webnovel

BAB 1 {BULAN}

20 Mei 2015.....

Hari mulai beranjak malam ketika aku telah sampai di rumah.

Aku baru saja pulang jam 6 sore setelah ikut klub menulis yang selalu saja membuatku bahagia.

Sampai dirumah aku tersenyum senyum sendiri. Entah ada apa dengan diriku saat ini. Mungkin karena aku baru saja mendapat hadiah dari papa yang membuatku terkejut.

Bagaimana tidak, papa membelikan sebuah kamera digital yang sangat aku diam idamkan selama 5 tahun terakhir.

Rasanya setelah aku masuk dari rumah aku ingin segera memeluk ayah ku erat erat. Karena dia telah meraih impian sejak umurku 10 tahun.

Ceklek..

Aku membuka pintu dengan semangat sampai pintu tersebut seakan akan ingin roboh.

"Pa...Ma.... Raib pulang...." ucapku dengan langkah gembira.

"Lho gak ada orang yah???"

Aku celingak celinguk mencari papa dan mama untuk mengucapkan terimakasih.

Setelah berusaha memanggil mama dan papa yang tak kunjung datang. Akhirnya aku memutuskan untuk naik saja ke dalam kamar.

Karena buat apa aku teriak teriak kalau mama dan papa tak ada??

Namun saat aku telah membuka pintu aku dikejutkan dengan sebuah....

PRET!!!!!!!

"Happy Birthday Raib"

Aku pun terkejut karena ternyata papa dan mamaku bersembunyi di dalam kamarku untuk merayakan ulang tahun ku yang ke lima belas tahun.

"Oh thank mom and dad...." kata ku dengan nada terharu.

"Semoga panjang umur Raib" ucap Seli.

Iya karena Seli juga ikut bersembunyi di dalam kamarku. Dan oh ada satu lagi. Apa Ali??? Kenapa dia ada di kamarku?? Ikut ngerayaikin ulang tahun ku gitu???

"Hei Ali katanya kamu nggak peduli dengan ulang tahun ku. Kenapa kamu ada disini??" Tanya ku dengan nada bingung.

"Yah yah.... sebenarnya aku di sini karena di paksa oleh Seli. Iya kan Seli??" Kata Ali dengan gagap.

"Eh.. iya kok Ra aku yang nyuruh dia kesini. Jangan marah dong Ra.." kata Seli.

"Baiklah"

****

Setelah tadi malam aku merayakan ulang tahun ku kini aku terbangun di jam 12 malam.

Aku terbangun karena sudah tak kuat lagi dengan suara berbisik yang datang dari lemari ku.

Dengan langkah mengantuk aku pun berdiri dan berjalan ke arah lemari. Yang selalu saja mengeluarkan suara bisik bisik.

Namun setelah langkah ketiga aku berjalan ada suara memanggil namaku.

"Raib..."

Aku pun menoleh. Dan ternyata itu bukan berasal dari lemari namun dari buku ku yang terbuka sangat jelas.

Dalam buku tersebut ada sosok pria berwajah tirus, yang saat ini memandang wajahku dengan senyuman yang hampir merobek mulutnya sendiri.

"Siapa kamu??" Tanya ku dengan wajah cemas.

"Jangan takut wahai putri Raib. Aku kemari hanya ingin menjemputmu pulang. Apa kamu ingin pulang bersama ku??" Ajak sosok pria tersebut.

"Ayo pulang ke klan kami. Kamu telah di tunggu pangeran untuk segera pulang." Pinta sosok itu lebih memaksa.

Sampai detik ini pun aku sangat bingung harus bagaimana lagi aku berusaha menelpon Ali dan Seli tapi hasilnya nihil. Mereka tak mengangkat telepon ku juga.

"Pergilah kamu!! Aku tak ingin ikut bersamamu tuan" kata ku penuh emosi.

"Oh putri anda seharusnya memanggil saya kalvin saja. Karena saya adalah asisten dari tuan..."

Duar!!!!!!!

Suara ledakan dari buku ku yang sangat kencang.

"Astaga!"

Aku berteriak dan berusaha menghindar karena mendengar itu semua.

Ternyata hanya buku ku yang jatuh. Dan setelah itu aku lihat Kalvin telah hilang dari dalam sana.

"Apa yang sedang terjadi??"

04.00

Karena tadi malam aku gak bisa tidur. Aku kembali terbangun lagi di jam 4 pagi.

Masih terlalu dini untuk beraktivitas kembali.Namun aku teringat sesuatu pada kejadian malam hari. Yaitu dimana aku bertemu dengan Kalvin.

Aku sebenarnya masih bingung dengan apa yang baru saja tadi malam terjadi. Karena aku bingung aku beranjak dari tempat tidur ku dan berusaha mengambil buku ku yang jatuh.

"Oh astaga. Buku siapa ini?? Kenapa aku baru saja melihatnya??"

Setelah aku melihat lihat isinya tak ada satu pun kata didalam nya. Aku kira itu hanya buku biasa. Tapi kenapa bisa ada orang di dalamnya??

"Mmm. Biarlah mungkin ini juga kado dari Seli atau mungkin Ali"

****

06.00

"Hai Ra!!"

Sapa mama yang selalu saja membuatku terkejut.

"Hai"

Jawabku yang sangat lesu. Mungkin karena kurang tidur.

"Raib kamu sepertinya nggak tidur semalaman ini. Kenapa?? Ada masalah?" Tanya mama yang lantas membuatku terkejut setengah mati.

"Eh enggak kok ma. Mungkin Ra hanya.... hanya malas buat ngomong aja." Jawab ku asal.

"Ya udah. Sana berangkat. Dan kamu berangkatnya pakai angkot aja yah. Soalnya papa masih tidur."

"Oke"

Itulah rutinitas ku setiap hari. Yang harus berpura pura ramah di hadapan papa dan mama. Yang harus rela naik angkot, walaupun jarak rumah dan sekolah sangat jauh.

Tapi yah mau gimana lagi? Kalau aku tak sekolah aku mau jadi apa? Oh bosannya.

Di sekolah....

Pagi ini cuaca tampak mendukung. Aku berjalan di koridor sekolah yang masih gelap. Yah karena aku berangkat sekolah terlalu awal.

Aku juga sebenarnya masih mau tidur tiduran di kasur. Tapi aku sudah ada janji dengan kakak kelas yang harus berangkat pagi pagi sekali.

"Hei Ra!! Akhirnya kamu datang juga" sapa kakak kelas pada ku.

"Oh iya kak ini bukunya. Aku kemarin udah baca. Dan ceritanya bagus banget lho"

"Oh iya? Baguslah kalau kamu suka"

Setelah mendengar perkataan kak James pun aku kembali lari ke dalam kelas. Dan sampainya aku di kelas....

"Raib!!!" Teriak seseorang yang sudah aku pastikan adalah. SELI

"Iya Sel. Apa?"

"Ih kok jawabnya gitu sih?"

"Iya Seli ada apa?????"

DAK!!!

Suara pintu yang memekakan telingaku.

"Eh siapa tuh??" Tanya Seli yang selalu saja kepo.

"Tau!! Paling juga Ali."

"Eh emanganya Ali masih mau sekolah yah???" Tanya Seli yang mencoba bercanda.

"Eh Ra tapi Ali. Lihat tuh dia berantem sama Jefri." Kata Seli heboh.

"Sudahlah Sel aku tahu kamu jago karate. Tapi kamu jangan coba coba ikut ikutan berantem." Ucap ku pasrah.

Yah aku mengatakan hal demikian karena Seli adalah murid andalan pak Fu' guru karate. Selain itu Seli juga banyak dapat medali dari lomba lombanya.

Dan kalau kalian harus tahu adalah Seli seorang cewek satu satunya yang sudah dapat sabuk hitam.

Kadang kadang aku juga takut sama temanku yang satu ini. Betapa tidak pantasnya muka dan kehebatannya itu.

Lihatlah si Seli dengan wajah baby face bisa karate? Sabuk hitam lagi?

****

Istirahat kedua telah berakhir. Kini waktunya aku ikut klub menulis. Sebenarnya aku capek karena seharian ini ada pelajaran matematika. Tapi gimana lagi?

"Raib kamu ada klub yah hari ini?" Tanya Seli yang menggangu lamunan ku.

"Iya. Maaf yah jadi gak bisa pulang bareng." Kata ku mohon maaf.

"Gak apalah Ra. Lagi pula aku hari ini di susul mama kok!" Kata Seli.

"Ya udah aku ikut klub dulu yah Sel" ucap ku yang langsung kabur.

Next chapter