webnovel

SAVING DAMSEL IN DISTRESS

Dalam upaya mengenyahkan pikirannya yang melantur, Katrina melirik jam di pergelangan tangannya. Sekarang sudah jam setengah tujuh, Katrina harus pergi sekarang ke The Grand Wyatt kalau ingin menyaksikan apa yang disiapkan Lola.

"Dokter Jeff, aku harus pergi. Tolong katakan pada Rex aku pergi duluan."

Memesan kendaraan online, Katrina sudah menunggu di pintu lobi dan ketika mobil dengan plat nomor sama sampai Katrina segera duduk di kursi co-pilot.

"Sesuai titik, Mbak?"

"Iya, Ma- Dokter Jeff?"

"Kali ini Mas Supir GoCar."

Katrina menyelesaikan pemakaian seat belt dan membisu sambil menutup mata. Out of sight, out of mind, pret. Aroma daun pinus dari badan Jeff memenuhi ruang sempit itu dan terus mengusik indera penciuman Katrina. Sejak kapan Katrina begitu lemah pada pria? Apa karena dia tak pernah dekat lawan jenis manapun? Kenapa hormonnya harus bertingkah di saat begini?

"Kat, kita sudah sampai."

Katrina segera melepas seat belt, "Makasih ya, udah dibayar lewat GoPay ya."

"Oke."

The Grand Wyatt tentu saja semewah nama dan reputasinya, salah satu dari chain hotel dengan reputasi terbaik secara global ini tak pernah ragu-ragu dalam urusan dekorasi ataupun furniture. Katrina tahu keluarga Duke Wyatt selalu memajang lukisan berharga yang dimiliki keluarganya di setiap cabang hotel mereka. Lukisan penari Bali yang tergantung di lobi menyambut setiap tamu yang datang, di lounge lobi setiap furniture yang ada memiliki gaya dan tema yang berbeda namun hanya terdiri dari sepasang saja. Katrina tak tahu siapa interior designer-nya tapi Katrina yakin mereka tak akan akur, Katrina tak suka dengan hal tak seragam begini.

"Selamat sore, ada yang dapat kami bantu?"

Katrina membalas senyum sang receptionist dan memberikan KTP dan kartu kredit atas nama Lena. "Tolong berikan kamar di lantai 6 ya, aku tak mau terlalu tinggi."

"Baik."

Katrina memantau situasi lobi sementara sang resepsionis mengurus administrasi.

Menilai bagaimana Lola langsung memberikan alamat tanpa nama orang ini pasti cukup menarik perhatian, selain itu dia juga berani membahas Hell Raiser dan bertukar informasi ini. Setelah pulang dari Silver, Katrina iseng mencari tahu tentang Lola dan mendapati fakta kalau selain menjadi mantan artis dan pemilik klub sukses dia juga menjadi broker senjata ilegal di pasar gelap.

Seseorang dengan pekerjaan seperti itu tentu saja memiliki koneksi yang tepat di berbagai tempat, tetapi Lola mendatanginya dan minta dikenalkan pada eksistensi legenda seperti Hellraiser. Usaha Katrina kali ini masih baru dan dia juga hanya sekali mengungkap bahwa dia memiliki Hellraiser sebagai backer, orang yang percaya lebih sedikit daripada mereka yang skeptis apalagi dunia bawah tanah itu sama saja dengan hutan belantara, siapa yang kuat maka dia yang berkuasa. Lola pasti sudah putus asa untuk mendatanginya dan meminta bantuan.

Penjualan senjata ilegal tentu saja bisnis besar, tak seperti obat-obatan terlarang yang memerlukan raw material dan bisa dibuat kembali ketika kehabisan stok, senjata yang dijual biasanya sudah jadi dan hanya perlu waktu untuk dikirimkan ke tempat tujuan. Untuk mendatanginya karena rumor yang hanya sekali diucapkan, berarti Lola sudah kehabisan stok senjata dan dia memerlukannya dalam waktu dekat. Melihat dari sisi ini, jika informasi Lola sungguh berguna maka Katrina harus mencari tahu pemasok senjata baru bagi Lola. Di dunia luar Rex dikenal sebagai sejarawan dan kolektor barang antik, padahal dia sebenarnya penjarah makam dan pemasok senjata ilegal. Lukisan penari tari pendet di lobi hotel adalah salah satu hasil jarahan leluhur keluarga Rex, tentu saja fakta itu tak banyak diketahui orang. Yang dunia luar ketahui adalah ini merupakan hadiah pertunangan salah satu keluarga Jovan yang dinikahi bangsawan feudal kuno. Sebuah omong kosong namun menjadikan lukisan tua itu dihargai satu milyar dolar oleh Duke Wyatt. Orang-orang yang sudah memiliki uang dan kekuasaan memang cenderung berpaling pada seni dan menghamburkan uang tanpa pikir panjang.

Bicara soal Rex, Katrina dan pria itu memang bekerja sama dibawah naungan pernikahan tetapi selain meminjam modal untuk usaha RECHANGE di awal dia tak pernah meminta bantuan apapun lagi pada Rex. Setiap uang yang dia gunakan untuk membuka lahan ganja baru di Papua juga didapatkan dari seluruh keuntungan RECHANGE setelah dua tahun berbisnis dan membayar semua modal yang dulu diberikan Rex. Usaha ilegal mereka berdua berbeda dan dia tak pernah bersinggungan dengan bisnis Rex, jika dia meminta bantuan Rex kali ini maka dia juga harus memberikan keuntungan untuk Rex. Katrina tak bisa memberikan jalur pengangkutan lain, jika Rex memonopoli semua jalur transportasi Katrina maka Rex akan tahu kalau selama ini Katrina juga melakukan bisnis yang dirahasiakan dari Rex. Hal-hal yang menguntungkan di dunia ini memang sering penuh bahaya.

Keluar dari lift, Katrina mendapati kamarnya berada di seberang lorong tempat yang Lola tunjukkan. Belum ada pergerakan disana dan Katrina memilih mandi dan berganti dengan bathrobe. Menghitung waktu, Katrina memesan room service. Sepuluh menit kemudian dia keluar menuju lorong dan menunggu sampai kereta makanan room service sampai. Berbincang dengan sang petugas lalu memberikan uang tip.

Ternyata dugaan Katrina salah, ini bukan usaha menangkap basah pezina tapi operasi tangkap tangan pemakai narkoba. Katrina sungguh berterima kasih pada ilmu yang diajarkan Bang Zeus, dalam sekali lihat dia tahu pria yang keluar dari lift tak lama setelah lift petugas room service turun adalah seorang pengedar.

Katrina diam di kamarnya selama tiga menit dan keluar menuju kamar 608.

"Room service."

Pintu dibuka dan Katrina menerjang masuk sambil memojokkan pria yang hanya mengenakan handuk saja. "Jangan teriak kalau kamu gak mau disergap BNN."

Pria itu bungkam. Katrina mengenalinya. Calum adalah aktor blasteran Indonesia Prancis yang tengah naik daun berkat berbagai web seri di sebuah platform webtv, Katrina bahkan sengaja berlangganan selama 1 tahun karena perannya sebagai detektif sangat karismatik. Dalam dramanya, karakter Calum adalah polisi pembenci penjahat narkotika, dia terlalu ganas dan sering kehilangan akal sehat setiap kali berurusan dengan para pengedar atau pemakai narkoba. Lelucon juga mendapati Actor of the Year tahun lalu yang juga dianugerahi Duta Kehormatan oleh BNN ternyata adalah pemakai.

"Pakai bajumu dan ikuti aku."

Katrina mengambil paket kecil sabu-sabu yang belum terbuka di atas meja dan segera menuju lorong kamarnya, "Diam disini sampai aku kembali. Aku akan mengirim seseorang kemari. Hanya buka pintunya jika dia bilang dia membawa makanan."

Dengan tenang Katrina membawa kedua paket kecil itu di saku dan berjalan menuju lift, siapa sangka dia berhadapan dengan lima muda mudi yang keluar menuju lorong seberangnya. Katrina cukup berpengalaman untuk tahu mereka adalah polisi yang menyamar. Kadang ada polisi yang memang terlihat seperti stereotype-nya. Berbadan kekar, berwajah sangar dan tidak tersenyum, tetapi kepolisian selalu berinovasi. Mereka tak terlihat seperti stereotype dan itulah alasan penyergapan ini sudah setengah berhasil; karena tidak membuat orang curiga. Sayangnya mereka melewatkan satu variabel penting yaitu orang yang melihat samaran mereka - Katrina.

Kalau begini artinya tim penyergap sudah dekat, Katrina menekan top floor dan berharap ada tempat tanpa CCTV dimana dia bisa membakar sabu-sabu di tangannya. Rooftop garden The Grand Wyatt terkenal bagus karena instagramable, dia bisa saja membuang sabu-sabu ke salah satu dari pengunjung tetapi kepolisian bisa saja memeriksa sidik jari di bungkusnya dan menemukan sidik jari dirinya dan Calum. Ini bukan solusi yang tepat.

Toilet adalah tempat terbaik.

Mempercepat langkahnya menuju kamar mandi di pojok, Katrina hampir terpeleset jika seseorang tak menahan tangannya.

"Thank you."

"No problem."

Katrina tak mengerti kenapa dia terus saja bertemu Jeff, tapi dia tak punya waktu untuk mencari alasannya dan menarik Jeff agar badannya terhalangi dari para polisi yang menyamar. Sepertinya mereka sudah mengecek kamar Calum dan tak mendapati orang disana. Sampai pihak kepolisian melihat rekaman CCTV mereka akan lebih dulu memeriksa orang-orang yang tak jauh dari kamar itu seperti Katrina. Hal ini adalah langkah logis, karena kalau mereka sudah tahu Katrina membawa Calum ke kamarnya sementara dia pergi maka pihak kepolisian tidak akan bersikap setenang itu.