webnovel

Pertemuan Pertama

Dinginnya malam ini, salju yang terus turun dan turun menutupi atap kamarku, kamar tempatku berteduh kamar atap yg kusewa dengan harga 500.000 per bulan , aku benci musim dingin seperti ini karena musim dingin membuatku harus membayar tagihan listrik semakin besar karena aku harus menggunakan penghangat ruangan, kenapa harus ada musim dingin di negara ini (sesalku dalam hati) , aku adalah dara , aku kuliah disalah satu perguruan tinggi di seoul yaitu university of seoul , tidak mudah bagiku masuk ke salah satu universitas terbaik di negara ini , dengan aku yang hanya mengandalkan uang warisan dari kedua orang tuaku yang meninggal akibat kecelakaan tentu tidak cukup aku harus bekerja keras untuk mendapatkan uang agar aku bisa bertahan hidup. Pagi hari ku mulai dengan mengantarkan susu , kemudian menjadi pekerja part time di coffee shop dekat kampusku sampai sore hari dan kemudian menjadi pelayan restoran di sebuah restoran barbeque, sudah satu tahun aku hidup dengan rutinitas seperti ini , lelah ? tentu saja aku lelah namun ayahku selalu mengajarkan hidup harus bersyukur,, malam ini aku bekerja di restoran seperti biasa mencuci panggangan, mengisi air minum, mengantarkan makanan , ketika tidak sengaja kulihat diluar jendela kulihat seseorang dengan memakai syal coklat dan jaket hitam melihat ke dalam restoran, ah kupikir dia pasti tidak punya uang untuk makan disini ? seolah ku tak peduli perlahan pun ku abaikan pria diluar jendela itu , namun sampai restoran tutup pria tersebut masih memandangi ke dalam restoran lalu aku memberanikan diri untuk bertanya ? siapa kamu ? kenapa kamu selalu melihat ke dalam dari tadi? namun dia hanya tertegun , diam seribu bahasa dan kemudian dia pun pergi meninggalkanku dengan pertanyaan yang tak terjawab ? ah,, aku pikir ini orang bingung mungkin,, lalu aku pun pulang namun pikiran ku terus memikirkan pria tadi ? bermacam - macam pertanyaan muncul dikepalaku? dia siapa? mau apa? kenapa dia seperti itu? uuuuhhhh , untuk apa aku memikirkan hal tidak penting tersebut (ucapku dalam hati) memikirkan hidupku saja sudah sulit (sambil menarin selimut) dan aku pun bergegas tidur