webnovel

Xender sang Legenda

Okta_Vian_2122 · Fantasy
Not enough ratings
4 Chs

03. Akademi Desa Mata Angin

Xender yang berjalan dengan mantap menuju akademi desa. Dengan semangat dan penuh antusias berjalan sambil memikirkan suasana kelas dan orang-orang yang kuat yang ada disana. Selagi Xender masih memikirkan bagaimana kira-kira suasana akademi terdengar suara dari arah depan yang memanggilnya.

"Monster kecil" teriak Tom sambil melambaikan tangannya. Di ujung jalan setapak menuju pemukiman ada dua pemuda gagah sedang memanggilnya. Mereka berdua adalah Jack dan Tom yang sebenarnya ingin menjemputnya. Xender yang melihat Jack dan Tom langsung bergegas menuju mereka.

"Kakak Jack, Kakak Tom kenapa kalian berada disini?" tanya Xender yang kebingungan. "Kepala Desa, menugaskan kami berdua mengantarkan dan mendaftarkanmu ke Akademi desa." Jawab Tom sambil memegang kepala Xender. Xender yang risih saat kepalanya di pegang oleh Tom meliriknya dengan tajam. "Hey monster kecil kamu tidak suka aku mengantarmu?" tanya Tom yang melihat tatapan Xender. "Kamu pasti akan membuatku malu lagi." Jawab Xender yang langsung melirik ke arah lain dengan ekspresi kesalnya.

Jack yang melihat mereka berdua bertengkar hanya menggelengkan kepalanya dan meninggalkan mereka berdua. Tom yang sadar Jack meniggalkan mereka langsung bergegas mengejar Jack. Xender yang masih kesal dengan Tom mengikuti mereka dari belakang.

Sejak Xender tinggal di gubuk pemberian Kepala Desa. Jack dan Tom adalah orang yang selalu menemaninya. Jack dan Tom setiap hari membawa makanan dan terkadang ikut nginap di gubuk kecilnya. Bahkan mereka juga sering membawa Xender berjalan-jalan di pemukiman desa. Xender sudah seperti adik kecil mereka, bahkan Jack sering melatih xender bela diri sesekali. Hanya Tom yang selalu menjahili Xender dan sering mempermalukannya setiap berjalan ke pemukiman desa. Tom sering memperkenalkannya dengan gadis kecil di pemukiman desa seakan ingin menjodohkannya. Itulah mengapa Xender selalu merasa kesal jika ada Tom di dekatnya.

Setelah sengah jam berjalan akhirnya mereka tiba di hadapan gedung megah dan luas. Luas tempat ini seperlima dari luas Desa Mata Angin. Gedung-gedung yang menghiasi tempat ini seperti tempat yang berbeda. Masuk ke tempat ini seakan memasuki desa lain. Tempat ini memiliki arsitektur yang sangat berbeda dengan sekelilingnya.

Xender yang kagum melihat tempat ini yang tidak lain adalah Akademi Desa. Xender tidak menyangka Akademi Desa akan seluas dan semegah yang ada di hadapannya sekarang.

Xender yang masih kagum melihat gedung-gedung Akademi Desa tiba-tiba di dorong oleh Tom sambil berkata "monster kecil kamu datang kemari cuma mau melihat-lihat gedung atau mendaftar di Akademi Desa? ayo cepat jalan." Xender akhirnya mengikuti Jack yang berada di depannya sambil dengan kagum memperhatikan sekelilingnya.

Beberapa saat kemudian mereka memasuki sebuah ruangan yang dipenuhi oleh anak seusia Xender yang datang dengan orang tua atau keluarga mereka. Jack menyuruh Xender duduk karena Jack ingin mendaftarkan Xender di tempat pendataran murid Akademi.

Setelah beberapa menit akhirnya Jack kembali dan langsung duduk di sebelah Xender. Xender yang dengan tenang menunggu sambil melihat anak-anak seusianya di sekeliling. Tiba-tiba pandangannya tertuju pada Bola Kristal cukup besar berada di atas meja di atas panggung. Penasaran deng hal itu membuatnya bertanya pada Jack "kakak benda apa yang ada di atas meja itu?" sambil menunjuk kearah Bola Kristal. "Itu adalah Kristal Spirit" jawab Tom sambil kembali memegang kepala Xender. "Kristal Spirit itu akan menunjukan seberapa kuat Cakra dan Akan Menunjukan Element setiap orang yang menyentuhnya secara akurat" Jack lanjut menjelaskan.

Setelah Jack selesai menjawab satu persatu nama anak yang mendaftar di Akademi Desa dipanggil maju. Xender yang awalnya masih ingin bertanya, akhirnya langsung memfokuskan pandangannya kedepan untuk melihat apa yang akan dilakukan di atas panggung.

Setelah anak itu berada di atas panggung. Terlihat ada pria seumuran 40 tahun yang menyeruh anak itu meletakkan tangannya di atas Kristal Spirit. Sesaat setelah anak itu meletakkan tangannya, muncul gumpalan asap berwarna Merah di dalam Kristal Spirit. Gumpalan itu perlahan menyusut membentuk sepuluh titik cahaya merah yang berputar. Setelah itu sepuluh titik itu bergabung membentuk segumpalan cahaya merah yang terang. Pria itu langsung berkata Elemen Api dengan Sepuluh titik Cakra Kelas Biasa.

"Selanjutnya .... "

Xender yang penasaran langsung menanyakan tentang apa yang dia lihat pada Jack "Kakak itu apa? dan sepuluh titik Cakra?". Jack yang tersenyum melihat Xender lalu menjelaskan, "Cakra itu adalah sebutan tenaga dalam bagi seorang Spirit Saga. Semakin besar dan Kuat Cakra seorang Spirit Saga Maka semakin hebat dan tidak tertandingilah dia. Sedangkan cahaya yang berwarna merah itu menunjukan Elementnya.

Element di bagi menjadi 7:

- Api

- Air

- Angin

- Tanah

- Petir

- Cahaya

- Kegelapan

Warna dari setiap Elemen juga berbeda:

- Api = Merah

- Air = Biru

- Angin = Hijau

- Tanah = Coklat

- Petir = Kuning

- Cahaya = Putih

- Kegelapan = Hitam

Sedangkan tentang titik Cakra itu bagaimana cara seorang Spirit Saga mengontrol semua cakra yang dia miliki. Gumpalan asap berwarna merah adalah jumlah Cakra yang dia punya. Kalaupun dia punya banyak gumpalan Asap berwarna merah kalau dia tidak bisa mengubahnya menjadi titik-titik cahaya seperti tadi. Maka pasti masih akan ada asap merah pada Kristal Spirit. Itu menandakan dia punya Cakra yang besar tapi tidak bisa mengontrolnya."

Setelah setengah jam menunggu akhirnya tibalah giliran Xender untuk maju. Xender maju dengan antusias. Sesampainya di atas panggung pria itu menyuruhnya meletakkan tangannya di atas Kristal Spirit. Xender dengan perlahan meletakkannya. Asap berwarna-warni muncul dengan di dominasi asap hitam dan putih. Semua orang terkejut melihat hal itu karena sejak tadi belum ada satu orangpun yang Cakranya berwarna-warni.

Xender sendiripun terkejut dengan apa yang dilihatnya. Namun hal anehpun muncul, tidak ada satupun titik cahaya dari asap berwarna-warni tersebut. Setelah beberapa detik menunggu tidak ada yang terjadi. Pria itupun dengan sedikit kecewa berkata "Element tidak beragam titik Cakra nol Kelas Biasa."

Xender turun dari panggung dengan menunjukkan ekspresi kecewa. Jack dan Tom yang melihatnya seperti itu menjadi prihatin. Mereka juga tidak menyangka justru membuat Xender malah kecewa. Apalagi ini adalah hal yang paling ditunggu oleh Xender sejak lama. Sesampainya Xender ke kursinya Tom langsung memegang pundaknya dan berkata "Tenang saja monster kecil, setidaknya kamu diterima jadi murid di Akademi ini kan.... ". Xender yang mendengar perkataan Tom membuat rasa kecewanya sedikit berkurang. "Betul kami akan membantumu sebisa kami" kata Jack yang berusaha menghibur Xender.

Xender yang awalnya kecewa berubah menjadi bersemangat. Dia yakin Jack dan Tom pasti akan membantunya. Ditambah lagi Jack dan Tom adalah murid utama Kepala Desa dan sekaligus adalah orang terkuat di desa. Sebersit harapan muncul di mata Xender untuk bisa menjadi kuat seperti yang di harapkan kakek Arthur.

Setelah beberapa jam mereka di kumpulkan sesuai penempatan kelasnya. Xender berada pada Kelas Biasa yang terdiri dari 30 murid. Mereka juga langsung bertemu dengan guru yang akan mengajarinya dan menunjukkan ruangan kelas dimana mereka akan belajar. Segala sesuatu berkaitan dengan Program Akademi telah disampaikan. Dan akhirnya gurunya memberi tahu mereka bahwa minggu depan adalah hari dimana semuanya akan memulai belajar.

Mereka bertiga akhirnya pulang, tapi Xender masih terlihat kebingungan. Dia masih memikirkan cara bagaimana dia akan mengontrol Cakranya. Xender sama sekali belum pernah membaca buku tentang Cakra.

Sesampainya di gubuk kecil Xender, mereka bertiga duduk terdiam memikirkan apa yang harus mereka lakukan pada kondisi Xender.

Tiba-tiba Jack barkata "apakah kita sebaiknya melatih kemampuan fisik Xender dahulu sebelum menemukan informasi yang jelas tentang kondisinya". Jack yang awalnya ragu akhir memilih untuk melatih Kemampuan Fisik Xender dengan beladiri. Tom mengangguk tanda sependapat dengan Jack.

Jack yang menatap Xender berkata "Istirahatlah karena besok kita akan memulai latihan pagi hari". Xender menuruti perkataan Jack dan langsung beristirahat.

Keesokan harinya Jack yang sudah lebih dulu bangun, mempersiapkan semua keperluan latihan. Setelah semuanya sudah siap Jack langsung membangunkan Xender untuk memulai latihan. Tidak butuh waktu yang lama Xender sudah siap mengikuti latihan yang Jack akan berikan.

Jack menyuruhnya memakai dua pasang pemberat dengan berat 25 kg setiap pemberat pada kaki dan tangan Xender. Bukan hanya itu Jack juga menyuruhnya memikul keranjang yang telah dia isi tumpukan batu besar dengan berat 100 kg. Dan menyuruhnya berlari mendaki dan menuruni bukit di belakang desa sampai matahari terbenam tanpa berhenti.

Xender yang mendengar itu langsung bergegas berlari mendaki bukit di belakang desa itu.

Beberapa jam kemudian Xender telah tiga kali mendaki dan menuruni bukit. Dengan beban seperti itu anak seusianya bahkan belum tentu bisa berlari satu kali mendaki dan menuruni bukit. Bahkan hanya dengan mendaki saja sudah banyak menghabiskan tenaga. Hal ini membuat Jack dan Tom terkejut melihat Xender masih berlari mendaki Bukit.

Saat matahari terbenam Xender sudah lima kali mendaki dan menuruni bukit. Xender yang penuh keringat langsung terduduk di hadapan Jack dengan terengah-engah. "Lepaskan keranjang batu itu, tapi jangan lepas pemberat pada kaki dan tanganmu. Setelah beberapa menit kita akan melanjutkan latihan" Jack berkata dengan tenang.

Xender yang masih kelelahan melepaskan keranjang batu di punggungnya. Setelah melepaskan keranjang itu badannya seakan terlepas dari himpitan kuat yang selalu menekan tubuhnya. Xender lansung berbaring di sebelah keranjang batu yang dia bawa sebelumnya sambil mengumpulkan kembali tenaga semampunya.

Belum lama beristirahat Jack memanggil Tom dan menyuruh Xender berdiri untuk melanjutkan latihan.

"Latihan Kedua, Pertarungan" kata Jack sambil melihat Xender yang baru saja berdiri. Xender yang terkejut dengan perkataan Jack berpikir apakah ini tidak berlebihan? Xender sudah menguras semua tenaganya untuk mendaki dan menuruni bukit, belum lagi dia hanya di beri sedikit waktu untuk beristirahat dan sekarang dia harus bertarung dengan Tom.

Tom yang tersenyum dari jauh dengan tatapan tajamnya ke arah Xender seakan sudah sangat siap. Xender yang masih kelelahan hanya bisa bersiap.

"Monster kecil, kamu sudah siap?" kata Tom yang sudah siap menyerang. Xender berubah serius dan menatap Tom dengan tajam. "Aku Siap" Jawab Xender yang sudah memasang kuda-kuda.