webnovel

Part 14: Kejar-Mengejar oleh Bandit Gunung

Setelah cahaya berkilauan memenuhi langit sebagai akibat dari telur mistis yang terbuka, Kael merasa penuh semangat dan harapan. Namun, tak lama setelah itu, situasi berubah drastis.

Saat Kael sedang mengamati hewan mistis yang baru saja lahir dari telur, dia mendengar suara gemuruh di kejauhan. Matahari sudah mulai terbenam, dan langit dipenuhi dengan cahaya oranye. Namun, kehadiran suara tersebut membuat hatinya merasa gelisah.

Tiba-tiba, sekelompok bandit gunung muncul dari balik pepohonan. Mereka berjumlah sekitar sepuluh orang, wajah mereka penuh dengan niat jahat. Salah satu dari mereka mengacungkan pedang ke arah Kael dan berkata dengan suara tajam, "Serahkan telur mistis itu, atau matilah!"

Kael merasa tertegun sejenak, namun kemudian ia mengumpulkan keberanian. Ia merasa bahwa telur tersebut memiliki potensi besar yang harus dilindungi. Dengan tegas, Kael berkata, "Aku tidak akan menyerahkannya begitu saja. Telur ini membawa makna dan potensi besar, dan aku tidak akan membiarkan kalian mengambilnya."

Bandit-bandit tersebut tertawa sinis, dan pemimpin mereka berkata dengan cemoohan, "Kau pikir kau bisa melawan kami? Kami adalah bandit-gunung yang lihai dalam pertempuran!"

Namun, Kael tidak terpengaruh oleh ancaman tersebut. Ia mengingat kata-kata hewan mistis dan suara lembut yang telah mengajarkannya tentang keberanian dan tumbuh melalui rintangan. Dengan hati yang berdetak kencang, Kael bersiap untuk menghadapi bandit-bandit tersebut.

Pertempuran pun dimulai. Kael berjuang dengan tekad dan kemauan untuk melindungi telur mistis. Meskipun ia tidak memiliki pengalaman bertempur, semangatnya yang kuat dan keyakinan pada tujuannya memberinya keberanian. Ia menggunakan lingkungan sekitar untuk keuntungannya, bergerak cepat dan cerdas.

Tapi bandit-bandit tersebut juga tidaklah lemah. Mereka memiliki pengalaman bertempur dan kelicikan mereka sendiri. Pertarungan pun menjadi semakin intens, dengan Kael yang berusaha sekuat tenaga untuk mengatasi setiap rintangan yang ditemuinya.

Kael teringat lagi akan kata-kata hewan mistis, tentang bagaimana setiap rintangan adalah peluang untuk tumbuh. Meskipun dalam situasi yang sulit, dia tahu bahwa ini adalah kesempatan untuk membuktikan keberanian dan ketekunannya.

Saat langit mulai gelap dan bintang-bintang muncul di langit, Kael terus berjuang tanpa kenal lelah. Setelah pertarungan yang panjang dan melelahkan, akhirnya bandit-bandit tersebut terdesak dan melarikan diri.

Setelah pertempuran dengan bandit-gunung, Kael merasa lega dan puas dengan kemenangan yang telah dicapainya. Ia duduk di bawah pohon, menatap telur mistis dengan perasaan haru. Telur itu tampak lebih bersinar dan berkilauan, seolah-olah merasakan kemenangan Kael.

Setelah melewati berbagai rintangan, Kael akhirnya merasa siap untuk mengungkapkan potensi sejati dari telur tersebut. Dengan penuh keyakinan, ia mengambil telur itu dengan lembut dan memulai ritual untuk membukanya. Setiap gerakan yang ia lakukan dipenuhi dengan kehati-hatian, karena ia merasa bahwa saat ini adalah momen yang penting.

Tak lama kemudian, telur itu mulai retak dan pecah dengan perlahan. Dari dalamnya, keluarlah cahaya yang terang dan begitu memukau. Ternyata, telur tersebut telah menetas, mengungkapkan makhluk mistis yang ada di dalamnya. Namun, makhluk tersebut masih terlihat sangat muda dan rapuh.

Kael tersenyum melihat makhluk itu. Ia merasa terharu melihat makhluk yang telah ia lindungi begitu lama akhirnya hadir di dunia ini. Makhluk itu memiliki bulu berwarna-warni yang gemerlap dan mata yang penuh dengan keceriaan.

"Dengarlah, teman," kata Kael dengan suara lembut. "Kau adalah hasil dari perjuanganku dan juga milik alam ini. Aku akan melindungimu dan membantumu tumbuh dengan baik."

Makhluk itu menatap Kael dengan mata penuh perasaan. Meskipun masih muda, tampaknya ia mengerti kata-kata Kael. Ada ikatan yang langsung terbentuk antara mereka berdua, seolah-olah mereka saling mengerti tanpa kata-kata.

Namun, saat Kael mencoba berkomunikasi lebih jauh dengan makhluk tersebut, ia menyadari bahwa kemampuan makhluk itu masih dalam tahap awal. Makhluk itu belum dapat berbicara atau mengungkapkan diri sepenuhnya. Meskipun begitu, Kael merasa bahwa ada potensi besar yang tersembunyi di dalamnya.

Kael memutuskan untuk memberikan waktu dan perhatian lebih pada makhluk tersebut. Ia tahu bahwa proses pertumbuhan tidaklah instan, dan bahwa makhluk itu akan tumbuh dan berkembang seiring waktu. Kael merasa bahagia dan terhormat menjadi bagian dari perjalanan makhluk tersebut.