webnovel

Watashi wa shujinkōde wanai ( I'm Not The Main Character )

Katsuragi Arata, seorang murid kelas 2 SMA yang memiliki trauma pada saat dia masih duduk di bangku SMP. Karena Traumanya itu dia mulai menjauhi orang-orang disekitarnya dan tidak mau terlibat ke dalam masalah kehidupan orang lain. Dan sampai saat ini dia pun masih melakukan hal itu. Namun disaat tahun ajaran keduanya, dia bertemu dengan seorang perempuan yang akan merubah seluruh kehidupannya. Dia masih belum tahu bahwa pertemuan pertama mereka adalah awal dari seluruh semua masalah yang akan menimpanya. Ilustrasi by KAGAMI

Hasanarata · Urban
Not enough ratings
19 Chs

Chapter 11 - Sebelum Menuju Pekerjaan

~~ Sudut Pandang Rena ~~

Katsuragi Arata-senpai.

Dia adalah senpai ku disekolah baruku ini. Mungkin aku tidak pantas mengatakan hal ini tapi dia merupakan laki - laki yang membuat ku tertarik untuk mengenalnya lebih dalam lagi, karena hanya dia laki-laki yang tidak tertarik kepadaku.

Tidak…

Dia bahkan tidak pernah mengganggap ku ada di sekitarnya.

Semua murid di sekolah ini satu persatu mendatangi ku dan saling bertukar sapa bahkan saat aku berjalan kemana - mana mereka selalu mengerubungi ku dengan alasan agar mereka bisa akrab dengan ku.

Jika dilihat-lihat lagi, alasan tersebut merupakan salah satu alasan agar mereka bisa bertemu dengan ku dan berbicara denganku.

Ya, dilihat dari mana saja itu sudahlah pasti benar bukan?.

Dan pada akhirnya terbentuklah sebuah klub yang anggotanya terdiri dari fans beratku dan murid-murid yang selalu memuja ku.

Padahal aku baru seminggu datang ke sekolah ini tapi mendapatkan hal yang begitu menakjubkan. Ya… aku harap mereka terus selalu memuja ku.

Fufufu…

Aku senang dengan keadaan seperti ini, tidak ada satu pun orang yang tidak mengenal diriku ini namun, pemikiran ku ternyata salah.

Ada satu anak laki-laki yang tidak tertarik kepadaku, dan dia adalah Katsuragi Arata-senpai, dia memiliki rambut hitam legam dengan mata nya yang berwarna hitam cerah. Serta memiliki pandangan mata yang cukup aneh menurutku.

Kesampingkan hal itu.

Katsuragi Arata-senpai, merupakan sosok murid yang belum pernah aku temui sama sekali di kehidupan ku ini. Aku sudah banyak melihat beberapa murid yang memiliki sifat berbeda-beda tapi Katsuragi-senpai itu berbeda.

Dia nampak seperti bunga yang hanya tumbuh di suatu tempat yang tak akan pernah terjangkau oleh orang lain.

Sosoknya yang keren itu adalah salah satu contoh fisik yang bisa ku katakan.

Bukannya dia yang ingin memuja ku melainkan akulah yang ingin dipuja olehnya. Dia merupakan sosok spesial bagi ku jadi entah kenapa aku sangat ingin dia melihatku.

Pada keesokan harinya saat aku berjalan di lorong sekolah yang sepi, aku pun berpas - pasan dengannya tapi disaat kami saling dekat satu satu sama lain bahkan sampai kami berjalan saling melewati, diama sekali tidak peduli kepada ku.

Katsuragi-senpai! Aku ini adalah artis terkenal loh! Tapi kenapa kau tidak melirikku sama sekali!?.

Aku merasa bingung dengannya, kenapa dia tidak memuja ku seperti orang lain pada umumnya? Aku kan seorang artis.

Awalnya aku pikir dia tidak melirikku karena dia malu atau apa, tapi pada keesokan harinya dia melakukan hal yang sama seperti kemarin.

Dia sama sekali tidak memperdulikan aku yang pada saat itu tengah berpura-pura tersandung untuk membuatnya melirikku.

Sebenarnya siapa dia? Katsuragi Arata-senpai… dia merupakan seorang murid laki-laki yang menarik.

Dan tanpa aku sadari aku mulai mengikutinya, melihat apa saja yang ia lakukan sehari - harinya disekolah ini, kebanyakan dia selalu duduk di kelas nya dan setiap hari dia datang ke halaman belakang sekolah dan duduk di bawah pohon besar yang ada di halaman belakang tersebut.

Aku tidak tahu apa yang dipikirkan olehnya, tapi aku sangat tertarik kepadanya dan saat itu juga aku memulai hidupku dengan selalu mematai Katsuragi-senpai.

Tapi menurutku setiap hari selalu memata - matai senpai sepertinya itu adalah tindakan yang buruk dan mungkin gelar artis ku akan tercoreng karenanya.

Jadi pada hari ketiga aku akhirnya menyerah kepadanya.

Beberapa hari kemudian aku tidak pernah melihatnya dan juga aku tidak terlalu peduli lagi dengannya, namun tanpa aku sadari aku dan dia berpas - pasan sekali lagi di lorong sekolah, namun ada yang berbeda dari nya karena saat ini dia mulai menyapa ku.

" Yo... "

Begitu singkat kata - kata itu tapi bagiku itu sangatlah lama... Karena dari dulu sampai sekarang aku hanya ingin mendengar suaranya, suara Katsuragi-senpai yang indah itu.

Aku senang bukan main, karena Katsuragi-senpai sekarang memperhatikan ku dan mulai menyadari keberadaan ku.

Ah benar-benar membuat ku bahagia sekali.

Bahkan aku rela terjun dari atap sekolah untuk dapat sapaan darinya setiap hari.. apakah ini yang dinamakan cinta?.

Aku akan mendapatkan hati Katsuragi-senpai, itulah yang sudah aku putuskan sebagai tujuan ku selain menjadi orang terkenal di dunia.

Impian kedua ku adalah mengobrol dengannya walaupun sebentar, aku ingin mengenalnya lebih jauh lagi agar aku bisa berjalan bersamanya berdampingan.

Tapi ternyata impian itu sangatlah cepat terwujud karena saat ini Katsuragi-senpai sedang duduk didekat ku dan belajar bersama dengannya.

Impian ku terwujud!.

" Ka-ka-katsuragi-senpai!?. "

" Are? Ternyata aku cukup terkenal ya, tapi bila diingat lagi sudah berapa kali kita bertemu saat berjalan di lorong sekolah?. "

Dia… dari awal Katsuragi-senpai sudah memperhatikan aku?.

Ini bohong kan!? Tidak -tidak, itu tidak mungkin! Memangnya siapa aku yang bisa mengharapkan hal itu darinya!?.

Kesampingkan hal itu.

Kenapa... kenapa ada Katsuragi-senpai disini? Aku tidak tahu kalau dia akan bekerja sebagai seorang *bodyguard* ku untuk hari ini.

Ah gawat… gawat-gawat-gawat-gawat!.

Aku tadi memberikan kesan pertama yang buruk kepadanya di mobil. Ini benar-benar gawat!.

Ta-tapi aku tidak tahu kalau itu Katsuragi-senpai jadi itu tidak dihitung kan? Kan!?.

" Ma-maafkan aku senpai. " Kataku dengan menundukkan kepala.

" Hm? Kenapa kau meminta maaf? Apa tadi kau berbuat salah hingga meminta maaf kepada ku?. " Tanya nya.

" I-itu… saat di dalam mobil aku memberikan kesan yang buruk kepadamu, jadi aku mohon maafkan aku!. "

" Begitu ya… ya… tidak masalah. Aku sudah sering mengalami hal yang serupa. "

Apa!? Siapa yang berani melakukan hal itu kepada Katsuragi-senpai! Tidak akan aku maafkan mereka jika mereka salah satu dari fansku.

" Tapi ya… ternyata kau tidak seburuk apa yang aku pikirkan. " Ucapnya menghilangkan kekesalan ku.

Eh? Apa? Katsuragi-senpai memujiku? Ini bukan mimpi kan?.

" Ternyata kau menyisihkan waktu kerja mu untuk belajar, aku sungguh terkejut karenanya. "

" Y-ya.. soalnya itu bukan? Besok kita akan ujian kan? Jadinya aku belajar.. "

" Ya.. itu bagus, tetap semangat ya. "

Katsuragi-senpai memujiku, ini tidak bisa dipercaya, apakah aku sedang bermimpi? Jika memang ini mimpi maka ini mimpi yang sangat indah.

Aku ingin tetap tidur dan memimpikan ini seterusnya.

Tapi pada akhirnya pipiku ditarik oleh Katsuragi-senpai yang masih dimana aku dalam keadaan menghayalku.

Aku pun tersadar karenanya dan berkata dalam hatiku bahwa ini bukanlah mimpi.

" Kau ini Kenapa? Pak sutradara itu sudah memanggil mu, cepat pergi sana.. "

Aku tidak akan mencuci pipiku ini selamanya, terimakasih tuhan... Kau telah memberikan ku hari yang terbaik dalam hidupku ini.

" Baik!. "

Setelah berpamitan dengan Katsuragi-senpai, aku pun menuju ke tempat pak sutradara yang memanggil ku tadi.

Tapi saat aku pergi meninggalkannya sendirian disana, entah benar atau tidak, Katsuragi-senpai sedang berkata sesuatu disaat aku meninggalkannya tadi. Mungkin itu bukanlah hal yang penting.

Jika itu adalah hal yang penting mungkin Katsuragi-senpai akan memanggil namaku.

Ahh… aku sangat bahagia hari ini.

" Kashiwagi Rena... Dasar… kau sama saja dengan kakak mu.. "

***

~~ Sudut Pandang Arata ~~

" Baiklah.. apa yang kau lakukan kepada ku Masami-san. " Tanya ku tanpa ada ekspresi sama sekali di wajah ku ini.

" Ya… aku tidak tahu kalau kau sangat dekat dengan Rena, jadi apa salahnya jika kau duduk bersamanya. "

Ya.. seperti yang dikatakan Masami-san itu, saat ini aku duduk bersama dengan Kashiwagi Rena di kursi tengah.

Setelah syuting tadi selesai pada sore hari, kami pun melanjutkan ke tempat berikutnya dan kali ini kami akan ke stasiun tv yang berada disekitar kota Chiba.

Tidak ada kendala maupun masalah saat syuting iklan tadi, serta dalam perjalanan kami bertiga juga begitu sama lancar tanpa ada masalah sedikitpun.

Tapi yang menjadi masalahnya disini adalah, saat ini Masami-san sedang memicu flag yang sangat merepotkan untuk ku.

Mungkin Rena tidak tahu kalau aku sudah berpacaran dengan Kuruna dan akhirnya Masami-san memanfaatkan ketidaktahuannya untuk melihat cerita yang ia ingin lihat.

Apa kau sangat ingin melihat Rina dan Rena aku tolak perasaannya? Lalu? Apa selanjutnya? Apa aku harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi kepada mereka berdua?.

Maka jawabannya adalah tidak.

" Rena.. kau risih bukan saat berada di dekat ku?. " Tanyaku dengan berharap agar dia menjawab tidak untuk hal ini.

" Etto.. se-sepertinya tidak.. "

Dia tersenyum bagaikan cahaya yang menyilaukan di mataku, aku.. merasakan perasaan yang sama pada saat Rina tersenyum kepada ku.

Aura kepopulerannya sungguh sangat menyilaukan. Aku tidak seharusnya berada di sini.

Dia terlalu baik sama seperti kakaknya Rina, ini sungguh merepotkan.

" Nikmati waktu kalian berdua... "

Baiklah.. aku akan menyerangmu disaat hanya kita berdua nanti Masami-san, pasti itu.

" Terserah… "

Dan pada saat itu juga aku mulai mengamati orang - orang yang sedang berjalan dari balik kaca mobil hitam ini, mereka terlihat bahagia dan bahkan ada orang yang sedang bersedih saat berjalan, apakah dia di pecat dari pekerjaan atau apa?

Kehidupan sangat begitu menyakitkan, itulah yang aku bisa pikirkan setelah melihat mereka yang ada di balik kaca mobil ini. Dan juga kehidupan tidak pernah mengikuti apa yang ingin kita mau, mereka selalu mengikuti arus yang telah ditentukan oleh yang namanya takdir.

Apa kau tahu tuan takdir? Kau adalah musuh bagi manusia dan juga teman manusia itu sendiri.

Memberikan takdir yang menyenangkan bagi mereka dan juga takdir menyakitkan mereka, itulah peran kau tuan takdir.

Tapi seandainya jika takdir tidak ada di dunia ini.. lalu apakah manusia bisa mencapai apa yang mereka mau?.

Mereka tidak akan pernah merasakan kegagalan serta keberhasilan berkat usaha nya sendiri, dan itu semua juga yang menentukan takdir, tapi setidaknya perkataan itu seharusnya tidak keluar dari mulut ku ini.

Karena aku pernah menyerah dengan kehidupan dan menjadi seperti sekarang, menutup diri dari mereka semua.

Karena ini.. salah perempuan itu, aku masih ingat wajahnya… dia.. membuatku menjadi seperti ini karena kesalahannya sendiri.

Aku ingin bertemu dengannya dan menanyakan alasan dibalik kenapa dia menolak mengatakan hal yang sejujurnya benar-benar terjadi disana.

Aku pasti akan menemukan perempuan itu.

" Ada apa senpai?. "

Aku pun menoleh ke arah asal suara tersebut dan disana dia melihatku dengan khawatir.

Dan tanpa aku sadari... Bibirku berdarah.

" Senpai.. bibir mu berdarah, tolong gunakan ini… "

Dia pun memberiku sapu tangannya yang dia simpan disaku nya, saat aku ingin mengambil sapu tangannya tersebut tiba - tiba dia langsung membersihkan bibirku dari darah yang mengalir dengan sapu tangan yang ia pegang.

Aku hanya bisa diam dan tak bergerak sedikitpun untuk mempermudah nya membersihkan bibirku yang berdarah itu.

Mungkin karena aku terlalu kesal kepada perempuan itu, aku tidak sengaja terlalu menekan gigi ku di bibirku.

Aku sangat bodoh, bisa - bisa nya aku bermesraan dengan orang lain sedangkan pacarku tengah merawat neneknya yang sedang sakit, dasar.

" Maafkan aku… "

" Tidak apa - apa senpai, ini tidak seberapa. "

Aku tidak meminta maaf kepada mu Rena, tapi aku meminta maaf kepada Kuruna. Ah.. aku tidak tahu lagi bagaimana cara menyelesaikan masalah ini.

Jika kau memang benar-benar memperhatikan ku, tolong berikan aku jalan untuk menyelesaikan semua ini tanpa menambah masalah lainnya tuhan.

Setelah menyelesaikan semua pekerjaan dari artis muda ini, kami pun mengantarnya pulang dan sama seperti kakaknya dia pun berpamitan kepada ku tidak untuk Masami-san, dia hanya diam dan tersenyum dari mobil.

Setelah dia masuk kedalam rumah istana nya itu, kami pun pergi dari tempat itu.

Aku hanya duduk diam sambil mengamati suasana malam hari ini dari balik kaca mobil, dan juga Masami-san nampaknya sedikit aneh karena dia sama sekali tidak berbicara sedikitpun tentang hari ini.

Benar - benar merepotkan.

" Masami-san, dimana ibu mereka berdua?. " Tanyaku untuk memecahkan keheningan ini.

" Kenapa baru sekarang kau menanyakan itu? Bukankah tadi kau bisa bertanya kepada Rena?. "

" Ya.. itu memang benar, tapi aku ingin bertanya kepada mu karena kau lah orang yang dapat dipercaya. "

Sebelum menjawab apa yang aku tanyakan tadi ada sedikit jeda sebelum Masami-san menjawabnya dan dia pun berkata.

" Arata.. sebenarnya apa yang sedang kau rencanakan kepada keluarga Kashiwagi?. "

Aku pun menghela napas dan tetap tutup mulut tentang apa yang menjadi pekerjaan ku sebenarnya. Pertanyaan itu tentu nya akan terucap dari mulut Masami-san, karena dia mungkin melihat gerak-gerik ku yang aneh ini.

Jadi aku harus lebih berhati-hati lagi.

" Ini bukan urusanmu, aku hanya melakukan apa yang ingin aku lakukan dan yang ingin aku ketahui saja, apa tidak boleh?. "

" Jika saat ini bukan aku yang sedang mendampingi mereka berdua mungkin saat ini kau sudah dibuang dari mobil. " Katanya.

Jadi bisa disebut aku sekarang sedang beruntung ya? Kalau begitu aku hanya bisa bersyukur.

" Bicara tentang ibu mereka berdua, mungkin saat ini dia sedang meeting dengan orang - orang penting. " Tambahnya.

" Orang - orang penting?. "

" Ya.. ini masalah pertunangan mereka berdua, aku dengar jika Rina menerima pertunangan nya maka dia akan diakui kembali oleh ibunya. "

" Perjanjian macam apa itu? Bukankah itu sama saja membuat Rina memilih opsi pertunangan secara paksa agar bisa diakui olehnya?. "

" Awalnya aku berpikiran seperti itu, tapi ternyata aku salah.. Rina memilih untuk tidak menerima pertunangan tersebut begitu juga dengan Rena."

" Dan pada akhirnya.. kedua - duanya tidak mendapatkan apa - apa bukan?. "

" Ya.. "

Itu merupakan pilihan yang terbaik untuk mereka, meskipun Rina tidak diakui oleh ibunya tapi dia masih tetap memikirkan kebahagiaan nya.

Itu patut dipuji, setidaknya itu yang aku pikirkan, yang menjadi masalahnya adalah apa yang menjadi tawaran untuk mereka selain Rina dapat kepercayaan ibunya lagi.

Begitu pula untuk Rena, tapi sepertinya aku ingin mendengar tawaran untuk Rena.

" Lalu? Apa yang ibunya tawarkan kepada Rena?. "

" Ketenaran yang melimpah. "

" Bisa dikatakan.. kalau tunangan nya memiliki pengaruh yang besar bagi kehidupan Rena, apa benar begitu?. "

" Ya.. kau benar sekali lagi. "

Aku tidak begitu terkejut jika mendengar hal semacam ini, karena hal seperti ini biasa dilakukan para artis terkenal untuk menambah ketenaran mereka, menghebohkan jagat dunia Maya dengan hubungan yang mereka miliki, sungguh kelakuan yang begitu konyol.

Ibunya hanya memiliki sifat egois, bukan untuk diri sendiri melainkan untuk kedua putrinya, memaksakan kehendaknya untuk kepentingan pribadi atau untuk anaknya, cara seperti itu sangatlah salah.

Jika aku berada diposisi nya mungkin aku akan memberikan mereka kesempatan untuk mencari cinta sejati mereka tapi dengan catatan mereka harus diawasi agar tidak terkontaminasi oleh kotor nya kehidupan SMA yang salah.

Ya.. itu adalah hal yang paling menakutkan, aku tidak mau putra atau putri ku ikut dalam kehidupan malam para anak SMA.

" Nee.. Masami-san, apa kau sudah pernah menikah. "

Dan tiba - tiba mobil berhenti di pinggir jalan, aku pun terheran-heran dengan kelakuan Masami-san, sebenarnya apa yang ingin dia lakukan.

Aku pun melihat dari balik jendela dan tidak melihat satu pun orang yang menuju ke mobil ini.

Jadi, kenapa berhenti?.

" Turun Arata.. "

" Eh?. "

" Apa kau tahu hal yang tidak boleh dipertanyakan oleh anak muda ke wanita dewasa?. "

Ya.. aku tahu itu, yaitu pernikahan dan juga umur mereka.

Kenapa para wanita dewasa sangat sensitif jika mempertanyakan pernikahan atau umur mereka? Ini bukanlah sebuah manga maupun anime, ini adalah dunia nyata.

" Baiklah.. aku minta maaf, jadi.. bisakah aku diantar pulang?. "

" Baguslah jika kau mengerti, ayo berangkat.. "

Catatan penting hari ini, jangan pertanyakan tentang pernikahan maupun umur seorang wanita kepada siapapun jika aku bertemu diantara mereka, aku harus benar-benar ingat dengan yang satu ini.

Lalu setelah beberapa jam kemudian, akhirnya aku sampai di depan rumah ku dan yang menjadi permasalahan nya adalah si Masami-san akan menginap di rumah ku ini, mungkin jam segini Shiori sudah tidur terlelap jadi apa masalah nya.

Dia bisa memakai kamar tamu.

" Baiklah Masami-san, jika kau ingin ke kamar mandi silahkan masuk ke pintu dibawah tangga sana, lalu kamar tamu ada di lantai 2 sebelah kamar Shiori. "

" Shiori?. "

" Dia adik ku, jika kau tidak tahu dimana kamar tamu itu kau bisa pergi mencari ku, kamarku berada tepat di depan kamar adik ku. "

" Sebelum itu bolehkah aku pinjam kamar mandinya, aku ingin mandi. "

" Kalau begitu aku akan meminjamkan beberapa pakaian ku yang menurut ku masih muat untuk ukuran tubuh mu. "

" Terima kasih Arata.. "

Bekerja saat sebelum ujian tengah semester lalu sekarang ada perempuan yang menginap di rumahku, dasar.. setelah ini apalagi?.

Setelah aku mempersiapkan berbagai macam kebutuhan Masami-san di kamar tamu, aku pun langsung menuju ke kamarku dan merebahkan diriku ke kasur empuk ku.

Ah.. akhirnya aku bisa mengambil napas lega hari ini, setelah menjadi pengawal dari si kembar Kashiwagi sekarang aku bisa menyimpulkan bahwa...

Pertama hubungan antara mereka berdua tidak terlalu baik dan aku masih belum tahu karena apa mereka bertikai, kemungkinan besar karena ibunya.

Lalu kedua dari cerita Masami-san ibu dari mereka berdua sangat egois jika mengambil sebuah keputusan, dia tidak terlalu mengkhawatirkan kedua putrinya saat mereka ingin dijodohkan, apalagi untuk Rina.

Hanya dua itu yang bisa aku ketahui hari ini, jika aku ingin tahu lebih dalam lagi tentang mereka, aku harus benar-benar mendekati mereka berdua dan berhati - hati untuk mengubah arus pembicaraan ke masalah mereka berdua.

Lalu jika bisa aku ingin bertemu dengan ibunya, aku ingin melihat secara langsung bagaimana ibunya melakukan keegoisannya, ya.. aku sangat ingin tahu soal ibunya ini.

Diantara 2 mansion besar itu, kemungkinan besar dia saat ini tinggal dengan Rena, jika memungkinkan aku kesana maka aku akan berangkat dan langsung masuk kedalam, untuk itu aku harus berteman dengan Rena.

Tidak.

Aku harus memperalat Kashiwagi Rena untuk mencapai tujuan ku.

Waktu nya bekerja.

***

Keesokan harinya, dimana cahaya matahari menembus sela - sela gorden kamar ku yang berwarna abu - abu, aku pun terbangun dari tidur ku saat cahaya itu menyentuh tubuh ku.

Latihan pernapasan lalu peregangan otot, itu adalah aktivitas yang aku jalani setiap bangun dari tidur.

Setelah melakukan aktivitas tersebut aku pun langsung turun ke bawah dan mendengar suara orang yang sedang memasak di dapur, pikirku mungkin itu Shiori jika bisa besok aku akan menggantikan nya membuat sarapan.

Sesekali jadi lebih baik untuk adik sendiri tidak apa - apa bukan? Yang terpenting aku bukanlah seorang siscon atau pun adik ku bukanlah seorang Brocon.

Setelah membersihkan tubuh ku aku pun menuju ke ruang dapur dengan tujuan untuk membantu Shiori untuk mempersiapkan sarapan pagi.

Namun.. saat ini di dapur hanya ada seorang perempuan berambut hitam panjang sedang bersenandung ria sambil memasak dan juga dia sedang menggerakkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri sesuai irama lagu yang ia nyanyikan itu.

Aku hanya bisa menyaksikan nya sambil tersenyum tipis, apa ini sebuah hadiah yang telah kau siapkan untuk ku karena sudah bekerja keras kemarin tuhan?.

Kalau iya maka aku akan menerima nya.

" Baiklah.. dengan ini sudah selesai, aku akan membangunkan Arata-kun, eh!?. "

" Kau lengah Kuruna.. "

Saat ini aku sedang memeluknya dari belakang, seperti yang kalian tahu saat aku memeluknya dia terkejut dengan melengkingkan suaranya.

" A-arata-kun!?. "

" Kenapa kau tidak memberitahu ku kalau kau sudah pulang?. " Kataku.

" Aku ingin membuat kejutan saja. "

" Kejutan ya… tapi sepertinya aku yang berhasil membuat mu terkejut. "

" Ya.. "

Kuruna saat ini hanya bisa tersenyum saat kejutan nya gagal, mungkin jika waktu bisa berputar kembali maka aku akan memilih untuk dikejutkan oleh Kuruna.

Dan sepertinya ada yang kurang pada pagi hari ini, oh iya..

" Jadi.. dimana ciuman selamat paginya. "

" Eh? Bukankah kau sudah bangun Arata-kun?. "

" Bangun atau tidak, ciuman selamat pagi harus kau lakukan, itu sudah jadi tugas mu kan Kuruna. "

" Baik - baik, aku mengalah.. "

Lalu tanpa diberi aba - aba Kuruna langsung mencium ku, bukan di pipi melainkan di bibir ku, setelah beberapa detik kemudian dia pun melepaskan ciumannya sambil tersenyum dan berkata dengan kedua pipinya yang memancarkan warna merah karena malu.

" Selamat pagi Arata-kun. "

" Ya.. selamat pagi Kuruna. "

" Ahem... Apa sudah berakhir adegan suami istri nya kakak?. "

Shiori, bisakah kau tidak mengganggu kami di saat seperti ini? tapi jika aku bilang seperti itu kepadanya maka aku mungkin akan dikeluarkan dari rumah ini dan mencari makan diluar.

" Ya.. kami sudah selesai. " Kataku sembari menuju ke kursi meja makan.

" Tapi wajah kakak seperti orang yang tidak ingin diganggu tadi. "

" Aku hanya bercanda... Mana mungkin aku berpikiran seperti itu kepada adik ku sendiri. " Tambahku untuk menyakinkan adik ku yang terlalu peka ini.

" Ya - ya… aku percaya, tapi bermesraan seperti itu didepan adiknya sendiri.. kau memang yang terburuk ya kakak.. "

Setelah berkata seperti itu dia pun langsung mengambil mangkuk nasi nya.

" Kau tidak membantu Kuruna, Shiori?. " Aku pun memperhatikan tingkah laku adikku yang biasanya membantu Kuruna mempersiapkan makanan sekarang dia malah mengambil bagian sarapannya sendiri.

" Ah.. Arata-kun, kasihan Shiori dia kemarin habis pulang dari tempat kerja ibumu kan? Dia pasti capek. "

" Oh.. begitu ya... "

" Bahkan kepulangan adiknya sendiri kau tidak tahu kan? Kakak macam apa kau ini?. " Kata Shiori dengan menggembungkan pipinya.

Baiklah, aku juga tidak tahu kalau dia pulang dari tempat kerja ibu ku kemarin, yang aku tahu hanya Shiori yang sudah pulang dan istirahat saja. Kalau masalah waktu pulang atau tidaknya tentunya aku tidak terlalu memperdulikan nya.

Tapi sebagai seorang kakak, aku juga sedikit khawatir kepadanya.

" Aku tahu kalau kau sudah pulang, tapi apa kau mau aku membangunkan mu dan bilang 'eh Shiori.. akhirnya kau sudah pulang, aku rindu padamu' apa kau mau itu?. "

" Heh~ kakak sangat menjijikkan saat berkata seperti itu. "

" Lihat, kau tidak mau kan?. "

" Sudahlah Arata-kun… kita akan terlambat jika tidak cepat. "

Dengan mendorong ku ke meja makan, Kuruna dengan senyuman yang menghiasi wajahnya itu membuat ku sedikit tenang.

Entah kenapa.. dari tadi aku gelisah.. seperti sedang melupakan sesuatu yang penting dan itu menurut ku begitu sangat penting sehingga Kuruna dan Shiori tidak boleh tahu, tapi apa itu ya?.

" Ah.. iya, apa kakak kemarin menggunakan shampo milik ku?. "

" Kenapa aku harus menggunakan shampo milik mu sedangkan aku sudah punya sendiri?. "

" Buktinya shampo milikku berkurang begitu banyak saat aku melihat isinya tadi. "

" Jangan tanyakan aku, itu kan shampo milik mu dan itu juga dikhususkan untuk perempuan, siapa coba yang mau memakai shampo khusus perempuan…. "

Dan dengan demikian, aku mengingat hal yang penting itu. Ya aku benar-benar lupa kalau saat ini dikamar tamu rumahku ada seorang wanita berumur kisaran 25 an keatas sedang tidur dengan pulas.

Dan yang menjadi kesalahan nya adalah aku tidak meminta izin kepada Shiori agar dia diperbolehkan menginap.

Ini.. benar - benar gawat.

Disini ada Kuruna dan disaat bersamaan ada adik ku yang merepotkan, berarti ini memang berkah dari mu Tuhan, tidak membiarkan Kuruna membangunkan ku itu pilihan yang baik.

" Baiklah.. kali ini aku maafkan, tapi jika besok ada kejadian seperti ini lagi, maka kakak lah yang harus bertanggung jawab. "

" Oi- oi.. kau seperti menuduh kakak berbuat yang tidak - tidak, dan itu juga bisa membuat orang salah paham.. apa kau tahu?. "

" Aku tidak tahu dan tidak mau tahu.. "

Aku pun menghela napas setelah mendengar celotehan adik ku ini, dia benar - benar adik yang merepotkan. Sebelum dia masuk SMA dia tidak semerepotkan ini, dia selalu baik kepada kakak satu - satunya dan seperti yang aku pikirkan ini mungkin akibat Shiori bergaul dengan teman - teman SMA nya.

Tapi.. lebih baik aku tidak mengusik kehidupan yang ingin ia jalani, menasehati adik ku agar kembali ke jalan yang aku inginkan itu menurut ku sesuatu yang sangat egois, sedangkan dulu.. sudah berapa kali Shiori memberitahukan ku agar menjadi kakak seperti yang biasanya disaat aku terpuruk karena ketidakadilan yang kudapatkan di kehidupan ku ini.

Dan disaat dia mengatakan hal yang bisa membuat ku semangat, aku sama sekali tidak pernah menghiraukannya, mungkin ini balasan karena aku sudah membuat adikku khawatir.

Setidaknya memberikannya kebebasan adalah pilihan terbaik saat ini, yang terpenting adalah… Shiori baik-baik saja dan tidak keluar dari batasannya sebagai seorang pelajar SMA.

" Shiori.. apa kau sudah mempunyai seorang pacar?. "

Gueeeh!! Entah kenapa aku dan Shiori bebarengan menyemburkan air minum yang kami minum tadi.

Tidak - tidak... maksudku... Pertanyaan macam apa itu Kuruna? Seorang pacar? Dia harus bertemu dengan ku jika ingin memacari adik ku ini.

" Kakak!? Kenapa kau menyemburkan air minum mu itu!? Jijik tahu.. "

" Jangan bilang seperti itu sedangkan kau juga melakukannya tadi, aku sungguh terkejut saat Kuruna bilang seperti itu apa kau tahu? Jika kau memang benar-benar mempunyai seorang pacar dia harus bertemu dengan ku, saat ini juga.. " Kataku dengan tenang dan tidak memperlihatkan kegelisahan ku saat ini.

" Kenapa dia harus bertemu dengan mu?. " Tanya Shiori dengan memiringkan kepalanya sedikit.

" Akulah yang bisa menentukan siapa yang cocok menjadi pacarmu. "

" Tidak.. aku tidak mau itu, biarkan aku yang menentukan nya sendiri. "

" Tidak, itu ditolak. "

Dia adik yang keras kepala, seharusnya masalah seperti ini harus dibicarakan dengan ku, Aku adalah seorang kakak nya dan kau harus tahu asal usul keluarganya serta catatan sejarah orang yang ingin kau pacari itu.

Aku tidak mau dia berpacaran dengan seseorang yang mempunyai tingkat ketampanan yang melebihi kakak mu ini, jika dia benar-benar tampan maka.. tidak salah lagi.

Dia mempunyai tingkat kecocokan dengan karakter yang selalu dikerubungi oleh perempuan, ya.. Harem.

Aku tidak mau adik ku masuk kedalam Harem miliknya, aku tidak akan pernah setuju jika Shiori menjadikannya seorang pacar.

Bagaimana salah satu dari mereka seorang tipe Yandere? Satu - satunya karakter dengan sifat Yandere lah yang tidak ingin aku temui di kehidupan ku ini, ya.. aku harap aku tidak bertemu dengan salah satu karakter Yandere.

" Y-ya.. bagaimana kalau kita lanjutkan sarapannya, jika tidak kita bisa terlambat loh.. kita kan ada ujian, iya kan Arata-kun. "

Sepertinya kau sedang mengalihkan topik ini Kuruna, ya.. mau bagaimana lagi, aku tidak ingin merepotkan Kuruna dengan pertengkaran kecil adik kakak ini, sebaiknya aku lanjutkan sehabis pulang sekolah saja.

" Urusan kita belum selesai Shiori, aku akan mengintrogasi mu nanti. "

" Ya.. aku akan menantikan nya kakak. "

Dengan wajah cemberutnya akhirnya Shiori melanjutkan sarapannya yang tertunda tadi.

" Ah Arata-kun ada satu pertanyaan lagi, mobil hitam yang terparkir di depan rumah mu itu punya siapa?. "

Aku.. tidak bisa berkata apa-apa lagi saat ini, otak ku mencari sebuah alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan dari Kuruna.

Masalah pertama adalah.. rahasia si Masami-san yang sedang tidur di kamar tamu, lalu kedua adalah mobil miliknya yang terparkir di depan rumah ku, aku telah lupa dengan satu hal itu, tapi untungnya aku membawa masuk sepatu miliknya kedalam kamar tamu.

Jika tidak maka Kuruna akan mempertanyakan nya dan akan memicu event yang menghebohkan disini pada saat ini juga.

Alasanku menyembunyikan Masami-san adalah Shiori mungkin akan marah jika aku memperbolehkan seorang wanita menginap di rumah ini, entah kenapa dia sama sekali tidak setuju, bahkan dulu saat ada temannya yang datang ke rumah ini malam - malam Shiori tidak segan - segan menyuruh mereka semua untuk pulang ke rumah mereka masing-masing dengan catatan mereka akan diantar oleh Shiori.

Baiklah pada saat itu juga akulah yang khawatir kepadanya, bagaimana jika terjadi penculikan atau hal - hal aneh lainnya terjadi kepada Shiori? Ayah dan ibuku akan mengusirku dari rumah ini.

Aku tidak tahu apa yang membuatnya tidak menyukai teman nya menginap dirumah ini, oh.. kecuali Kuruna mungkin karena Shiori khawatir dengan keadaan Kuruna pada saat itu makanya dia mengizinkannya menginap sehari dirumah.

Dia benar-benar adik yang merepotkan. Dan pada akhirnya acara sarapan pagi ini selesai tanpa membuat adanya sebuah kecurigaan kalau saat ini ada seorang perempuan yang tidur di kamar tamu ku.

Tentunya aku sudah mengirimkan pesan kepada Masami-san perihal bagaimana cara keluar dari rumahku saat kami telah berangkat ke sekolah.

***

" Ah… aku tidak suka musim panas… "

" Eh? Kenapa kau tidak suka? Kebanyakan anak laki-laki suka dengan musim panas loh. "

Kuruna.. biar aku beritahu satu hal kepada mu, jika aku memiliki keberanian untuk berkata seperti ini kepada mu.

Mereka senang bukan karena terbebas dari yang namanya sekolah, mereka senang karena musim panas identik dengan yang namanya pantai dan kolam renang.

Kenapa?.

Jawaban nya cuma satu, yaitu baju renang, ya.. baju renang.

Pantai ataupun kolam renang adalah surga bagi para anak laki - laki yang masih… ah.. sepertinya aku tidak ingin menyebutkan nya.

Yah.. aku hanya tahu sebatas itu saja.

" Jika kau lebih peka sedikit kepada anak laki - laki mungkin sekarang kau sudah tahu kenapa mereka sangat senang menyambut liburan musim panas. " Kataku.

" Mouu. "

Mungkin sekarang Kuruna sedang kesal dengan jawaban ku tadi, tapi mau bagaimana lagi itulah kenyataannya.

Tapi..

" Mungkin bagi anak-anak sekolah SMA Hashigai, mereka bersuka cita karena menyambut datangnya kamp musim panas yang melegenda ini. "

" Melegenda?. "

" Ya.. kau tahu kan, peraturan bagaimana pembentukan kelompok untuk kamp musim panas?. "

" Hm? Memangnya apa yang harus disenangi dengan pembagian itu?. "

Sepertinya dia sama sekali tidak tahu, Kuruna... Bukankah kau bintang di kelas kan? Tapi kenapa kau tidak tahu sama sekali tentang hal itu, rupanya teman - teman mu sangat senang memberikan sebuah kejutan ya.

" Setiap kelompok diperbolehkan mengambil anggota dari adik kelas, sekelas maupun kelas lain lalu kakak kelas serta staff sekolah maupun para guru - guru. "

" Apa!? Pembagian macam apa itu!?. "

Ya.. itulah yang ingin aku lihat, wajah terkejut mu itu, tenang saja.. aku tetap menyukai wajah terkejut mu itu.

Pembagian seperti ini terkadang dapat merugikan beberapa pihak contoh nya seperti aku.

Maksud ku tipe seperti aku, suka menyendiri, tidak *hyperactive* lalu beberapa murid yang mempunyai masalah internal maupun eksternal terhadap teman - temannya, dipaksa menjadi kelompok murid yang suka membully mereka dan masih banyak lagi.

Itulah salah satu kerugian dari pembagian kelompok seperti ini, tapi para dewan guru tidak memperdulikan hal tersebut, kamp musim panas ini bagaikan wisata idaman bagi murid-murid yang bersinar layaknya matahari.

Aku tidak suka dengan hal ini, tidak ada kata tidak ikut dalam kamp musim panas kecuali jika mereka sakit dan ada hal penting yang harus dilakukan, dan itu harus disertai bukti yang konkret agar bisa terhindar dalam neraka ini, maksudku kamp musim panas ini.

" Jadi.. bagaimana pengalaman pertama mu saat kamp musim panas Arata-kun?. "

" Ah.. aku tidak mau mengingat penderitaan yang begitu nyata itu. "

" Sepertinya pengalaman pertama kamp musim panas mu tidak menyenangkan ya, lalu tahun ini.. apa kau sudah dapat kelompok? Aku dengar tahun kemarin kau sekelompok dengan para guru. "

Kau.. dapat darimana informasi itu Kuruna, Jangan - jangan teman - teman mu yang menceritakan pengalaman kamp musim panas mereka lalu tiba - tiba melenceng cerita tentang ku.

Dasar mereka…

" Aku belum yakin tentang hal itu, kemungkinan besar tahun yang lalu mungkin akan terulang lagi. "

Dengan melihat ke atas aku berkata seperti itu, itulah jawaban ku dari pertanyaan Kuruna.

" Oh… begitu ya. "

Ya - ya.. itu bagus Kuruna, kau mempercayai ku seutuhnya, kalau begitu..

Nice Arata..

Jangan pikir aku akan berkata 'oh ya, aku sudah dapat kelompok dengan isi anggota nya Sakayanagi-san dan juga adik kelas kita Yohiko Rina yang barusan beberapa hari kau kenali itu' itu tidak akan pernah aku katakan kepadanya.

Seperti yang kalian ketahui, aku sudah menyiapkan kebohongan ini, aku bersyukur bisa membohongi Kuruna.

" Maafkan aku ya Arata-kun. "

" Kenapa kau meminta maaf?. "

Saat ini pandangan ku tertuju ke arah Kuruna yang sedang membelakangi ku.

" Tahun ini aku tidak bisa menemanimu, tapi tahun depan pasti aku akan ikut, ya.. aku janji. "

Dia sepertinya sedikit menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa ikut, tapi mau bagaimana lagi, Kuruna mempunyai masalah penting yang harus dia urus, aku tidak mau menjadi seorang kekasih yang egois untuknya.

Ya.. setidaknya aku bisa memberikan nya sesuatu.

" Apa - apaan itu, kau tidak bisa ikut karena nenekmu sakit bukan? Jadi itu tidaklah masalah buatku, yang terpenting.... "

Aku pun mendekati Kuruna dan tangan kanan ku aku taruh di atas kepalanya lalu mengusap rambut hitam miliknya perlahan dan berkata.

" Kita akan bersenang-senang saat liburan musim panas nanti, tenang saja.. aku akan datang kesana dan menepati janji ku. "

Dengan wajah bahagia serta mata yang berkaca-kacanya itu dia tersenyum dan melihatku serta berkata..

" Ya.. terimakasih Arata-kun. "

" Sama - sama... "

Dan beginilah bagaimana cara aku menenangkan pikiran Kuruna, membuatnya merasa bersalah karena tidak ikut kamp musim panas justru itu malah membuatku dalam masalah.

Bagaimana jika teman - teman sekelas Kuruna berkata bahwa aku dan Sakayanagi-san satu kelompok? Tapi nasib baik aku belum mengajukan daftar kelompok milik ku, jadi bisa dibilang aku berada di zona aman kali ini.

Lalu saat kami berdua telah sampai di depan gerbang sekolah suara bel pertanda masuk pun berbunyi.

Ujian akhir semester SMA Hashigai, adalah termasuk ujian neraka bagi murid-murid sekolah ini.

Karena apa? Satu nilai buruk pada ujian mereka, mereka tidak bisa ikut dalam acara tahunan perjalanan kamp musim panas tersebut, kepala sekolah lah yang memberikan syarat ini kepada mereka semua.

Itu juga berlaku kepada dewan guru disekolah, jika mereka memiliki kesalahan sedikit saja dalam mengajar para guru tersebut tidak akan ikut dalam acara tahunan ini.

Dan mereka yang berhasil melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan pada musim semi kemarin, akan diberikan hadiah untuk ikut bersenang-senang dengan para murid yang lainnya.

Maka dari itu, progam sekolah kamp musim panas ini diwajibkan untuk ikut kedalamnya.

Terlebih lagi.. kamp musim panas ini katanya baru diadakan 3 sampai 4 tahunan yang lalu, berarti ini termasuk program sekolah yang masihlah baru.

Aku tidak tahu informasi jelasnya tapi aku dengar desas desus tentang kenapa pak kepala sekolah menggelar acara ini dengan dia mau mengeluarkan biaya yang begitu besar.

Penebusan dosa bisa dikatakan begitu, aku tidak tahu dosa apa yang telah dilakukan olehnya tapi yang jelas.. kekayaannya sungguh melimpah, padahal acara ini sudah terjadi 3 sampai 4 kali bukan? Tapi kenapa isi dompet pak kepala sekolah tidak habis?.

Tidak, sepertinya aku tidak perlu membahasnya tentang masalah ekonomi miliknya.

Seharusnya aku bisa saja membuat nilai ku jatuh dan tak ikut dalam acara kamp musim panas ini, tapi.. jika itu terjadi mungkin selama musim panas aku akan menghabiskan waktu diluar rumah karena Shiori, ya.. maksudku sepupu kami membuka kedai di pantai dan mereka kekurangan staff pekerja, jadi.. akulah yang dimintai tolong.

Dan juga tentang perbaikan nilai, maksudku kelas tambahan di musim panas. Ya… apapun itu aku jangan sampai masuk ke kelas tambahan tahun ini. Karena aku sudah janji kepada Kuruna untuk pergi dengannya di festival musim panas.

" Nee Kuruna… ayolah ikut kamp musim panasnya.. "

" Iya.. ayo ikut, kami akan kesepian tanpamu. "

" Ahaha… maaf ya teman-teman, aku tidak bisa bukan? Hora.. nenek ku sakit di kampung halaman ku, jadi aku tidak bisa ikut. "

" Geezz, baiklah kalau begitu. "

" Mau bagaimana lagi, Kalau begitu setelah nenekmu sembuh bagaimana kalau kita pergi jalan-jalan bersama?. "

" Ya.. itu ide bagus, sekali lagi maafkan aku ya teman-teman. "

" Tidak apa-apa, kalau begitu aku harus berdoa yang banyak agar Nenek Kuruna sembuh agar kita bisa menghabiskan waktu bersama. "

" Ahahaha… terima kasih. "

Hubungan baik Kuruna dengan teman-temannya membuat ku sangat senang. Aku harap mereka tidak akan pernah mengkhianati mu nanti.

" Kurugaya-san.. terima kasih telah meminjamkan ku catatan sejarah mu ya. "

" Ya.. tidak apa - apa, lagi pula saling membantu sangat menyenangkan bukan?. "

" Ya.. kau benar, jika ada apa - apa kau boleh meminta bantuan ku, aku akan sangat menghargainya jika kau meminta bantuan kepada ku. "

" Terimakasih Takagawa- kun. "

Ya.. mereka sangat dekat jika dilihat sekilas, mungkin beberapa orang akan berpikir bahwa ada hubungan tersembunyi antara Kuruna dan Takagawa si sialan itu, tapi yang jelas mereka semua tahu bahwa aku adalah kekasihnya Kuruna dan sedangkan mereka juga tahu kalau si Takagawa itu.. menyukai ketua kelas Sakayanagi-san.

" Katsuragi-kun.. "

Tiba - tiba aku mendengar suara pelan itu serta merasakan bahwa ada seseorang yang sedang menarik lengan baju ku dari belakang. Aku pun menoleh ke belakang dan mendapati Sakayanagi-san sedang duduk di bangku milik Kuruna.

Baiklah.. jika kau ingin membahas sesuatu bukankah waktunya tidak tepat? Apalagi sekarang kau sedang dimusuhi oleh seluruh perempuan yang ada di kelas, tidak.. maksudku seluruh perempuan yang menyukai Takagawa.

Jadi jangan menyeret ku kedalam masalah itu.

" Anu.. kau tidak bilang hal itu kepada Kuruna bukan?. "

Aku pun menghela napas setelah mendengar pertanyaan yang keluar dari mulutnya itu. Jadi itukah yang membuatmu gelisah? Ucapku dalam hati.

" Untuk apa aku memberitahu nya, mungkin hanya perlu menunggu waktu sehingga Kuruna bisa tahu apa masalah yang sedang terjadi dikelas, kau tahu kan mulut perempuan itu sangat menyeramkan jika mereka sedang membahas topik yang menyinggung orang. "

" Kau terlalu jahat Katsuragi-kun, mengatakan hal buruk seperti itu. "

Mau bagaimana lagi, itulah yang pernah dialami olehku, sebagai seseorang yang dulu sering membantu orang aku tidak pernah sekalipun mendengar tidak ada yang menggosipkan orang - orang yang telah aku bantu itu.

Dan yang jelas gosip itu tersebar luar karena mulut perempuan yang selalu menambah - nambahkan bumbu kebohongan agar itu terlihat lebih buruk.

Ya.. aku tidak pernah menyangkalnya kalau mulut mereka memang yang terburuk.

Yang paling penting adalah tidak ada teman SMP ku di sekolah ini, jika mereka ada disekolah ini maka mau tidak mau aku harus bersiap-siap untuk mengalami hal terburuk nya.

Ya.. itu adalah mereka semua yang ada disini akan tahu kebohongan besar yang membuat ku jadi seperti ini.

" Katsuragi-kun, apa kau dengar?. "

" Oh.. maafkan aku Sakayanagi-san, jadi ada apa lagi?. "

" Ini masalah tentang kelompok kamp musim panas, jadi.. apa kau sudah memberikan surat pengajuan kelompok kepada guru yang bertanggung jawab?. "

Oh.. soal itu, mungkin membicarakan ditempat ini rasanya agak tidak mengenakkan dan apalagi jika kita berdua saling berbicara seperti ini, ini bisa membuat seseorang salah paham tentang hubungan kita.

" Maaf Sakayanagi-san, aku lupa akan hal itu.. akan aku buat nanti. "

" Tidak perlu Katsuragi-kun, aku sudah membuat nya. "

Dia sungguh cekatan, tidak perlu terkejut dengan hal ini bukankah dia ketua kelas, jadi masalah kecil seperti ini sangatlah mudah untuk diselesaikan.

" Aku sudah berjaga-jaga kalau Katsuragi-kun belum membuat surat pengajuan nya. " Dia pun menunjukkan amplop yang sedang dipegangnya kepadaku

" Kalau begitu.. biar aku yang akan mengumpulkan nya untuk mu, aku tidak mau berhutang budi tentang masalah sepele seperti ini. "

" Tidak perlu, biar aku saja yang akan mengumpulkan nya. "

Tidak - tidak, alasan ku untuk mengumpulkan sendiri surat pengajuan tersebut adalah karena aku ingat betul anggota pertama dalam kelompok ini.

Ya.. itu adalah Kashiwagi Rina.

Tidak mungkin aku bilang, Sakayanagi-san tolong tuliskan nama Yohiko Rina di dalam surat pengajuan tersebut.

Aku tahu, ekspresi apa yang akan dia tunjukkan saat aku bilang seperti itu, dia pasti terkejut dan membuat seisi kelas menaruh perhatian kepada kami berdua.

Itu adalah yang terburuk.

" Aku memaksa Sakayanagi-san, biarkan aku yang mengumpulkan nya. "

Setelah aku berkata seperti itu dengan sedikit memaksanya, dia pun mulai berpikir sejenak lalu tidak perlu menunggu lama.

Dia pun mengiyakan permintaan egois ku.

" Kalau Katsuragi-kun bersikeras tentang hal ini, maka aku tidak akan menolaknya. "

Ini terlalu mudah, apakah dia tidak menaruh kecurigaannya kepada ku? Sepertinya tidak sama sekali, kalau begitu baguslah.

Masalah ini bisa diselesaikan dengan cepat.

" Terimakasih Sakayanagi-san. "

Aku pun diberi amplop olehnya lalu dengan cepat aku mengambil dan menaruhnya dibalik blazer ku dan bilang ke Sakayanagi-san dengan nada berbisik.

" Sakayanagi-san, tolong rahasiakan tentang ini.. aku tidak mau jadi perhatian kelas saat ini hingga ujian selesai, jadikan ini sebagai rahasia kita berdua. "

Mungkin Sakayanagi-san sudah tahu maksud dari perkataan ku tadi, dia pun mengangguk dengan tersenyum tipis akhirnya dia pergi keluar kelas.

Aku bisa menaruh kepercayaan kepada Sakayanagi-san tentang hal ini karena dia ketua kelas jadi aku bisa mempercayainya untuk merahasiakan hal ini.

Dan aku harap Kuruna bisa menerima apa yang akan aku dapatkan dari pengorbanan ku untuk menyelesaikan masalah si artis kembar Kashiwagi itu.

Ya.. aku hanya bisa berharap.

Lalu beberapa hari kemudian setelah ujian akhir semester selesai akhirnya liburan musim panas pun telah tiba.

Disertai banyaknya pekerjaan dan juga beberapa hal merepotkan, pada akhirnya kamp musim panas sekolah SMA Hashigai dimulai dengan terik panasnya matahari.