webnovel

White-robed knight

Novel ini menceritakan perjalanan seorang Tio menjadi kesatria berjubah putih yang akan mendirikan sebuah Clan untuk melindungi kerajaannya dari pemberontak dan serangan kerajaan tetangga......

Arif_Sexer ¡ War
Not enough ratings
1 Chs

Prolog

Di sebuah desa kecil terdapat pemuda berbakat yang menguasai teknik pedang legendaris.

Pemuda itu bernama Tio dia ditemukan oleh penduduk desa saat kerajaan Zena diserang oleh kerajaan Flora.

Sejak peperangan antar dua kerajaan itu Tio pun dirawat dan dibesarkan oleh orang tua Sinta dan saat itu pun Tio mengganggap orang tua Sinta adalah orang tuanya karena orang tua Sinta juga sudah mengganggap Tio sebagai anak kandungnya sendiri.

Desa ini bernama desa Lindu, dimana desa ini berada di perbatasan kerjaan Zena dan Flora.

Dan sebagian penduduk desa Lindu adalah mantan kesatria kerajaan Zena yang dulu pernah berperang dengan kerajaan Flora.

Desa ini sekarang melahirkan anak-anak yang berbakat, itu karena mereka mempunyai darah kesatria.

Walaupun desa Lindu itu kecil dan penduduknya tidak terlalu banyak tapi mereka mengajarkan teknik pedang kepada anak desa mereka agar anak desa mereka bisa menjadi kesatria kerajaan seperti mereka dulu.

Mereka dulu pensi menjadi kesatria kerajaan Zena karena kebanyakan dari mereka terluka para karena peperangan antara kedua kerajaan sehingga mereka meminta kepada raja Zena untuk berhenti menjadi kesatria dan memilih tinggal di desa Lindu.

Di desa kecil itu tidak hanya Tio saja yang berbakat dalam bertarung tapi juga tiga temannya juga yaitu Sinta, Edo, dan Dea.

Desa mereka terletak di kerajaan Zena yang lumayan jauh dari ibu kota.

Tio, Sinta, Edo, dan Dea memutuskan untuk pergi ke ibu kota untuk menjadi kesatria kerajaan agar mereka bisa mengirim uang untuk orang tua mereka yang ada di desa.

Mereka ber-empat pun berpamitan kepada orang tuanya dan penduduk desa untuk pergi ke ibu kota.

"Apakah anak-anak kita akan baik-baik saja jika mereka pergi ke ibu kota," Ucap Ibu Sinta.

Yang kuatir dengan mereka ber-empat.

"Ibu gak perlu kuatir mereka ber-empat pasti baik-baik saja karena mereka ber-empat adalah calon kesatria kerajaan Zena dan pelindung desa kita," Ucap seorang ayah Sinta yang percaya kepada anak-anaknya.

Saat mereka ber-empat melakukan perjalanan menuju ke ibu kota, mereka melihat seorang bangsawan sedang di serang oleh penjahat berjubah hitam.

"Sinta,Edo dan Dea lihat ada perampok yang sedang merampok kereta bangsawan itu, apa sebaiknya kita bantu mereka," Tanya Tio kepada tiga saudaranya.

"Menurutku si sebaiknya kita tidak usah ikut campur urusan orang lain, dan bergegas menuju ibu kota," jawab Edo dengan santainya.

"Kalau menurutku sebaiknya kita bantu bangsawan itu karena yang aku lihat mereka kalah pasukan," jawab Dea.

"Aku setujuh dengan Dea secepatnya kita bantu bangsawan itu karena mereka udah kualaan melawan perampok itu," Ucap Sinta.

"Ya udah aku ikut kalian ajah masak iya aku pergi ke ibu kota sendiri," Ucap Edo dengan memasang muka tidak senang.

"berhubung semuanya udah pada setujuh untuk membantu bangsawan itu, yuk kita pergi Bantu mereka," Ucap Tio kepada ketiga saudaranya.

Akhirnya mereka ber-empat pun sepakat membantu bangsawan dari perampok berjubah hitam.

"Siapa kalian, kenapa kalian menyerang kami," Ucap seorang pengawal bangsawan.

"Kalian tidak perlu tau kami siapa yang jelas serahkan harta yang kalian bawah," Ucap seorang perampok berjubah hitam.

Perampok berjubah hitam pun langsung menyerang semua pengawal bangsawan itu sehingga pengawal bangsawan itu kualaan melawan perampok itu, sehingga putri bangsawan yang berada di dalam kerata kuda pun keluar.

"Tuan putri kenapa anda keluar dari kereta," Ucap pengawal bangsawan itu kepada tuan putrinya.

"Tidak apa-apa pengawal aku akan bantu melawan perampok-perampok ini," Ucap Putri Rina.

"Awas tuan putri," Ucap pengawal yang menyelamatkan putri dari tusukan pedang perampok itu sehingga membuat pengawal bangsawan itu tangannya luka.

"Pengawal kamu tidak apa-apa," Ucap putri Rina yang merasa kuatir melihat pengawal pribadinya terluka karenanya.

"Aku tidak apa-apa tuan putri, sebaiknya tuan putri lari dari sini karena kemungkinan kita bakal kalah oleh perampok itu.

"Tidak pengawal aku akan di sini walaupun aku mati dengan kalian," Ucap putri Rina kepada pengawalnya.

"Terima kasih tuan putri, untuk semua prajurit lindungi putri Sinta sampai titik darah penghabisan," ucap pengawal bangsawan kepada pasukannya.

mereka pun melawan perampok-perampok itu dengan keadaan terluka sampai pada akhirnya perampok itu yang ingin menusuk tuan putri Rina malah mati sendiri karena Tio menebas perampok itu sebelum perampok itu Menusuk tuan putri Rina.

"Bangsawan kurang ajar masih ajah melawan semuanya bunuh semua bangsawan ini jangan sisakan satu orang pun," Ucap pemimpin perampok berjubah hitam.

"Tuan putri awas belakang anda," Ucap pengawal bangsawan itu yang melihat tuan putrinya, ingin di tusuk oleh perampok itu.

Putri Rina pun menengok ke belakang dan melihat perampok itu mati begitu saja padahal perampok itu ingin menusuknya dari belakang.

"kamu tidak apa-apa kan," Tanya Tio kepada putri Rina yang tiba-tiba pipinya merah.

"Tidak apa-apa kesatria," Jawab Rina dengan nada lembut.

"Apa anggota ku mati begitu saja,"Ucap pemimpin perampok itu yang terkejut melihat anggotanya mati.

Tidaknya hanya pemimpin perampok itu semuanya yang ada di situ pun terkejut melihat empat anak muda yang tiba-tiba datang membantu bangsawan itu sehingga membuat perampok berjubah hitam pun kuatir.

*BERSAMBUNG*

Sampai jumpa di episode selanjutnya....😉