webnovel

Bab I

"Kak Mae!" panggil seorang anak kecil sambil berlari menghampiri seorang gadis yang menjinjing sebuah keranjang ditangannya.

Gadis yang yang bernama Mae itu menghentikan langkahnya saat namanya dipanggil.

"Upin?" ucapnya saat menoleh.

Seketika anak itu memanyunkan bibirnya, "Nama aku Tono kak, Tono! bukan upin!" protesnya kesal, membuat Mae yang melihatnya terkekeh.

"Iya, iya ... habisnya kamu botak sih, kak Mae jadinya inget sama si kembar botak deh," jelas Mae, Tono menghela napas lelah.

"Terserah kak Mae aja deh," ucap Tono memutar bola matanya malas. "Oh iya! Tono beli kuacinya dua ya kak!" lanjutnya.

Mae tersenyum, "Woke!" balasnya seraya tersenyum menampilkan deretan giginya.

Dwi Mae, bisa kita panggil Mae. Ia seorang gadis kelas 2 SMA yang berjualan asongan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ia mengontrak dari kelas 3 SMP dikarnakan masalah keluarga, menjadikan dia harus bertahan hidup sendirian di tengah kota yang ramai. Tinggal sendirian tak membuatnya takut, karna ia memiliki jiwa ironman dalam dirinya.g

Sepulang sekolah Mae berjualan di sekitaran jalan raya, ia tidak pernah malu dengan pekerjaannya sebagai pedagang asongan. Lagipula pekerjaannya halal dan tidak merugikan siapapun bukan?

Dan anak yang bernama Tono ini, adalah pelanggan setia Mae. Usianya baru sembilan tahun. Walaupun ia seorang anak jalanan yang di cap nakal dan kumuh oleh masyarakat, tetapi ia anak yang sangat baik dari sudut pandang Mae.

"Nih kak uangnya." Tono menyodorkan uang untuk membayar, Mae menerimanya.

"Siip! besok beli lagi ya pin!" balasnya seraya tersenyum, Tono mengangguk.

"Kalo gitu Tono pergi dulu ya kak, dadah!" pamit Tono seraya melambaikan tangannya.

"Hati-hati pin!" pesan Mae.

Tono mengangguk, "Iya kak!" balasnya tersenyum cerah.

Namun saat Mae hendak melangkahkan kakinya, kedua iris Mae melebar saat melihat sebuah truk melaju dengan cepat ke arah Tono.

Saat truk itu mulai mendekat, Mae segera mendorong tubuh Tono menjauh bersamanya. Waktu itu, semua terasa melambat. Dan kenyataan bahwa takdir berkata lain ....

.

.

.

.

.

Brukk!

Mae POV

"Apa aku tertabrak?" batinku seraya melihat kesekeliling.

"Oalah Aku memang tertabrak toh ... padahal besok ulangan semester akhir."

Aku menoleh patah-patah mendapati Tono yg tengah menangis meneriaki namaku dari sebrang sana.

"Syukurlah Tono baik-baik saja ...." Aku tersenyum, si botak itu malah menangis makin jadi. Tono lalu menghampiriku dengan tergesa-gesa. Ah ... senangnya ada yang mengkhawatirkanku di saat hidupku tinggal seupil.

"Be-ri-sik T-tono ...," lirihku terbata-bata, seketika Tono diam sejenak lalu menangis makin kencang. Ia lalu merengkuh kepalaku dan ditaruhnya di pangkuan.

"Kak Mae, kak Mae gak boleh mati ... nanti Tono gak bisa beli kuaci lagi ...," tangis Tono dengan air mata yang mengalir deras, Aku tersenyum simpul.

"Selalu jadi anak yang baik ya ...," pesanku, Tono mengangguk. Aku tersenyum lebar lalu menghembuskan napas terakhirku.

"Semoga Tono selalu bahagia ...."

[Tuhan selalu punya rencana untuk setiap hambanya ]

[ Dan disini, aku ingin menanyakan sesuatu padamu ]

[ Apa kau menerima takdirnya ini? ]

"Ya."

Aku merasakan sesuatu yang empuk dibawah tubuhku, "Eugh ...." Mengerjapkan kedua mataku berkali-kali mendapati langit-langit yg terasa asing bagiku. Langit-langitnya terlihat sangat kuno kurasa.

Aku lalu bangkit untuk duduk, mengedarkan pandanganku. Ini benar-benar sangat asing bagiku.

Ada tiang-tiang tinggi yg menjulang, ada juga beberapa lilin yg menyala. Dan aku terduduk di atas sesuatu yg empuk namun bukan ranjang. Ini seperti semacam gundukan busa yang bentuknya mirip Rimuru, si raja iblis slime di anime.

Tapi tunggu, sepertinya ada yang aneh ....

"Aku kan sudah mati! kenapa bisa hidup lagi coba?!" monologku panik, aku lalu beranjak buru-buru berdiri.

"Ini aneh ... aku kan sudah mati, tapi kenapa aku hidup lagi? apa surga dan neraka gak nerima aku ya?" pikirku, mengingat bagaimana hidup yang kujalani, rasanya mungkin.

[ Ohayo, gadis serigala kecil ! ]

Tiba-tiba ada sesuatu yang berbicara di dalam kepalaku, sontak Aku terperanjat kaget. "S-siapa!?" tanyaku.

[ Saya adalah otak anda! ]

Aku mengerutkan dahi bingung, "Hah?! kau sedang bercanda?"

[ Tidak, tentu tidak! saya tidak sedang bercanda ]

Aku menghela napas, "Terserahlah ... lalu aku sekarang ada di mana?" tanyaku, jujur saja tempat ini sangat asing bagiku.

[ Sekarang anda berada di dalam anime Kimetsu no yaiba ]

Aku membelalakan mataku tak percaya, "What!? yang benar saja, masa aku ada di dunia anime sih?!" ucapku sedikit berteriak.

"T-tunggu! kenapa tadi saat kau menyapaku kau menyebutku gadis serigala kecil?"

[ Karna anda manusia serigala, atau tepatnya seorang werewolf ! ]

Aku membolakan mataku, "Hah?! aku? jadi duta shampo lain?! tidak, maksudku jadi manusia serigala?!"

[ Ya! anda benar, jika anda tidak percaya anda bisa melihat taring, ekor, dan telinga serigala di tubuh anda ]

Aku meraba-raba tubuhku, menemukan dua telinga yang bertengger di kepalaku, dua taring tajam di gigiku, serta ekor ku yang bergerak-gerak dibelakang tubuhku.

Aku menghela napas kasar, "Hah ...! aku gak tau harus memasang ekspresi apa. Ini terlalu aneh untuk-ku cerna," ucapku, "terima kasih atas penjelasannya otakku." Aku tersenyum kecut.

[ Saya mempunyai nama, anda bisa memanggil saya Ryo ]

Otakku memperkenalkan dirinya padaku, aku mengerutkan dahiku lagi.

"Namamu kan otak, kenapa jadi Ryo?" tanyaku curiga, Otakku terdiam cukup lama.

[ I-itu agar anda lebih mudah memanggil saya ]

"Yah ... terserahlah, btw kau itu semacam sistem atau pemandu?" tanyaku lagi, mungkin saja dia adalah pemanduku di dunia anime ini kan? seperti cerita-cerita fanfic yang lain.

[ Hm ... ya, mungkin seperti itu ]