1 Prolog

6 Tahun sebelumnya....

Sambil menahan napas, seolah takut siapapun bisa mendengar hembusan nafasnya. ia berjalan pelan manapaki dinginnya lantai, sesekali ia menjinjit dengan ujung jari kakinya.

Kedua tangannya dengan erat mengenggam benda yang ia pegang takut menimbulkan suara. Satu tangannya mengenggam tas kecil dengan gumpalan tali rantai sedankan tangan kananya menjinjing dua sepatu haknya.

Perlu dua ruangan lagi yang akan ia lewati untuk mencapai lingkaran anak tangga yang akan mengantarnya ke kamar. Ia merasa lega teleh melewati paviliun luas nan megah di rumah ini, terkesan sunyi dan menanutkan ketika dimalam hari. Seperti saat ini yang akan menjelang pagi.

" KAMU BUKAN ANAK KECIL LAGI...KAMU TAHU AKIBATNYA "

Suara menggelegar menembus pintu ganda besar yang sudah dilewatinya beberapa langkah membuatnya terkejut. Ia terperanjat hampir menjatuhkan sepatu haknya jika ia tidak bisa mengontrol reaksinya tadi.

" KALAU KALIAN MENGANGGAP AKU DEWASA, KENAPA KALIAN MENGATUR PERNIKAHANKU ? "

Suara sahutan tak kalah keras  terdengar ditelinganya, ia mengenali suara itu !

Apa katanya tadi ? pernikahan ?

" LIHAT...DARI PERNIKAHAN INI APA YANG PAPA DAPAT ? KITA SEPERTI DI RAMPOK OLEH KELURGANYA "

" ALWYN....jaga bicaramu  "

" DAMN IT, AKU AKAN MENJALANI PERNIKAHAN PALSU INI "

Kedua suara itu saling membalas dengan menghentakkan emosi satu sama lain.

" SETIDAKNYA KETURUNANMU LAHIR DARI GADIS BAIK-BAIK DAN TERPELAJAR  "

" PAPA SANGAT KOLOT....Aku tidak percaya ini...ASTAGA...Papa  membayar keluarganya setara dengan 5 hotel untuk keturunan "

Pacuan suara didalam sana meredah. Nyaris tak terdengar di telinganya.

" Lebih baik kamu keluar... dari pada merengek disini...sana...temui istrimu "

" Aku tidak punya istri...aku punya kekasih namanya Zeline...namanya ZELINE...TUAN  KEMAL MAHEZA ADSKHAN YANG GILA HORMAT "

" ALWYN ! "

..................................................................

Gadis itu tak menyadari  sudah terlalu lama tubuhnya bak pajangan manekin toko lengkap dengan aksesoris di masing-masing tangannya, dengan kedua bibirnya terbuka menganga tak percaya.

Nafasnya tersenggal dengan dentuman jantungnya yang bertalu. kakinya seperti tertempel lengket pada dinginnya lantai. Ia masih terdiam di balik pintu ganda besar di belakangnya.

Tenaganya perlahan meluruh dengan laju hembusan nafasnya terputus-putus. Ia merakan sakit di dada, jantungnya dan relung hatinya yang terluka. Tidak mungkin keluarganya tega menjualnya kan ?

Tidak mungkin Mama, Papa dan Harry tega memperlakukan dirinya seperti ini ?

Lalu apa itu tadi 5 hotel ? untuk apa keluarganya semua itu. bukankah keluarganya selama ini sangat berkecukupan dalam hal apapun,  bahkan ia hidup sangat berlebihan dari yang ia butuhkan.

Tubuhnya menggigil, dengan bibirnya yang bergetar ia sudah berusaha kuat  menahan tangisnnya sedari tadi, namun tidak berkompromi saat aliran deras turun dari matanya memenuhi pipinya yang tirus. Dengan cepat gadis itu membekap mulutnya menahan isakan.

" Kamu ! " suara bariton dibelakangnya membuat gadis itu tersentak, kini tubuhnya sudah bisa bergerak.

" Sejak kapan kamu disini ? " kata suara pemilik di belakangnya makin mendekat.

" Oh...baru pulang dugem ya " ucapnya lagi sinis.

" Kamu pasti denger semuanya tadi...jadi tahukan manfaat kamu disini ? "

Gadis itu bergetar merasakan hembusan angin dari tengkuknya dan menjalar hingga masing-masing pundaknya yang terbuka. Ia bergidik negeri...

" KAMU HARUS LAYANI SAYA MALAM INI ! "

Divote ya guys... Saya akan semangat update.

avataravatar
Next chapter