webnovel

03 Re:

Setiap hari berjalan seperti biasa sampai hari Aryon Bryce tiba, hari Aryon merupakan sebuah festival atau hari perayaan untuk memperingati saat seorang anak kecil menjadi dewasa.

Di dunia ini seseorang sudah dianggap dewasa saat mereka berusia lima tahun, mereka mulai bekerja sebagai seorang murid, mereka mulai belajar untuk melakukan perkejaan yang dilakukan orang tua mereka, untuk Bryce dia menjadi murid ayah untuk menjadi seorang petani. Dia akan mewarisi ladang gandum milik ayah.

Untukku?, Mereka bilang aku bisa mendapat bagian perkebunan meski tidak sebesar perkebunan Bryce namun aku rasa aku akan menolaknya, impianku masih berhubungan dengan penyihir atau kesatria.

Demi mewujudkan impian itu aku memutuskan setelah hari Aryonku tiba, aku akan belajar dibawah bimbingan seorang pemburu dan menggunakan waktu luangku belajar di perpustakaan, setelah aku berusia sepuluh tahun aku akan menjadi petualang untuk mengumpulkan pencapaian dan pretasi yang didedikasikan untuk kerajaan, dengan begitu aku akan menjadi penyihir atau kesatria. Aku harap aku bisa bekerja di istana, aku ingin melihat seorang putri kerajaan yang sesungguhnya dan bukan seorang putri cosplay.

Yup aku akan berusaha mewujudkannya, perjalananku masih panjang.

Daaaan empat tahun berlalu, kini aku berusia tahun.

Hari Aryonku akan berlangsung besok kar-.

Kenapa alur ceritanya jadi cepat?, Apa yang terjadi selama empat tahun terakhir?.

Well.. kalian tidak ingin mendengar cerita kehidupan bayi yang membosankan benarkan?. Karena itu sekarang aku bersiap untuk hari Aryon-ku yang akan berlangsung besok.

"apa kau yakin tidak ingin menjadi petani estra?"

Tanya ayah dengan sedih saat aku mencoba baju Aryonku.

"ya ayah, impianku menjadi seorang penyihir atau kesatria karena itu untuk sekarang aku ingin menjadi murid paman draco"

"menjadi seorang penyihir kesatria akan sangat sulit untuk rakyat biasa seperti kita"

"aku tahu, namun aku ingin mencobanya sebelum menyerah, dan jika aku gagal aku masih bisa menjadi seorang pemburu"

"tapi-"

"sudah, biarkan saja dia melakukan apa yang dia inginkan, sebagai orang tua bukankah tugas kita untuk mendukungnya"

Kata ibu dengan senyum setalah dia keluar dari dapur.

"aku mengerti, aku hanya ingin memastikan apa dia punya kemampuan untuk menjadi pemburu atau menjadi seorang penyihir atau kesatria seperti impiannya"

"paman draco bilang aku cukup mahir menggunakan panah dan pedang, dia yakin aku akan menjadi pemburu yang baik, meski dia tidak tahu apa aku bisa menjadi penyihir atau kesatria"

"ibu selalu mengira jika kau ingin menjadi penyanyi"

"itu dia, ide yang bagus, menjadi penyanyi lebih mudah daripada menjadi penyihir atau kesatria, terlebih lagi kau memiliki suara yang bagus"

"menyanyi adalah hobiku aku tidak ingin hidup dengan bernyanyi"

"kau seharusnya menjadi petani sepertiku"

"aku tidak yakin aku bisa menjadi petani yang baik"

Mendengar apa yang aku katakan Bryce menggerakkan pundaknya menyerah, setelah itu ayah tidak lagi membujukku menjadi petani, sebelum diam dia bilang jika aku gagal menjadi pemburu dia akan mengajariku bertani.

Pagi datang, setelah selesai bersiap kami pergi menuju plaza kecil didekat rumah, plaza ini biasanya menjadi tempat aku bermain bersama kakak dan teman temanku saat kami memiliki waktu luang namun sekarang plaza kecil ini di penuhi oleh para orang dewasa dan anak mereka yang sedang merayakan hari Aryon.

Dari plaza kecil kami semua berjalan menuju gereja untuk mendapatkan berkat dari dewi cahaya Mirabelle, Di sepanjang jalan orang orang melangkah dengan gembira, mereka tertawa, tersenym, menari dan menari untuk memeriahkan hari ini, apa yang aku lihat sekarang mengingatkan aku pada film lama dari in*ia.

Tidak ingin kalah dari para penduduk untuk memeriahkan hari ini jalanan menuju gereja di penuhi oleh hiasan hiasan menarik, bendera kecil berbagai macam warna, puluhan jenis rangkaian bunga, semua hiasan itu memunjukkan hari ini adalah hari istimewa. Tidak hanya itu banyak stan penjual makanan, banyak penyanyi dan pertunjukan jalanan ikut serta untuk memeriahkan hari Aryon.

Menerima berkat di gereja membuat kami akan di akui sebagai orang dewasa.

Untuk mendapatkan berkat, kami, para anak anak mengantri didepan sebuah altar, seorang pendeta akan melakukan sebuah ritual untuk memberkati kami.

Kami hanya perlu berlutut memejamkan mata dengan telapak tangan bergabung di depan dada, dalam keadaan itu kami mengucapkan sebuah doa persembahan pada dewi cahaya Mariabelle, di saat yang sama sang pendeta juga mengunacakan doa, selesai berdoa pendeta akan meletakkan tangan kanannya di atas kepala kami, apa yang dia lakukan memunculkan cahaya orange yang akan menyelimuti kami, cahaya itu merupakan berkat dari dewi cahaya Mariabelle, saat cahaya itu hilang kami resmi menjadi orang dewasa, dengan begitu hari Aryon kami selesai.

Aku melihat isi gereja saat berada dalam antrian, tempat ini di penuhi orang dan mereka semua sangat bahagia, penuh senyuman dan suka cita, melihat ke sana kemari aku menemukan satu benda yang menarik perhatianku.

Benda itu adalah sebuah pin rambut.

Sebuah pin rambut yang membangkitkan rasa nostalgia, memiliki bentuk yang terdiri dari tiga buah daun hijau yang disatukan dengan sebuah permata biru berbentuk bunga dibagikan bawah, tepi daun dain itu dibalut oleh benang perak, singkat kata pin rambut itu sangat indah.

Pin rambut itu mengingatkan aku pada Crestia tokoh utama dalam game Your Love Came When Winter End yang pernah aku mainkan. Teringat dengan namanya, aku melihat pemakai pin rambut itu, anak perempuan berusia sekitar empat tahun, memiliki rambut emas bergelombang, mata merahnya cahaya dipenuhi perasaan bahagia, bibir imut kecilnya membentuk sebuah senyum manis, untuk wajah dia bisa di bilang imut.

Hmm.. sedikit mengejutkan dia memiliki ciri-ciri yang sama dengan Crestia yang aku ingat, sayang karena dia masih anak anak aku tidak bisa memastikan dia adalah Crestia.

Mungkin ini hanya sebuah kebetulan.

"estra maju ke depan"

Karena aku terlalu fokus memikirkan anak perempuan itu antrian di depanku sudah kosong, aku baru sadar setelah pendeta menyuruhku untuk maju ke depan.

Anak perempuan itu membuat hatiku tidak tenang, jika ini hanya sebuah kebetulan aku ingin melupakannya, tapi jauh didalam hatiku aku ingin memastikan siapa sebenarnya anak perempuan itu. Aku akan bertanya siapa nama anak perempuan itu nanti, sekarang aku harus berkonsentrasi pada ritual Aryonku.