webnovel

My Future Husband (Part 1)

Jalan-jalan di akhir minggu kemarin membuat hubungan ku dan Dika menjadi Akrab kembali. Tak jarang kita mengirimkan pesan singkat satu sama lain, atau hanya sekedar makan siang bersama di kantor nya atau di luar. Aku seperti menemukan teman lamaku lagi. Kadang juga jika Dika tidak ada meeting atau lembur kerja ke Lokasi Proyek aku di jemput olehnya dan makan nasi goreng gila di daerah menteng lalu pulang. Perlahan aku merasa nyaman lagi disebelah orang, aku mulai untuk lebih membuka diri dan tidak terlalu tertutup pada orang yang berbuat baik denganku. Oh iya, aku juga mendapat teman baru di kantor, bernama Nadia, dia orang biasa-biasa saja, kalau kata kalangan Dika dialah seorang commoner meskipun begiu Nadia punya banyak pengalaman dibanding kaum sosialita, mulai dari menjadi volunteer di 1000 guru dan greenpeace UK sampai bekerja di perusahaan editor sekarang.

Di hari Jumat setelah pulang kerja aku janjian pergi bersama Nadia, tiba-tiba saja saat aku sedang asyik ngobrol bersama Nadia sambil keluar di depan parkiran sudah ada mobil Mecry G-Class dan laki-laki dengan potongan rambut baru serta kemeja dan celan Bahan berdiri disebelah mobil tersebut. Tentu saja bukan sopir karena tidak ada sopir memakai Kemeja Hermes dan celana Bahan hugo boss serta Jam tangan rolex kulit.

"Itu siapaaa.. ganteng bangeet!!." Kata Nadia.

"Oh itu temen gue Nad, bentar ya." Balasku

"Eh kenalin dong,,,," Jawab Nadia Merajuk.

"Yaudah sini aja ikut gue kalau gitu ngomong sama dia." Balasku.

"Ya ga gitu dong Jeeennnn, lo dulu ke dia bilangin, entar dia ga nyaman lagi." Kata Nadia

"oke oke." Balasku.

Aku menghampiri Abi yang tiba-tiba ada di depan kantorku.

"Na, saya kesini mau jemput kamu. " katanya

"Mas kenapa ga kabarin aku dulu?." Tanyaku

"Iya sekalian saya mau kasih kamu surprise. Kata Jero perempuan itu suka kalau dikasih kejutan." Jelasnya

Entah kenapa kurasakan pergerakan dibibir ku membentuk senyum namun masih ku tahan.

"Gini Mas, aku udah janjian pergi sama Nadia sebenernya makan gule kambing di daerah Sudirman gitu. Kalau Mas Abi kabarin aku bisa ganti hari sama Nadia. Cuman ini aku gak enak banget kalau harus nolak mendadak gitu." Jelasku.

"Kalau saya ikut gimana? Saya bisa kok makan pinggir jalan.' Tanya ragu.

"Um.. dengan pakai baju ini?." Kataku ragu.

"Enggak saya ada kaos biasa tenang aja ga akan mencolok kok, terus ada sendal Dika juga ketinggalan di mobil bisa saya pakai." Balas Mas Abi

Sedikit ragu dan aku kurang nyaman dengan situasi seperti ini, tapi aku sangat menghargai usaha Abi yang ingin dekat dan mengenalku lebih lagi,setelah 2 minggu ini tidak ada kabar sama sekali, bahkan jika Dia ke rumah langsung masuk ke kamar Mas Jero dan tidak menyapa ku jika kita bertemu di ruang tamu.

"Oke, sebentar ya aku panggil Nadia dulu Mas." Kataku.

"Iya, saya juga pinjam toilet kantor kamu ya untuk ganti baju." Balasnya.

"Oh boleh Mas. Sini." Kataku sambil mengajaknya ke arah pintu masuk kantor.

Sebentara Abi sedang mengganti baju, aku kembali menghampiri Nadia.

'Nad, kayanya Mas Abi mau ikutan kita deh. Gimana? Apa lo mau reschedule aja? Duh sorry banget Nad." Kataku.

"Gak apa-apa sih kalau dia mau ikut,cuman yakin dia bisa makan emperan gitu? Mobilnya aja mecry g-class yg gue ragu banget kalau dia bisa makan disana." Jawabnya

"Iya dia bilang dia bisa kok, dan ngotot mau ikut." Jelasku.

"Yaudah gapapa, pisah mobil aja berarti Jen. Btw dia itu siapa sih? Bukan penagih utang kan?." Tanya Nadia penasaran

"Ya enggaklah!! Dia itu.. orang yang gue bilang mau dijodohin sama gue Nad.." Kataku pelan-pelan

"WHAT?!!! Dia orang yang lo bilang lo gasuka di jodohin?!! Orang sesempurna dan se settle gitu masih lo tolak?!! Lo nih sebenernya waras ga sik?." Tanya Nadia heboh sendiri

"sssshhhh… jangan kenceng-kenceng entar dia denger. Bukan gitu Nad.. pokonya ribet deh. Intinya gak apa-apa nih dia ikut?." Tanyaku memastikan kembali.

"Iya gak apa-apa Jenaaaa.. ajak aja pisah mobil ya. Lo mau ikut gue apa dia?." Tanyanya

"Gue ikut lo aja ya, canggung soalnya, gue bingung." Kataku

"Ya awlooo canggung gimana emangnya? Cowo seganteng itu, yang jelas-jelas tertarik sama lo kenapa di sia-siain kesempatannyaaaaa??? Gue kalau jadi lo mah gausah pendekatan berbulan-bulan langsung aja gue paksa ke KUA." Kata Nadia sibuk berbicara tanpa sadar Mas Abi sudah dibelakangnya. Aku pun memberikan kode Nadia untuk diam.

"Eh Mas, Udah?." Sapaku mengarahkan mata tepat ke belakang badan Nadia

"Iya nih. Jadi alamatnya dimana?." Jawabnya seakan-akan tidak mendengarkan apa yang barusan dibicarakan Nadia.

"Nanti aku kirimin alamatnya, Mas Abi nyetir sendiri gapapa kan? Soalnya aku ikut mobil Nadia aja." Balasku

"Oh iya gak apa-apa kok. Yaudah sampai ketemu disana ya." Jawab Abi.

Sesampainya di Sudirman Abi betul-betul dilihat oleh semua pengunjung yang ingin makan di tempat tersebut, menyadari hal itu bisa kurasakan Abi sedikit keringatan dan tidak bisa melakukan apa-apa, mukanya pucat. Apa mungkin dia masih trauma dengan kejadian itu? Ah tidak mungkin. Tapi melihat ekspresinya yang sudah berkeringat dingin dan pucat aku reflek memegang tangannya.

"Mas Abi, gak apa-apa?." Tanyaku

Abi yang terlihat kaget mendapati tanganku menggenggam tangannya erat membuat ketakutannya berkurang dan memegang erat kembali tanganku. Merasa genggaman ku disambut, kali ini aku yang deg-degkan merasa bodoh memancing hal ini. Aku harus kembali pada fokusku untuk menenangkan kepanikan Abi.

"Tenang aja yah Mas, disini rame dan kalau ada orang berbuat jahat langsung dihakimi oleh massa." Jelasku.

"Makasih ya Na." Balas Mas Abi singkat.

Sesampainya di dalam kami duduk lalu memesan makanan, aku melepas genggaman Mas Abi.

"Jadi kalian kapan nikah?." Tanya Nadia tanpa basa – basi.

Perntanyaan ini sontak membuatku tidak bisa menjawab apapun.

"Doain aja. Kamu namanya siapa.?" Jawab Abi santai

"Eh lupa, gue Nadia. " Balas Nadia.

"Oh iya, Saya Abi." Jawabnya.

"Eh tunggu deh tunggu deh.. kayanya wajah lo ga asing deh.. tunggu…tunggu.." Kata Nadia sambil memandang wajah Abi sambil menerka-nerka.

…..

"Nah! Gue inget!!! Lo cowo yang masuk majalan forbes kan? Pengusaha Sukses under 35?!! Mahesa Abimana Hutomo anak dari pengusaha Batu-bara Trinusa Putra Hutomo dan Ibu Regina Mirna Widjaja ?!! Bener kan?!" Kata Nadia begitu antusias sampai meje sebelah kita melihat

"Eh iya." Jawab Abi singkat.

Mendengar respon dari Abi yang begitu santai Nadia membuka mulutnya ke atas lebar-lebar dan menunjukkan raut wajah yang begitu excited.

"OH MY….GOD.. gue mimpi apa semalam bisa makan gulai disini sama orang sukses. " Balas Nadia sambil memandang Abi yang tak biasa membuat Abi begitu tidak nyaman. Begitu pun aku yang Malunya bukan Main, mendadak menyesal dengan kolaborasi makan gulai ini.