webnovel

GADIS MISTERIUS

"Lilia, bangun!" teriak seorang lelaki dari luar kamar. "Lilia, bangun! Waktunya sekolah dan sarapan!"

Karena teriakannya tidak disambut baik, maka lelaki itu memutuskan untuk masuk ke dalam kamar tanpa permisi karena pintunya tidak dikunci.

"Lilia bangun--"

Kedua mata lelaki itu membulat sempurna setelah melihat penampakan koleksi CD blue film berserakan di atas kasur kakaknya.

"Hei, Matteo. Aku sudah bangun dari tadi tahu--" Lilia keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk lalu mematung di tempatnya, ketika mendapati adik laki-lakinya terdiam memandang koleksi-koleksinya yang lupa belum dibereskan.

"Matteo, jangan lapor ke mommy--"

"Mommy, Lilia melihat blue film lagiiii!!!"

Matteo menyebalkan!!

****

"Lilia? Sepertinya aku tidak merasa asing dengan namanya. Dia dari kelas berapa?" tanya Andrew pada Lucas.

"Dua belas B."

Mata Andrew seketika membulat. "Apakah dia gadis misterius itu?"

Lucas mengangguk. "Iya, dia si gadis misterius yang sering Jeff ceritakan."

Flashback on.

"Jamkos adalah salah satu hal yang paling menyenangkan di dunia ini. Iyakan, Lucas?"

Lucas hanya mengangguk menanggapi ocehan Andrew, karena ia sibuk membaca komik favoritnya. Akhir-akhir ini kelasnya selalu mendapatkan jam kosong karena beberapa guru sibuk mempersiapkan soal untuk ujian akhir sekolah. Ya, sebentar lagi sekolah akan mengadakan ujian akhir untuk kelas dua belas. Sama seperti siswa lainnya, Lucas juga senang ada jamkos di kelasnya. Walaupun ia gemar membaca, namun Lucas bukanlah termasuk murid pandai di kelasnya, karena ia hanya gemar membaca komik dibanding buku pelajaran. Jadi saat jamkos diumumkan oleh ketua kelas, Lucas akan langsung duduk manis di kursinya dan mengeluarkan koleksi komiknya dari dalam tasnya.

"Kantin, yuk!" ajak Andrew.

Lucas melihat jam di arlojinya, ternyata sudah waktunya untuk istirahat. Ia pun mengiyakan ajakan Andrew, karena ia juga sudah merasa lapar.

"Ayo!"

Kedua lelaki yang sering dibilang mirip itu berjalan beriringan menuju kantin. Selain Jeff, Andrew dan Lucas termasuk ke dalam salah satu the most wanted boys di sekolah mereka. Meski pengagum mereka tidak semembludak pengagum Jeff, tapi ada beberapa dari mereka yang kadang membuat kedua lelaki itu terganggu.

"Jeff kemana?" tanya Elle yang tiba-tiba menghadang jalan Lucas dan juga Andrew.

"Heh, nenek lampir! Minggir!" semprot Ande kesal.

"Nenek lampir?!"

"Kau tahu kenapa Jeff selalu menghilang saat istirahat? Karena dia menemui gadis misteri--"

Lucas membungkam mulut Andrew, lelaki itu menarik kedua sudut bibir ke atas menatap Elle.

"Maaf Elle, aku juga tidak melihat Jeff dari tadi. Hmm, aku dan Andrew pergi duluan ya? Sampai bertemu lagi," pamit Lucas menarik Andrew pergi.

"Lucas kau mau kemana? Jangan tinggalkan aku sendirian!"

Jika biasanya Lucas akan menjadi cadangan Jeff jika Elle sendirian, tapi kali ini ia hanya ingin mengamankan Andrew lebih dulu dari Elle, karena ia tidak mau lelaki itu berbicara macam-macam seperti barusan.

"Apa-apaan kau!" protes Andrew kesal setelah Lucas melepaskan bungkaman di mulutnya.

"Kau yang apa-apaan! Kau mau dibunuh Jeff karena membocorkan rahasianya?!"

Andrew tersadar akan maksud Lucas, ia pun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal karena merasa bersalah.

"Maaf, habis aku kesal dengan nenek lampir--"

"Andrew, bisakah kau tidak bersikap kasar pada Elle? Dia teman kita juga."

"Cih, teman? Dia mendekati kita hanya karena menyukai Jeff saja! Dan kau juga, berhentilah untuk menyukainya! Apa kau bisa?!"

Lucas diam, ia sudah menyukai Elle dari dulu. Tentu saja untuk berhenti menyukainya sangatlah susah. Lelaki itu menghela nafas, ketika pandangannya menelisik ke arah lain, ia mendapati seorang gadis nampak terburu-buru menaiki tangga menuju atap gedung.

"Oh? Gadis itu--"

Andrew menengok ke arah dimana Lucas memandang dan ia juga nampak tercengang.

"Gadis misterius itu ke atap lagi?" ujarnya.

"Sudah berapa kali kubilang kalau namanya Lilia."

"Bukankah nama Lilia juga terdengar misterius?"

Andrew benar, tapi berhubung ia sudah tahu nama gadis yang hobi sekali naik ke atap gedung itu, makanya ia bermaksud baik mengingatkan Andrew jika si gadis misterius itu punya nama. Lilia dari kelas dua belas B.

"Kalau gadis itu baru saja naik ke atap gedung, lalu Jeff dimana? Biasanya dia selalu mengikuti Lilia diam-diam dari belakang."

"Mungkinkah Jeff ada keperluan lain? Tapi rasanya mustahil karena Jeff selalu mengikutinya dari kelas sepuluh."

Ya, entah apa yang dilakukan Lilia di atap gedung dari kelas sepuluh, karena Jeff tidak pernah mengijinkan Andrew maupun Lucas mengetahuinya. Setiap mereka menawarkan diri untuk ikut, Jeff selalu menahannya keras seakan-akan lelaki itu adalah bodyguard Lilia.

"Hush, Lucas! Jika Jeff tidak mengikutinya hari ini, jadi ini kesempatan kita untuk tahu apa yang dilakukan gadis itu diatap sana," ucap Andrew.

"Jangan coba-coba, jika ketahuan Jeff kau pikir kau akan selamat?!"

"Hei, santai saja bung. Lagian Jeff tidak ada, kan? Memangnya kau tidak penasaran apa yang dilakukan gadis itu selama ini, ditambah lagi dengan sikap aneh Jeff yang seakan-akan melarang kita untuk mengetahuinya."

Bohong jika Lucas tidak penasaran, karena jujur saja hal itu juga mengganggunya.

"Hanya sebentar saja, kan?"

Andrew mengangguk dan mereka berdua pun mengikuti Lilia naik ke atap gedung.

"Mana gadis itu?" Andrew mengedarkan pandangannya setelah sampai ke atap gedung mencari keberadaan Lilia, namun nihil. Ketika mereka datang, atap gedung itu terlihat seperti tidak ada orang.

"Apa tadi aku salah lihat? Kau tadi juga melihatnya kan?"

Lucas mengangguk. Entah mengapa perasaannya jadi tidak enak.

"Andrew, bagaimana jika kita turun saja?"

"Apa? Tidak. Sebelum kita tahu apa yang dilakukan gadis itu, aku tidak akan tu--"

"Ugh!! Ahh! Faster, baby!"

Kalimat Andrew terpotong ketika ia mendengar desahan-desahan tidak jelas yang tiba-tiba muncul.

"Lucas, kau mendengar--"

Lagi-lagi kalimat Andrew terpotong ketika Lucas berjalan ke sudut atap gedung menghampiri ke arah dimana suara itu berasal.

"Hei, tunggu aku."

Andrew membuntuti Lucas dari belakang dan ketika mereka tiba ke sudut atap itu, suara semakin terdengar jelas.

"Ahh...ahhh...baby, fast harder!!!"

Lucas dan Andrew sama-sama meneguk ludah susah payah lalu menatap satu sama lain.

"Lucas--"

"Sssst!"

Suara desahan itu berasal dari balik tiang besar di sudut atap gedung yang kini berada di depan mereka. Andrew dan Lucas sama-sama mengangguk, mereka memutuskan untuk mengintip. Mereka bukan anak kecil lagi karena Lucas maupun Andrew sudah sama-sama berumur di atas 18 tahun. Jelas sekali kalau desahan itu berasal dari video yang pernah Lucas tonton dengan iseng.

Lelaki itu mengisyaratkan pada Andrew untuk mengintip pelan-pelan tanpa ketahuan. Dan ketika mereka mulai melakukan pergerakan, Lucas terdiam ketika melihat kaki sesosok gadis yang nampak dengan seonggok celana dalam bewarna pink di kaki kirinya. Lucas berniat akan menarik Andrew mundur, namun tarikan kuat dikerah seragamnya membuatnya terdorong ke belakang lalu bersembunyi dibalik tiang yang lain.

Lucas dan Andrew hampir saja berteriak kalau saja Jeff tidak membungkam mulut mereka bersamaan. Lelaki itu sekarang terlihat menatapnya nyalang.

"Aku belum melihat apapun," elak Andrew karena tadi baru Lucas yang berhasil mengintip karena disaat gilirannya tiba-tiba kerahnya sudah ditarik Jeff.

"A--aku juga belum melihatnya," bohong Lucas.

Jeff menghembuskan nafasnya kasar. "Jika tidak ingat kalian sahabatku, aku pasti sudah menjatuhkan kalian dari atap gedung ini!"

"Eyy, jangan berkata seperti itu. Tadi kita hanya iseng. Iyakan, Lucas?"

Lucas mengangguk. "Kita tidak akan mengulanginya lagi."

"Pergi dari sini!"

Lucas dan Andrew saling menatap, lalu mereka memutuskan pergi. Tanpa sepengetahuan Andrew, Lucas kini mengerti mengapa Jeff selalu melarang mereka untuk tahu apa yang dilakukan Lilia di atap gedung selama ini. Namun yang membuat Lucas bingung hingga saat ini, mengapa Jeff seakan membiarkan gadis itu bermastrubasi padahal selama ini dia mengawasinya? Siapa Lilia bagi seorang Jeff?

Flashback end.

Ketika tahu Lilia adalah pacar Jeff ketika di restoran semalam. Sebisa mungkin Lucas untuk tidak terkejut, bahkan dari awal ketika Jeff datang bersama gadis itupun ia berusaha bersikap biasa saja. Jika tahu dari awal Jeff mengincar Lilia, seharusnya dari awal juga ia menjadikan Elle sebagai kekasihnya. Sesalnya dalam hati.

Namun, ketika ia dan Sinbi saling berkenalan semalam. Ia jadi teringat terakhir kali ia memergoki gadis itu bermastrubasi di atap gedung juga, karena diam-diam ketika Jeff izin tidak masuk sekolah, ia datang ke atap seorang diri dan Lilia masih melakukan kebiasaannya.

Tanpa sadar ia tersenyum, selain Elle, Lucas pikir Lilia juga gadis yang menarik. Bukannya Lucas mesum, tapi karena menurutnya Lilia tipikal gadis yang unik di matanya.