50 Pertengkaran

Sidang hari ini selesai dan akan mampu mendengar pembelaan dari terdakwa dan penasehat hukum tanggal 19 September 2016" Ucap Hakim Ketua.

Sidang hari itu berahir dan masih menyisakan berbagai pekerjaan rumah untuk terdakwa dan penasehat hukumnya.

🔹🔹🔹

Setelah mngumpulkan berkas untuk meyakinkan

Surabaya, 19 September 2016

Nomor ref. </font> : XXXXXX / 2016

Lampiran: -

Kepada Yth.

Majelis Hakim Pemeriksa perkara pidana

Nomor register XXX

Pengadilan Negeri Surabaya

Pengadilan Negeri [***]

NOTA PEMBELAAN

Dalam Perkara Tindak Pidana Umum

Nomor Register [***]

Atas Klien kami:

(Melewatkan)

Dengan Hormat,

Perkenankan kami, yang bertanda di bawah ini:

Rivandi Satya Hutama, SH, MHAdv.

Fahri Fadhillah Nur Firmansyah, SH

Virgilius Erlan Rionaldo, SH

Kesemuanya merupakan Advokat, Penasihat Hukum dan asisten Advokat pada kantor hukum Hutama Law Firm beralamat SBR Park di Jalan LLB no 94, Surabaya.

PENDAHULUAN

(Melewatkan)

DAKWAAN DAN TUNTUTAN

(Melewatkan)

FAKTA PERSIDANGAN

(Melewatkan)

ANALISA FAKTA

(Melewatkan)

ANALISA YURIDIS

(Melewatkan)

KESIMPULAN

(Melewatkan)

PERMOHONAN

Berdasar atas segala sesuatu yang kami uraikan di atas, kami mohon agar kiranya Majelis Hakim dengan segala kewibawaannya berkenan menjatuhkan putusan sebagai berikut:

Menyatakan seluruh dakwaan Jaksa Penuntut Umum

TIDAK TERBUKTI SECARA SAH DAN MEYAKINKAN.

Membebaskan Terdakwa dari segala dakwaan Jaksa Penuntut Umum, atau setidak-tidaknya melepaskan Terdakwa dari segala perintah hukum. (kutipan)

Demikianlah Nota Pembelaan ini kami ajukan, semoga Tuhan Yang Maka Kuasa memberikan perlindungan kepada kita semua.

Hormat kami,

Tim Penasihat Hukum Terdakwa

Rivandi Satya Hutama, SH, MHAdv.

Fahri Fadhillah Nur Firmansyah, SH

Virgilius Erlan Rionaldo, SH

Setelah hakim mendengarkan pledoi, selanjutnya masih ada replik dan duplik. Beberapa minggu setelahnya halim memberikan putusan sidang tersebut. Pihak terdakwa tentu saja tidak terima dengan pemberian tersebut, Fahri dan mengajukan banding kepada majelis hakim. Setelah pengajuan banding, hakim memutuskan jika terdakwa tidak menunjukkan bukti kuat yang di sampaikan oleh tim kuasa hukum Hutama Law Firm.

Para tim dan keluarga bernafas dengan lega, akhirnya keputusan majelis hakim sesuai dengan harapan mereka. Mereka bisa membuktikan jika terdakwa tidak melayani.

"Makasih ya ri, aku gak tahu harus gimana kalau gak ada kamu" ucap gadis itu

"Sama-sama, aku akan berusaha semampu aku demi kamu dan karena aku yakin mereka akan berterima kasih" ucap Fahri kepada gadis itu dengan penuh sayang.

Di kejauhan sana ada seseorang yang memerhatikan mereka A.

⏩⏩ Kembali

"Mas Fahri, mas ..." sambil menggoyangkan di depan wajah Fahri

"Eh iya na" jawab Fahri

"Aku panggil dari tadi tidak dengar, kamu lagi mikirin apa mas?" ucap Laras dan tetap tidak mendapat jawaban Fahri.

"Hm maaf aku masuk ruang kerjamu tanpa ijin" lanjutnya.

"Iya" Fahri menjawab dengan singkatnya sembari pura-pura membereskan berkasnya.

"Kamu lagi mikirin apa? Aku panggil dari tadi diem aja?"

"Nggak kok, nggak kenapa-kenapa"

"Hmm ya sudah, aku kesini cuma bawain kopi kamu"

"Makasaih ya" ucap Fahri kepada Laras, sedangkan Laras hanya rekaman dengan tersenyum dalam dia merasakan sedih. Lelaki yang beberapa bulan ini menjadi suaminya bahkan tak pernah menganggapnya ada. Jangankan sebagai pasangan pasangan istri yang romantis, bahkan untuk tidurpun mereka tidak satu ranjang.

Laras keluar dari ruangan Fahri dengan menahan air mata yang sejak tadi mencoba dia tahan. Laras masuk ke kamar sembari menangis dengan keras.

"Tidakkah kamu sedikit saja membuka hati untukku mas? Kenapa selalu Yumna Yumna dan Yumna?"

"Aku istri kamu, apakah tidak ada sedikitpun aku di hati kamu?" Laras mengungkapkan kekesalannya lalu menangis dengan memukul bantal. Tiba-tiba Fahri masuk, Laras berusaha kompleks tangisnya. Dia mengusap air mata dan membiarkan Fahri masuk ke kamar mereka.

Fahri mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi, setelah menunaikan kewajibannya kepada Allah Fahri kemudian membuka kembali laptopnya. Fahri mencari sekeliling, tidak mendapat Laras di kamar. Tidak berapa lama Fahri turun, ada Laras sedang memasak di dapur. Dia pun duduk di meja makan, Laras hanya menyajikan makanan tanpa sepatah katapun kemudian berlalu dari meja makan.

Fahri merasakan ada yang berbeda dengan Laras tidak biasanya Laras cuek padanya.

"Kok kamu gak makan ras"

"Enggak masih kenyang" jawab Laras dengan singkatnya

"Kamu kenapa?"

"Laras hanya tidak ingin makan"

Fahri semakin kebingungan, tidak biasanya Laras diam dan bahkan tidak makan apapun.

"Aku suapin ya? Aaa"

"Laras nggak laper"

"Nanti kamu sakit, ayolah makan"

Laras masih tidak bersuara, hanya duduk menemani Fahri makan. Berusaha menjadi istri yang baik. Setelah selesai makan Laras membersihkan meja dan mencuci piring.

Fahri masih asik menonton bola di depan tv, sedangkan Laras naik ke kamar setelah menyajikan cemilan dan kopi kesukaan Fahri.

"Sini ras, ayo nonton bola. Ada pertandingan menarik malam ini" Laras pun duduk di samping Fahri.

"Kamu dukung mana ras?"

"Kayanya tim yang itu"

"Ah kamu mah sama aja kaya Yumna, selalu belain tim itu. Nih ya pasti bentar lagi gol" ucap Fahri sambil memakan cemilan buatan Laras.

"Coba ada Yumna, dia pasti udah heboh sendiri"

"Laras ke kamar dulu ya, ngantuk" tiba-tiba Laras berdiri dan berlalu dari ruang tv menuju kamar. Setelah berapa lama Fahri juga pergi ke kamar dan mendapati Laras sudah tertidur.

Tanpa Fahri diketahui Laras masih tetap terjaga, dan menangis membelakangi Fahri.

Pagi harinya, tidak biasanya Fahri kesiangan dan Laras tidak membangunkannya. Fahri tidak mendapati Laras di kamar, kemudian Fahri menunaikan kewajiban dan Bersiap mandi. Tiga puluh menit kemudian dia turun ke meja makan, masih tidak menemukan Laras, hanya tersaji makanan tanpa ada seorangpun di meja makan atau dapur. Fahri hanya menemukan secarik kertas.

"Laras sudah siapkan sarapan, Laras keluar sama mama"

Pagi udah udah merasa ?? Waktu sudah menunjukan pukul 07.30 wib, dia siap mengetahui ke Hutama Law Firm untuk bekerja. Meskipun saat ini Fahri sudah diangkat menjadi kepercayaan pemilik Hutama sebagai asisten advokat, tetap saja harus bekerja profesional.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 17.00 wib, jam kerja telah berakhir tapi beberapa yang harus lembur di kantor. Tapi tidak terlalu lama karena tinggal beberapa yang belum terselesaikan. Fahri pulang ke rumah, tampak sepi tidak ada seorangpun.

"Assalamualaikum ras"

Mungkin belum pulang, pikir Fahri. Tapi saat dia menuju kamar, meja makan sudah tersusun rapi dengan makanan lezat. Tidak ada Laaras di sana, lalu segera ke kamar untuk bergaanti baju. Kamar kosong, tidak ada Laras di kamar.

"Kemana Laras?" gumam Fahri

Lalu Fahri menyusuri rumah sakit, mulai dari ruang tv, ruang kerja, dapur, halaman depan, kolam renang, tetap tidak ada Laras. Saat langkahnya akan kembali ke dalam, Fahri menangkap sosok yang duduk termenung di taman belakang.

"Apa yang harus aku lakukan lagi?" ucap Laras dengan lirih, suaranya sudah menghilang hampir.

avataravatar
Next chapter