja kekelas. Gue juga tadi kabur males banget berurusan sama tembok. Kirain sampe kelas bakal damai. Eh kuping gue panas sama si Rani. Gak tau tuh anak si santet pake apa sampe nanyain si Kulkas mulu. Kesel banget!' Batinnya.

"Yoon gimana?"

"Gimana apaan sih Ran lo udah nanya mulu dari tadi."

"ya elo nya gak ngejawab jawab"

"bête gue Ran"

"ya emang diapain?" Tanya Rani lagi. Ia benar-benar bersih keras untuk menggali informasi tentang orang yang di sukainya.

"kepo benget lo bodo amat gue"

"ih ... imam gue tuh"

"Seterah lo Ran" Yoona pun akhirnya memilih untuk diam dari pada mengurusi ucapan unfaedahnya Rani

.

avataravatar