webnovel

Menemukanmu

"Ah, aku bisa telat nih, " ucap Marisa sambil berjalan cepat menyusuri jalanan kota.

Marisa tidak bisa menggunakan kendaraan umum karena sekarang dia sedang tidak punya uang. Hanya ada sedikit sisa di ATM untuk biaya hidupnya selama satu bulan ke depan.

Untungnya jarak tempat Marisa bekerja dengan rumahnya tidak terlalu jauh, jadi dia tidak terlalu lelah untuk berjalan kesana.

Hari ini sudah saatnya Marisa masuk bekerja,, karena sudah cuti lima hari. Marisa harus menghadapi mental karena disana nanti pasti teman-temannya akan memberondonginya dengan pertanyaan seputar Daren.

Daren bekerja di tempat yang sama dengan Marisa yaitu di sebuah Restoran mewah di kawasan Jakarta.

Marisa sendiri bekerja sebagai waiters disana sedangkan Daren adalah seorang asisten koki.

Marisa tidak tahu apakah Daren sudah kembali ke Indonesia atau masih bersama kekasihnya di Korea.

Apa dia tetap akan bekerja di sini atau mengundurkan diri. Mengingat dia sudah mengambil semua uang Marisa, kalau sampai dia muncul lagi di hadapannya sudah pasti lelaki itu benar-benar tidak tahu malu.

Restoran tempatnya bekerja tinggal beberapa meter lagi, Marisa menyempatkan diri masuk ke dalam minimarket untuk membeli minuman kopi.

Akhir-akhir ini setiap malam ia susah tidur sehingga paginya dia menjadi sangat mengantuk.

Marisa berdiri di antara lemari pendingin sambil memilih dua kaleng kopi yang dia inginkan.

Saat tiba-tiba seorang lelaki lewat dibelakangnya, aroma parfumnya membuat Marisa ingat akan seseorang. Aroma parfum ini familiar baginya.

Saat Marisa memutar tubuhnya dan berjalan menyusulnya karena penasaran, Marisa lihat punggung lelaki itu sudah menghilang di balik pintu keluar dan masuk ke dalam sebuah mobil.

***

"Saya sudah membeli beberapa sample produk makanan perusahaan kita tahun lalu, coba nanti kamu beritahu bagian design kemasan, kalau kita akan mengadakan rapat untuk mengganti kemasan baru," ucap Daniel pada Selly sekretaris nya yang duduk di bagian depan mobil.

Daniel memberikan beberapa produk cemilan dari perusahaannya pada Selly setelah keluar dari minimarket beberapa saat yang lalu.

"Seharusnya Pak Daniel gak perlu repot-repot membeli produk ini sendiri, Bapak bisa menyuruh saya tadi, " kata Selly menoleh pada Daniel yang duduk di belakang.

"Gak apa-apa Sell, saya juga sekalian membeli ini tadi, " ucap Daniel sambil menunjukkan kantong berisi deodorant pria pada Selly.

"Memangnya kamu mau beliin, kalau saya suruh beli ini?" tanya Daniel.

"Kalau permintaan Pak Daniel, saya gak mungkin bisa menolak, " jawab Selly sambil tersenyum.

"Selly… Selly… Jangan karena saya atasan kamu, kamu mau melakukan semua perintah saya. Cukup lakukan hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan aja, " terang Daniel pada Selly.

Ia tersenyum dan menampilkan gigi putihnya membuat dirinya semakin tampan.

"Gak apa-apa Pak, saya memang mau kok melakukan semua perintah Pak Daniel, " kata Selly yang tidak mau kalah beradu argumen dengan Daniel.

"Kalau saya suruh kamu nemenin saya makan malem, emang kamu mau?" Kalimat itu terucap begitu entengnya dari mulut Daniel.

Mungkin bagi Daniel kalimat yang dia ucapkan hanya sekedar bercanda saja, tapi tidak untuk Selly.

Dia terlihat tersipu malu mendengar pertanyaan atasan nya.

Apalagi saat driver mobil mereka berdehem untuk meledek keduanya.

"Pak Daniel ganteng, Bu Selly cantik, wah cocok sekali lho Pak,, Bu.. " kata sang driver sambil melirik Daniel dari kaca spion dan Selly yang duduk di bangku sebelahnya.

"Ah bapak, bisa aja, " ucap Selly yang terlihat begitu senang mendengar ucapan driver tersebut.

Sedangkan Daniel hanya tersenyum dan melihat kearah luar kaca mobilnya.

***

Marisa menutup loker nya dengan kencang dan membuang nafas kasar setelah mendengar kabar bahwa Daren ternyata sudah menyerahkan surat pengunduran diri sebelum dirinya tiba di restoran tadi.

"Kamu putus sama Daren, Sa?" Tanya Citra teman dekat Marisa sesama waiters di sana.

"Iya, " jawab Marisa dengan cuek.

Dia mematutkan diri di depan cermin sebelum keluar dari loker diikuti Citra dari belakang yang ingin tahu cerita selengkapnya dari sahabatnya itu

"Kenapa? Aku kira kalian bersenang-senang di sana?" tanya Citra lebih lanjut setelah berhasil mensejajarkan kakinya di samping Marisa.

"Dia balikan sama mantannya, " jawab Marisa tanpa melihat Citra.

Sedangkan Citra langsung membeku di tempat mendengar cerita dari Marisa.

Kedua tangannya refleks ia taruh di depan mulut untuk menutupi keterkejutannya.

***

Marisa menyelesaikan shift paginya. Setelah ini dia berniat menuju kontrakan Daren untuk mengambil kembali uangnya.

Dia tahu Daren sudah kembali ke Indonesia, dan Marisa yakin dia pasti masih ada di kamar kontrakannya.

Marisa bergegas keluar dari restoran di ikuti oleh Citra yang rasanya juga ingin menghajar lelaki itu.

"Eh, eh! Naik taksi aja Sa, aku yang bayar, " ucap Citra pada Marisa yang tadinya mau berjalan menuju kesana.

Karena Marisa tidak mau kehilangan jejak Daren maka ia menerima tawaran dari Citra.

"Ayo kita beri dia pelajaran! " kata Citra berapi-api.

Setelah beberapa menit, mereka sudah sampai di depan kontrakan Daren. Kontrakan dengan cat berwarna putih itu terlihat sepi. Marisa mencoba mengetuk pintu, berharap sang penghuninya keluar dengan sukarela.

"Daren keluar sekarang juga, aku tahu kamu ada di dalem, " kata Marisa mencoba menahan emosinya.

Namun setelah beberapa lama pintu diketuk, Daren tidak juga muncul dari balik pintu.

Salah satu tetangga mendekati Kiara dan Citra.

"Nyari Daren ya? " tanya seorang lelaki muda berkaos putih.

"Iya, dia masih tinggal di sini kan?" tanya Marisa.

"Kayaknya dia udah pindah, soalnya tadi pagi saya lihat dia nyerahin kunci ke Ibu kontrakan, " jawab lelaki itu.

Kiara mengepalkan kedua tangannya. Dia sudah geram dengan sikap Daren yang berusaha kabur darinya.

"Kalau mas lihat Daren tolong sampaiin sama dia buat balikin semua uang saya atau kalau gak saya akan laporkan dia ke polisi!" kata Marisa pada lelaki itu membuatnya sedikit takut pada Marisa.

"I—iya mbak," jawab lelaki itu pada Marisa dengan terbata.

Setelah itu mereka pergi dari sana, Marisa masih tampak emosi saat berada di dalam mobil taksi.

"Lihat aja nanti kamu Daren, selama kita masih satu kota, ah bukan! Selama kita masih menghirup udara yang sama, aku bakalan cari kemanapun kamu bersembunyi sampai kamu balikin semua uangku!" ucap Marisa emosi.

Citra hanya bisa menepuk-nepuk pundak Marisa dan manggut-manggut mendengar perkataan Marisa.

Dia memaklumi dendam Marisa, karena sebenarnya ia juga geram pada lelaki itu.

***

Sementara itu Daniel terlihat termenung di dalam ruangannya. Tidak lama dia memanggil Selly untuk masuk ke dalam ruangan.

"Ada apa pak?" tanya Selly setelah ia masuk dan berdiri di depan meja Daniel.

"Tolong kamu cari info tentang seorang wanita bernama Marisa Hisyam, waktu itu dia satu penerbangan bersama saya saat pulang dari Korea. Kamu cari tau di mana rumah atau tempat kerjanya, " perintah Daniel pada Selly.

"Apa ini ada kaitannya dengan perusahaan Pak?" tanya Selly mulai penasaran.

Daniel melirik Selly, dan menggelengkan kepalanya.

"Gak ada," jawab Daniel.

"Lantas?" Selly bertanya lebih lanjut berharap atasannya itu menjawab rasa penasarannya.

Daniel hanya menatap Selly tanpa menjawab pertanyaannya. Dari situ Selly tahu batasanya untuk tidak bertanya lebih lanjut. Ia lebih memilih untuk menuruti apa kata atasannya.

"Baik," kata Selly lalu menundukkan kepalanya sebelum dia keluar dari ruangan. Dalam hatinya masih dipenuhi tanda tanya tentang wanita ini.

Daniel akhirnya membuat keputusan untuk mencari wanita yang akhir-akhir ini sangat menggangu pikirannya. Dia masih ingat nama Marisa saat membelikan tiket pesawat untuknya. Daniel berharap ini akan sedikit membuat rasa bersalahnya hilang.