1 Pertemuan

Hari ini adalah hari dimana aku dan dalah satu teman kampus ku ditunjuj oleh ketua group KKN kami untuk melakukan observasi tempat dimana kami akan melaksanakan KKN

Sebuah desa yang tidak terlalu jauh dari kampus kami. Desa dipingir pantai, dengan populasi manusia sedikit padat dan memiliki garis kehidupan menengah kebawah ini cukup asri jika dibandingakan dengan daerh pesisir pada umumnya. Karena daerah ini selain dekat dengan pantai, juga memiliki lah persawahan yang cukup luas. Desa itu bernama Desa Sukamulya.

'Ayo cepet, gw tunggu rumah gw aja. Entar kita berangkat dari rumah gw. Deket kesana." Ini adalah isi SMS Sri yang mengharapkan aku Melajukan sepedah motorku menuju ke kediamannya dengan kecepatan maksimal. Yah, aku memang pencinta kebut-kebutuhan walaupun aku seorang perempuan. Tapi mengendarai sepedah motor dengan kebutuhan membuat adrenalinku terpacu dan dapat membuat ku bahagia.

Aku Diandra Arief. Berusia 20tahun. Memiliki warna kulit langsat membuatku berbeda dengan gadis remaja dikampung tempat ku tinggal, sehingga membuatku menjadi salah satu bunga desa dan tentu saja tak susah untukku membuat lawan jenisku menaruh maksud walau pada pandangan pertama.

Seperti hari ini, setelah bertemu dengan Sri dan kita melanjutkan perjalanan kita menuju desa tempat kami hendak melakukan KKN. Kami sampai di balai desa wilayah yang kami maksud. Karena kami melakukan observasi di hari libur, akhirnya kami diarahkan untuk langsung menemui staf Desa setempat untuk menyampaikan maksud dan tujuan kami datang mengobservasi tempat sekaligus meminta izin kepada perwakilan staf.

"Ini bener rumahnya Sri? Rame iihh.. Lagi ada acara kaya nya." Ucapku pada orang disampingku.

"Iya, rame banget. Tapi masuk aja lah. Sayang udah sampe sini masa mau pulang?! Lagian minggu depan kita udah harus stay disini." Jawab Sri tanpa melihat ke arah ku.

Dengan menahan malu walau kami tidak melakukan kesalahan, tapi tetap ada rasa sungkan karena kami merasa mengganggu keramaian yang sedang berlangsung. Dan dapat kami ketahui itu adalah acara lama salah satu putra dari Bapak Sekertris Desa setempat.

"Assalamualaikum, Maaf Pak Mengganggu. Bisa kami bertemu dengan Bapak SekDes? Kami Mahasiswi dari Kampus U hendak meminta izin?." Tanya ku pada salah satu kerabat beliau yang entah siapa nama nya.

"Waalaikum salam. Masuk neng, Pak SekDes ada di dalam. Maaf lagi pada repot ini habis lamaran si bujang." Jawab seorang laki-laki paruh baya yang kami ketahui bernama Aji itu.

"Iya Pak Aji, terima kasih. Maaf Pak, kami datang kaya nya lagi repot jadi gak enak. Ganggu kaya nya kami." Jawabku lagi

"Enggak neng, enggak ngerepotin. Yah nama nya acara. Lagian si eneng juga g tau bakal ada acara kan ya." Jawabnya lugas.

Memasuki rumah yang lumayan besar itu, aku sempat melirik pada seseorang yang berdiri bersama teman prianya yang aku rasa sebaya dengannya sambil dalam hati terucap "ganteng".

Yah, dia memang memiliki parah yang cukup lumayan dari teman-temannya yang saat itu sedang berkumpul. Entah sedang membicarakan apa, aku pun tak ambil pusing. Aku melangkahkan kaki menuju pada sosok paruh baya, seseorang yang menjadi niat awal kami datang ke desa itu.

"Assalamualaikum Pak, Saya Diandra dan ini teman saya Sri. Maaf sebelumnya kalau kami menggangu Bapak, karena kami datang seperti nya di waktu yang kurang pas." Ucapku malu-malu. Karena memang demi tuhan aku maku datang untuk minta izin diwaktu yang tidak tepat kurasa.

"Waalaikum salam. Gak apa-apa neng. Nama nya juga gak tahu. Yah Ji ya?".Jawab beliau seraya melemparkan pertanyaan pada Pak Aji yang menemani kami menemui Pak SekDes ini. "Iya Pak bener." Ujar Pak Aji menjawab pertanyaan tadi. "Ini eneng-eneng ini dari kampus U mau minta izin kata nya." Sambungnya.

"Izin naon neng?", dan akupun membeberkan maksud dan tujuan kami datang ketempat kediaman beliau. "Oh, jadi mau KKN disini?" kami mengangguk, dan "Boleh atuh neng, silahkan melakukan kegiatan-kegiatan positif di Desa kami ini. Dan semoga agenda dan kegiatan KKN nya lancar." Ujar beliau yang mendapat Aamiin-an dari kami berdua. "Udah liat-liat desa secara keseluruhan belum?" Tanya beliau tang sontak mendapat gelengna kepala dari kamu berdua. "Hehehe... Ya udah gak usah liat-liat wilayah dulu,mending sekarang eneng coba cari rumah kontrakan untuk tinggal disini selama masa KKN. Karena maaf, wilayah ini kan masih Desa jadi tidak punya Rumah Dinas, dan maaf Bapak dan Pak Lurah sendiri tidak bisa menampung kalian yang berdua puluh lima orang itu." Usul pak SekDes yang sukses membuat kami terperanjak dan mengiyakan usulan beliau itu.

avataravatar
Next chapter